Hari kelulusan Sara akhirnya terlaksana hari ini. Pagi tadi acara berlangsung hikmat dan berjalan lancar di sebuah aula universitasnya. Sara akhirnya resmi bergelar sarjana dengan nilai tertinggi. Tentu bangga akan prestasinya selama empat tahun menempuh pendidikan.
Maka untuk merayakan gelarnya, Sara dan kawan-kawan mengadakan party kecil-kecilan di club malam. Pun berita mengejutkan datang dari Sara yang akan mengikuti jejak Gia dan Rena.
Malam ini Sara tampil dengan sosok yang berbeda. Jauh lebih menggairahkan dan menggoda. Rencana Sara untuk perayaan ini adalah bercinta. Setelah sebulan merenung dan belajar bagaimana memuaskan pasangan akhirnya dia memutuskan hari ini juga harus terlaksana.
Entah pria mana pun yang Madam Tenar pilihkan akan Sara terima. Tua, muda sama saja. Yang penting bercinta malam ini. Ada pun opsi kedua jika Madam Tenar gagal memberinya pasangan, yaitu dia akan mencari sendiri dengan serampangan nanti di bar.
Sepertinya Sara benar-benar berubah menjadi perempuan liar dan nakal. Pergaulan Gia sangat memberikan efek besar bagi Sara.
“Sara, kamu di panggil Madam Tenar,” ucap Gia.
Sara yang tengah merias sedikit wajahnya agar tidak terlalu pucat pun mengerutkan kening di balik cermin. Dia heran kenapa Madam Tenar selaku penguasa di rumah bordil ini memanggilnya.
“Di mana?” tanyanya kemudian menyelesaikan riasan wajahnya dengan sedikit sentuhan pelembab bibir.
“Ada di ruangannya,” jawab Gia.
Sara cukup mengangguk sekali lalu berdiri merapikan pakaian serba kekurangan di tubuhnya. Gaun hitam dengan hanya memiliki seutas tali sebagai penyangga di tengkuk. Gaun yang di pakainya hanya mampu menutupi sebagian dada sampai setengah paha, sementara punggung kini sudah terekspose panjang sampai pinggul.
“Aku pergi dulu. Bye!” Sara kemudian melenggang santai keluar ruangan dan menyusuri lorong-lorong menuju ruangan ibu boss terkasih.
“Sara!” seru Madam Tenar begitu Sara menampakkan diri di ruangannya. Dia melambaikan tangannya menyuruh Sara mendekat.
“Ada apa, Madam?” tanyanya ketika sudah berdiri di dekat Madam Tenar.
“Ada yang sudah menyewamu malam ini,” ujar Madam Tenar dengan pancaran wajah berbinar.
Sara terkejut bukan main mendapat kabar—entah kabar bahagia atau buruk. Namun dia tersenyum senang mendengarnya. Berpikir rencana malam ini akan memberikan kenangan indah.
“Siapa pria hidung belang yang rela merogoh kocek banyak buat nyewa aku, Madam?”
“Tentu, dia adalah pria kaya. Harusnya kamu beruntung ada pria yang rela mengeluarkan uang sebanyak itu hanya perempuan sepertimu,” ungkap Madam sinis.
“Perempuan sepertiku?” beo Sara merasa tersinggung. “Emang aku perempuan seperti apa, sampai Madam menyebutku begitu?”
Madam Tenar mendengus dengan mata menilai pada Sara. “Hanya perempuan tidak punya pengalaman tapi berani mematok harga ratusan juta cuma semalam. Siapa lagi kalau bukan kamu!”
Sara terkekeh sebelum melipat kedua lengan di depan dada. “Bukan kah justru aku perempuan beruntung karena hanya aku yang bisa memberi setoran sebanyak itu pada Madam?”
“Harusnya Madam mengerti, aku masih gadis polos. Tentunya harus mendapat harga tinggi untuk mendapatkan serviceku,” lanjutnya bangga.
“Itu menurutmu. Standar di sini, siapa yang paling berpengalaman dengan service terbaik justru mendapat harga tinggi,” Madam Tenar memandang Sara penuh penghakiman. “Pria menyewa wanita penghibur karena ingin di puaskan, bukan sebaliknya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Naughty Wife
RomanceTidak ada pernikahan yang sempurna. Begitu pula dengan pernikahan Sara dengan Sakti. Meski sudah menikah hampir delapan tahun, nyatanya masih banyak hal yang belum mereka ketahui dari pasangan. Mungkin lain cerita kalau mereka tinggal satu atap. T...