Penemuan batu safir

243 7 1
                                    

Penemuan batu safir.

Perjalanan di mulai dari jalur landai dengan perkebunan penduduk di sisi kanan dan kirinya. Mereka masih bisa melihat beberapa rumah milik warga yang berada di pinggir jalur, Kemudian jalur sedikit menanjak menuju jalan setapak, dan melipir ke lereng Bukit.

Dengan Agung sebagai Leader atau pemimpin kelompok di ikuti oleh Firman kemudian Jaka dan Rendi sebagai sweeper.

Mereka menikmati perjalanan dengan udara sejuk khas pegunungan.

Satu jam mereka berjalan akhirnya mereka sampai di pos 1, mereka beristirahat sebentar sekedar untuk menyalakan sebatang rokok dan melepas dahaga.

"Udah lama ga muncak, jalan segini aja udah berasa kaki."
Ujar Rendi, yang memang jarang berolahraga, ketika hari liburpun dia lebih memilih untuk rebahan dan bermain game.

"Kirain kaki gua doang yang ga bersahabat."
Ujar Jaka sembari duduk selonjoran di sisi Rendi, diikuti oleh Agung dan Firman sambil meluruskan kaki mereka.

Mengingat belum ada makanan yang masuk perut sejak pagi tadi, Akhirnya mereka memutuskan untuk memakan cemilan dan roti yang di beli Jaka di pasar, sewaktu dia menunggu Agung dan Rendi berbelanja.

Lima belas menit sudah cukup untuk mereka melepas penat dan mengganjal perut mereka masing masing.

Sebelum memulai perjalanan Firman berniat untuk buang air kecil di wc yang tersedia di pos satu.

Namun saat ia hendak masuk ke dalam wc, ujung matanya melihat seperti ada yang mengawasinya.

Sontak ia kaget dan langsung menengok ke arah tersebut, namun dia tak bisa memastikan karna kejadiannya hanya beberapa detik dan orang tersebut langsung menghilang di balik pohon.

"Kenapa orang itu mirip seperti kakek kakek yang tadi di pasar ya?. tapi kok penampilan nya beda? lebih bersih dan lebih rapih, ah semoga aja cuma halusinasi gua doang."
Ujarnya dalam hati.

Firman hanya bergidik ngeri dan langsung masuk ke dalam wc dan menyelesaikan niatnya, ia pun segera keluar meninggalkan wc untuk kembali bergabung dengan teman temannya.

Firman tak menceritakan apapun kepada teman temannya tentang apa yang ia lihat, Dan lebih memilih untuk mengajak mereka melanjutkan perjalanan.

kemudian mereka melanjutkan perjalanan dengan posisi seperti semula.

Jalur dari pos satu menuju ke pos dua masih terbilang landai, dan hanya butuh waktu sekitar empat puluh menit untuk sampai di pos dua, disini mereka tak beristirahat dan memilih melanjutkan perjalanan menuju pos tiga.

Mereka menikmati perjalanan dengan saling bersenda gurau agar perjalanan tak terlalu terasa lelah.

di tengah perjalanan menuju pos tiga, tiba tiba Jaka meminta izin untuk buang air kecil.

"Gung gua kebelet nih, tungguin ya."
Ujar Jaka, ia berlalu menuju semak semak dengan dua pohon di sisi kanan dan kirinya, bahkan lebih mirip seperti gapura karna ukuran keduanya yang cenderung sama.

"Oh oke jak."
Agung dan kedua temannya berhenti dan duduk di pinggir jalur untuk menunggu Jaka sembari istirahat.

"Semoga aja ada kelompok lain yang naik hari ini, biar ga cuma kelompok kita doang yang muncak malam ini."
Ujar Firman mengingat hanya tinggal dua kelompok yang masih di atas dengan estimasi turun nanti sore.

"Iya nih gua juga mikir gitu."
Timpal Rendi.

"Pasti ada yang naik ko, tenang aja biasanya weekend kan rame."
Ujar Agung meyakinkan.

Sementara itu di balik semak Jaka sudah selesai menunaikan hajat nya dan bergegas kembali menghampiri teman nya, namun saat ia telah berjalan beberapa langkah, ujung matanya tak sengaja melihat benda yang berkilau karena pantulan sinar matahari.

Pendakian Malam Satu SuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang