Perasaan Aneh

4 0 0
                                    

"Perasaan ini sangat menggangguku, kenapa bayangan wajahnya terus terlintas dalam pikiranku?"

.
.
.
.
.
.
.

Happy Reading

Selepas membuat jadwal janji temu, Reyhan segera memberikannya pada Abel yang masih berada di luar ruangan. Sebelum memberikan, dia melirik sekilas ke arah Alsya yang bercengkrama dengan pasiennya.

"Abel, ini sudah saya buatkan jadwal untuk janji temu."

Reyhan kembali melirik ke arah Alsya, tanpa disadari, Alsya juga melihat ke arahnya. Tatapan mereka beradu beberapa detik, setelahnya saling memalingkan.

"Oh iya, Dok. Terima kasih."

Karena penasaran dengan gadis yang berada di samping Abel, Reyhan memberanikan diri bertanya kepada Abel. "Oh iya, teman di samping kamu itu, namanya siapa?"

"Namanya Alsya, Dok. Dia keponakan saya."

Ternyata keponakan Abel? Manis, batinnya disertai senyuman kecil, bahkan saking kecilnya, tidak ada yang menyadarinya.

"Cantik," gumamnya pelan lantas pergi begitu saja.

Reyhan sendiri tidak tahu apa yang terjadi padanya. Saat pertama kali bertemu dengan Alsya, dia merasa ada yang berbeda darinya. Entah apa yang berbeda, hatinya pun juga merasakan aneh. Berdebar kencang, apalagi mata hazelnya itu. Semenjak hari itu, pikirannya pun dipenuhi dengan sosok Alsya.

Apa saya sudah memiliki perasaan, kepadanya? Perasaan sejak pertama kali bertemu? Ya Rabb, kasih hamba petunjuk, serta jalan jika memang dia yang terbaik untuk hamba, hamba tidak mau memikirkan seseorang yang belum halal bagi hamba, doa dalam sujud malamnya.

***

Hari ini, Syifa sedang disibukkan dengan dapur. Mengingat sang kakak serta sahabatnya akan berkunjung ke sini, membuat Syifa harus menyiapkan makanan untuk mereka. Sudah lama Fajar dan Anggra tidak ditemuinya, terhitung semenjak sang umi meninggalkannya 1 tahun yang lalu. Sejak di hari itu, Fajar dan Anggra memutuskan untuk pindah rumah.

Tapi sang mertua tidak mengizinkan, jadinya Fajar memilih tinggal di rumah sang mertua, karena mengingat Anggra anak satu-satunya.

"Bun, besok Paman Fajar dan Tante Anggra menginap di sini, kan?"

"Iya."

"Asik nih."

"Asik gimana sih, Kak? Malas aku, ketemu sama Kak Citra lagi."

"Iqbal, jangan bilang begitu!" tegur Syifa.

"Tahu nih anak. Makanya kalau nggak mau males itu jangan suka berantem mulu sama Kak Citra."

"Serah, dong," tukas Iqbal meninggalkan dapur dengan Mambawa jus melon di tangannya.

"Dasar, Adik nggak tahu diri!"

"Alsyaaa!" tegas Syifa.

"Hehe." Alsya hanya menunjukkan cengiran khas dengan jari yang membentuk peace.

***

Terik mentari begitu menyengat, sampai-sampai kulit pun terasa terbakar. Teringat bercucuran di balik hijab. Alsya benar-benar gerah, dibuatnya. Apalagi jarak kampus masih jauh. Awalnya Alsya sudah memesan ojek online, tapi entah kenapa tiba-tiba ditolak. Ban mobilnya pun juga tiba-tiba bocor. Akhirnya dengan paksaan Alsya menunggu di halte bus, dan lagi-lagi dia dibuat kecewa karena bis sudah penuh.

Sincerely Love Alsya (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang