Nasib Jaka.

154 7 1
                                    

Nasib Jaka.

"Sekarang kalian cepatlah menuju tenda, persiapkan semuanya sematang mungkin. Jangan lupa isi perut kalian terlebih dahulu, perjalanan lumayan jauh dan memerlukan tenaga serta pikiran ekstra untuk sampai kesana. Saya akan tunggu kalian disini."
Ujar kakek Panca.

"Baik kek."
Jawab ketiganya bersamaan.

Mereka bergegas meninggalkan kakek panca, secepat mungkin mereka harus sampai ke tenda.

Menurut penuturan kakek Panca, saat Agung menyuruh Jaka mengembalikan kalung safir itu, Jaka hanya berpura pura mengembalikannya. Dan dia kemudian memasukan nya ke dalam kantong celananya.

Dan itu adalah sebuah kesalahan fatal. Pasalnya kalung tersebut adalah kalung yang akan di jadikan persembahan untuk leluhur, oleh para makhluk penghuni gunung ini.

Setiap malam satu suro mereka akan melakukan ritual persembahan untuk para leluhur agar kekuatan mereka bertambah.

Namun dengan lancangnya Jaka mengambil kalung itu dan sebagai balasannya Jaka akan dijadikan tumbal tambahan oleh mereka.

"Gua udah bilang sama Jaka jangan ambil itu kalung, masih aja di embat."
Ujar Agung sembari berjalan tergesa-gesa.

"Gua juga ga nyangka kalo dia nekat ngambil itu kalung, gua kira waktu lu nyuruh dia buat balikin itu kalung semuanya udah beres."
Jawab Rendi.

"Mungkin ga kalo waktu dia jatoh ke jurang ada kaitannya sama itu kalung?."
Tanya Agung penasaran.

"Nah gua juga mikirnya gitu kan, pantesan abis kejadian itu dia berubah jadi pendiem. Mungkin dia udah ngerasa ada yang ga beres."
Jawab Rendi lagi.

"Tapi kita harus tetep bantuin dia, biar gimanapun juga kan kita yang ngajak dia buat nginjen gunung ini."
Ujar Agung.

Firman? dia masih berjalan dengan diam. Lagi lagi perasaan bersalah menghantuinya, walaupun tak semuanya salah Firman Jaka hilang karena kesalahannya sendiri. Belum lagi perihal kakek Panca yang misterius memenuhi pikirannya.

Sesampainya di tenda mereka segera memasak makanan instan agar tak memakan banyak waktu.

Untung nya nasi sudah matang sejak sebelum mereka mencari Jaka ke hutan.

Rendi membongkar kembali tenda setengah jadi yang ia bangun tadi, lalu memasukannya ke dalam tas kariernya.

Ketiganya makan dengan cepat dan segera merapihkan kembali peralatan makannya.

Mereka tidak akan membawa semua barang bawaan. Hanya barang yang dianggap perlu saja yang mereka bawa dan sisanya mereka tinggal di Ranu Kumbolo.

Mereka membawa senter cadangan, obat obatan serta makanan dan minuman instan. Tak lupa mereka membawa jas hujan untuk berjaga jaga.

"Oke semua barang udah siap, kita cuma bawa satu tas dan nanti bawanya ganti gantian."
Perintah Agung.

Firman dan Rendi hanya mengangguk mengiyakan, tanda mereka siap memulai perjalanan.

Agung melirik jam di pergelangan tangannya, waktu saat ini menunjukkan pukul 19:30. Itu tandanya mereka hanya punya waktu 4 jam 30menit untuk menyelamatkan Jaka.

Mereka kembali berjalan memasuki hutan untuk menemui kakek Panca, benar saja dari kejauhan kakek kakek itu sudah menunggu mereka, ia duduk di akar pohon ditemani kepulan asap rokok dari mulutnya.

"Eh lu pada yakin kalo dia manusia?."
Tanya Rendi berbisik.

"Sebenernya gua juga gatau Ren, tapi kakinya napak tanah."
Jawan Firman asal.

Pendakian Malam Satu SuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang