Kakek Panca.

151 7 1
                                    

Kakek Panca.

"Gung tolongin Jaka."
Teriak Firman panik, ia berlari menghampiri Agung dan Rendi dengan nafas memburu dan wajah pucah khas orang ketakukan.

Rendi yang sedang memasak pun sontak berhenti kala melihat Firman yang berlari kencang dan ketakutan. Tak kalah kaget, Rendi yang sedang mendirikan tenda pun meninggalkan pekerjaannya.

"Lau ngapa man? mana si Jaka?."
Tanya Agung ikut panik.

"Gua ketemu setan dan Jaka pingsan di hutan."
Jawab Firman sembari mengacak ngacak rambutnya.

"Lah kocak kok bisa, wah ga beres ini."
Tanya Rendi dan Agung bersamaan sembari membelalakkan matanya.

"Gua ga bisa jelasin sekarang, intinya lu pada bantuin gua ngambil Jaka. Gua takut dia ngapa ngapa."
Ujar Firman putus asa.

"Lah ngapa lu ninggalin dia sendiri man?."
Tanya Rendi menekankan pertanyaan.

"Lah lu pikir gua berani cogg???, udah ayo ah."
Jawab Firman sembari menarik narik lengan teman temannya.

Tak ingin membuang waktu, Firman menarik lengan teman temannya tersebut, dipikirannya saat ini hanya ada Jaka, ia khawatir dan merasa bersalah karena meninggalkan Jaka sendirian di hutan.

Mereka bertiga berlari mengikuti Firman dan masuk ke dalam hutan. Kini hari mulai gelap dan mereka tak sempat membawa headlamp, mereka hanya bisa mengandalkan cahaya malam.

Dengan keadaan gelap seperti itu, sangat sulit bagi mereka untuk menemukan tempat Jaka pingsan.

"Lu yakin ini jalannya man? gajelas gini jalannya."
Tanya Rendi waswas.

"Iya ren gua masih inget ini jalannya."
Jawab Firman.

"Itu di depan situ Gung, Ren."
Ujar Firman menunjuk tempat dimana ia bertemu dengan makhluk menyeramkan tadi.

"Tadi Jaka pingsan disini Gung, gua inget banget. Lu liat ni kayu bakar yang gua kumpulin berdua, tapi kemana si Jaka ko gada?."
Ujar Firman panik saat tak menemukan Jaka di tempatnya.

Mereka terus menoleh ke sembarang arah berharap bisa melihat keberadaan Jaka, namun nihil karena hutan yang lumayan lebat juga jarak pandang yang terbatas begitu menyulitkan mereka.

Kepanikan yang mereka rasakan kini bertambah.

Ada rasa menyesal di hati Firman karena meninggalkan Jaka sendirian, tapi ia tak punya pilihan lain saat itu.

Kini mereka mulai berteriak memanggil Jaka, sembari terus menyusuri hutan berharap ada jawaban dari temannya tersebut. Tapi nihil, tak ada jawaban apapun yang mereka dengar.

"Kita ga bisa cari Jaka dalam keadaan gelap kaya gini, mending kita balik dulu ke tenda, kita ambil headlamp abis itu kita balik lagi kesini, siapa tau Jaka tadi udah sadar dan udah balik ke tenda."
Ujar Agung.

"Bener kata Agung, lagian kita ga boleh terlalu jauh masuk ke hutan nih, takutnya malah nyasar."
Timpal Rendi.

Firman yang masih panik hanya bisa mengikuti saran teman temannya.

Mereka berbalik arah meninggalkan hutan menuju tenda.

Ada sebuah harapan kecil di hati Firman, berharap Jaka sudah sampai di tenda saat mereka sampai.

Sampai di tenda mereka tak menemukan Jaka dan disana hati mereka kembali mencelos.

Namun tak ingin berhenti sampai disana, kini mereka mulai mengumpulkan barang yang akan mereka bawa untuk mencari Jaka.

Headlamp dan belati kecil mereka bawa, tak lupa sebotol air minum untuk berjaga jaga jika mereka menemukan Jaka. Sudah pasti Jaka kan membutuhkannya.

Sebelum memulai perjalanan mencari Jaka, mereka berdoa terlebih dahulu meminta keselamatan kepada sang kuasa dan kemudahan untuk menemukan temannya.

Pendakian Malam Satu SuroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang