chapter 4

95 7 0
                                    

TYPO KOMEN 😡

Arya memang sengaja menyuruh teman - teman qilla pulang duluan supaya dirinya bisa mengantar qilla ke rumahnya, Arya ingin tau dimana alamat rumah qilla, sehingga dia bersama orang tuanya besok bisa mengunjungi rumah qilla.

Setelah beberapa menit Arya sampailah di rumah qilla.
" Itu rumahnya "
Tunjuk qilla kepada Arya, supaya Arya dapat menghentikan motornya

Setelah mendapat aba - aba dari qilla, Arya menghentikan motornya, dan qilla langsung saja turun, tetapi qilla merasa takut untuk turun, karena jujur saja dirinya belum pernah menaiki motor yang begini, walaupun Sandra mempunyai motor yang seperti ini, dirinya dijemput oleh Sandra hanya menggunakan motor Scoopy saja tidak dengan motor ini.

" Kenapa? "
Tanya Arya yang merasa qilla masih duduk saja di belakang dirinya

" Emmmm.... Gw takut turunnya, gimana ini turunnya? Tinggi banget lagi "
Ucap qilla yang melihat ke bawah

Akhirnya Arya menurunkan penampang keretanya, sehingga mempermudah qilla untuk turun dari keretanya. Setelah qilla rasa tidak terlalu tinggi dirinya turun dengan pelan - pelan, sambil memegang bahu Arya. Arya sih no problem di pegang cewek manapun, dia udah sering ngantar Isyana, jadi udah gak asing lagi disentuh cewek, tapi qilla menyentuhnya gak sengaja just sebagai penampang dirinya saja biar gak jatuh.

Setelah qilla turun dari motor Arya, dirinya memberikan kembali jaket Arya tadi

" Ini jaketnya, makasih atas semua yang telah Lo lakuin malam ini, and maaf kalau udah ngerepotin "
Ucap qilla sebelum dirinya memasuki rumah

" Iya "
Jawab Arya singkat aja. Qilla tau bahwa Arya ini dikenal dingin bangeeetttt bahkan sama Isyana aja begini, apalagi sama yang lain.

" Yaudah kalau gitu aku masuk dulu ya, makasih sekali lagi "
Qilla memasuki rumahnya setelah mendapat anggukan dari Arya, sedangkan Arya langsung saja menghidupkan mesin motornya dan pergi dari sana.

" Assalamualaikum"
Salam qilla dari luar rumah

Mama Zea yang sedang duduk di ruang santai bersama papi Raka, dimana mereka sedang menunggu putri kesayangan mereka yang belum kembali dari tadi.

" Waalaikumsalam "
Jawab kedua orang tua qilla

" Ya Allah! Kamu dari mana nak? Papi sama mama capek nungguin kamu, kami khawatir nak.... "
Mama Zea langsung saja memeluk qilla yang baru memasuki rumahnya, karena dirinya terlalu khawatir. Sedangkan papa Raka menghampiri mama Zea dan qilla

" Kamu dari mana aja qilla? Ini udah larut loh, gak biasanya kamu pulang larut malam "
Papa Raka mengelus lembut rambut qilla, dirinya tau pasti anaknya mendapat masalah tak mungkin begitu saja qilla pulang larut malam.

" Hiks, tad- tadi qilla sama teman qilla diganggu sama preman Pi "
Jawab qilla yang masih di dalam pelukan mama Zea

" Preman?! "
Mama Zea terkejut dengan jawaban qilla

" Ayo sini duduk dulu, cerita sama mama dan papi "
Papi Raka mengajak qilla serta mama Zea agar duduk di sofa, supaya qilla lebih enakan bicara dengan mereka

" Tadi kan, qilla pipis di toilet umum bentar, terus gak taunya ada preman yang ngejar mobil kami, habis itu mereka maksa teman qilla turun, yaudah Kirana turun. Terus preman satunya lagi narik - narik qilla, jadi qilla takut pi, lihat ini tangan qilla sampai luka. Untung ada teman SMA qilla yang cowok, mereka nolongin qilla sama teman qilla. "
Qilla bercerita sambil menangis dan takut

" Udah - udah gak papa nak "
Mama Zea berusaha menenangkan anaknya itu, mereka tau qilla anak yang soft, dia penakut, dia gak bisa dibentak dan dimarahin, karena hatinya itu sama seperti mama Zea, tidak bisa dimarahin dan dikasarin.

A & QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang