Bab 8 - Pergaulan Bebas

824 21 1
                                    

Mulai hari itu, Sara kecanduan pergi club malam. Pekerjaannya di toko tetap terlaksana dan sejauh ini aman-aman saja. Pulang dari toko dia akan siap-siap pergi club bersama Gia yang dengan setia menjemput. Toleransi alkoholnya pun perlahan mulai meningkat, dari yang hanya 2-5% kini hampir mencapai 20%.

Pengaruh Gia sepertinya sangat berdampak baginya.

Circle pertemanan Gia pun juga sudah resmi menjadi circlenya. Sara sering di jalan bareng dan bersyukurnya mereka tidak memandang Sara sebelah mata saat tahu siapa dirinya. Justru mereka welcome dan terlihat sangat akrab satu sama lain.

Namun ada satu fakta lagi yang Sara ketahui selama mereka sering hangout bareng. Gia dan Rena ternyata sugar baby. Mereka berdua merupakan simpanan om-om. Kekayaan mereka ternyata bukan sepenuhnya dari orangtua, tapi dari om-om yang selama ini Sara kira itu adalah Papa mereka. Sara baru tahu ini kemarin ketika tidak sengaja dia mendengar Gia memanggil om-om di club dengan panggilan sayang. Sikap Gia pun tidak mencerminkan seorang anak, ketika tiba-tiba dia menyosor bibir pria tua itu. Begitu pun dengan Rena yang tidak jauh berbeda dengan sikap Gia.

Itu semua hasil tebak-tebakan Sara sendiri. Dia belum bisa memastikan secara resmi atas pernyataan itu. Sara cukup diam dan membaca situasi. Seperti malam ini. Ketika semua sibuk dengan sugar daddy mereka, Sara sendiri sibuk minum wine ditemani teman cowoknya dua orang. Bernama Gandi dan Reno.

Jadi dalam pertemanan itu ada lima orang. Sara, Gia, Rena, Gandi dan Reno. Jika Gia dan Rena sibuk dengan om-omnya, maka Sara akan sibuk merecoki Gandi dan Reno dengan memaksa dua cowok itu berada di sisinya selama Sara minum.

“Ra, gue mau cari cewe. Bukan malah jagain lo disini,” gerutu Gandi yang merasa waktu luangnya tidak bebas malam ini.

“Iya, Ra. Gue juga mau nyari cewe. Lo kalau gak mau di apa-apain mending diem bae di kosan. Jangan ke tempat kek gini,” Reno ikut menimpali.

“Halah, alasan aja kalian nyari cewe. Bilang aja mau nyari tante-tante girang kan?” sanggah Sara tajam.

Gandi dan Reno nyengir lebar. Mereka berdua ini memang pecinta tante-tante, jadi jangan heran kenapa mereka tidak bernafsu ketika melihat gadis remaja seperti Sara, ya karena mereka sukanya janda.

Pertemanan Sara sangat komplit, yang cewek-cewek sukanya sama om-om berduit sedangkan cowok-cowok sukanya tante-tante. Hanya Sara seorang yang normal disini. Bukan maksud teman-temannya tidak normal karena menyukai yang tua-tua, tapi itu hanya pendapat Sara. Dia masih tabu akan hal itu.

“Pokoknya malam ini kalian gue larang ons sebelum Gia sama Rena balik kesini,” tambah Sara.

Gandi dan Reno menepuk jidat dan menatap Sara penuh horor. Mereka tidak menyangka akan di sandera oleh Sara gara-gara kelakuan sahabatnya dua orang itu.

Apes, dah!

OoO

Karena Gia sudah mabuk dan sedang tidak sadarkan diri di sebuah kamar yang tersedia, akhirnya Sara memaksa Gandi yang masih memiliki kesadaran untuk mengantarnya pulang.

“Ndi, anterin gue pulang.. hikk,” Sara berucap sembari cegukan. Dia berdiri sempoyongan.

“Gak. Suruh Gia aja sana,” tukas Gandi asik menikmati minumannya.

Naughty WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang