Selamat membaca
Panggilan tidak terjawab dari Belinda yang beruntun berkali-kali itu membuat Starla seketika dilanda panik. Tadi Starla tidak sempat mengangkat telepon masuk dari Belinda tersebut karena sedang melaksanakan kewajiban salat Zuhur.Starla benar-benar serius perihal memperbaiki diri. Dia memulainya dengan menjalankan salat lima waktu secara teratur, tanpa tunda, tanpa menunggu di penghujung waktu.
Nomor Belinda segera Starla tekan untuk menghubunginya. Gadis itu menunggu dengan cemas nada sambung yang terdengar sampai berganti suara sapaan Belinda dari seberang sambungan.
“La, kamu baik-baik aja?” Suara Belinda terdengar panik.
Starla mengernyit heran. Pikirnya, sesuatu yang buruk justru terjadi pada Belinda. Ternyata bukan itu yang membuat sang sahabat menghubunginya sampai berkali-kali.
“Aku baik-baik aja, Bel. Ada apa? Kok kamu panik gini? Nenek oke, ‘kan?” Starla menjawab disertai pertanyaan.
“Nenek udah lumayan stabil, La,” jawab Belinda.
“Terus, kenapa kamu panik kayak gini? Ada masalah lain?” Starla bertanya penasaran.
“Tadi aku sempat buka akun instagram kamu. Ada beberapa DM masuk, nanyain kenapa foto-foto di feed kamu banyak yang dihapus. Aku jadi khawatir kamu ada apa-apa,” tutur Belinda.
“O-oh. Enggak ada apa-apa, Bel. Aku cuma … ” Starla menggantung jawaban, bingung harus memberi alasan apa kepada Belinda.
Ratusan unggahan foto di akun media sosialnya memang sengaja Starla hapus. Terutama foto-foto yang memamerkan lekukan tubuh. Kalau dulu Starla bangga memajang foto-foto itu, belakangan ini dia merasa risi setiap kali melihatnya. Menghapus adalah solusi terbaik yang terpikir dalam benak Starla.
“La? Ada masalah? Kamu dihujat lagi? Ada yang neror kamu? Aku cek pesan masuk di DM, enggak ada yang macem-macem. Mereka malah pada khawatir juga, ada apa sama kamu?” Belinda menuntut jawaban.
Memang bukan hanya Belinda yang bertanya-tanya tentang terhapusnya unggahan-unggahan foto di akun media sosial Starla, para pengikutnya pun menanyakan hal serupa. Sama seperti Belinda, mereka khawatir terjadi hal buruk terhadap Starla. Sebab, kebanyakan selebgram lain juga menghapus unggahan di saat ada masalah yang dihadapi.
“Aku baik-baik aja, Bel. Seriusan. Cuma pengin bersihin beranda aja,” tukas Starla.
“La, kamu punya aku buat tempat cerita. Tolong berbagi semua sama aku. Aku enggak mau kalau kamu cuma berbagi seneng aja ke aku, sedangkan susahnya kamu tanggung sendiri. Jangan bikin aku jadi sahabat yang enggak ada gunanya, La.” Belinda tidak puas dengan jawaban Starla.
Bukan bermaksud terlalu merecoki urusan pribadi Starla, Belinda hanya tidak ingin menjadi orang yang paling menyesal kalau terjadi sesuatu pada sahabatnya tersebut dan dia tidak tahu apa-apa.
Starla jelas memahami tujuan Belinda adalah untuk kebaikannya, tetapi dia hanya menunggu waktu yang tepat untuk membahas tentang dirinya setelah Belinda selesai dengan kesehatan sang nenek. Menurut Starla, unuk saat ini Belinda hanya harus fokus merawat neneknya. Tidak perlu memikirkan hal lain.
“La, kalau kamu enggak mau cerita, aku malah kadi enggak tenang di sini. Aku beneran khawatir sama kamu, La,” desak Belinda.
Satu helaan napas Starla embuskan pelan-pelan sebagai pengantar cerita yang akan dia tuturkan kepada Belinda. Mungkin memang sekarang waktunya bagi Starla mengakui secara gamblang tentang niatannya untuk memperbaiki diri.
“Aku mau tobat, Bel,” ungkap Starla lirih.
“Hah? Maksudnya gimana? Ini kamu enggak bercanda, ‘kan, La?” Belinda memastikan.
“Aku serius. Makanya aku hapusin semua foto yang enggak enak dilihat itu.” Tidak ada sedikit pun keraguan pada nada bicara Starla.
“La, aku bukannya ngelarang kamu. Aku malah seneng denger ini. Pesenku cuma satu, jangan main-main sama agama. Maksud aku, kalau belum benar-benar siap, kamu enggak perlu berubah drastis. Selain kamu pasti dapat hujatan netizen, aku juga enggak mau kamu mempermainkan agama sendiri,” ucap Belinda panjang lebar.
“Iya, aku paham, Bel. Terima kasih kamu bisa ngertiin aki dan mau ngingetin.” Starla senang karena ternyata Belinda mendukung keputusannya.
“Aku akan selalu dukung kamu selama itu buat kebaikan, La.”
***
Dua hari kemarin, Starla absen belajar mengaji. Bukan tanpa alasan, dia tidak mengelak bahwa gunjingan para tetangga di sekitar rumah Yusra cukup mengusiknya. Starla tidak masalah kalau hanya dirinya saja yang dijadikan bahan gunjingan. Akan tetapi, kali ini menyangkut keluarga Yusra. Dia khawatir kalau mereka menjadi tidak nyaman dengan keberadaannya.
Starla bahkan sempat mengatakan kepada Yusra untuk mencari guru mengaji pengganti Bu Aisyah saja. Namun, Yusra bilang tidak ada masalah yang perlu dikhawatirkan. Toh tinggal beberapa kali pertemuan saja. Setelah itu, Sarla hanya perlu memperlancar bacaan.
Suara ketukan pada pintu rumah membuat Starla yang sedang menyiapkan parcel untuk lebaran segera beranjak dari ruang tengah. Ketika membuka pintu, dia terperanjat dengan kehadiran Cakra di depan rumahnya.
“Ada perlu apa datang ke sini?” tanya Starla penasaran.
“Diminta Ibu buat anterin ini.” Cakra mengangkat paper bag yang ditenteng olehnya. “Ibu minta Kak Rara yang datang ke sini, sih, tapi Kak Rara lagi sok sibuk. Jadi saya yang antar,” imbuhnya menerangkan.
Starla mengerjap polos. Lantas menerima uluran paper bag dari Cakra.
“M-mau masuk dulu?” Starla menawari dengan ragu-ragu.
“Kamu masih tinggal sendirian?” Cakra sempat melongok sekilas ke dalam.
Starla mengangguk. “Belinda lagi pulang ke kampung, jadi aku sendirian.”
“Kalau gitu saya langsung pulang aja.” Cakra tahu bagaimana hukumnya bertamu ke rumah lawan jenis yang tinggal sendirian.
Lagi pula, Cakra tidak ada keperluan apa-apa setelah memastikan bingkisan dari Bu Aisyah diterima oleh Starla. Lebih baik dia segera pulang sebelum menimbulkan fitnah. Namun, tiba-tiba Cakra mengurungkan niatnya untuk pergi dari rumah itu.
Starla menatap Cakra penuh tanya. Tentang apa yang membuat laki-laki itu kini kembali menghadap ke arahnya.
“Kamu udah selesai belajar ngaji sama Ibu?” Cakra mendengar dari Yusra dan Bu Aisyah kalau Starla dua hari ini tidak datang ke rumah.
Gelengan Starla adalah pertanda kontra atas pertanyaan Cakra.
Simpulan senyum tersemat pada bibir tebal Cakra untuk beberapa saat. “Semangat, ya, belajarnya. Jangan menyerah. Ingat lagi niat awal kamu,” ucapnya berpesan.
Cakra tentu saja mendengar gosip-gosip yang beredar di antara warga sekitar rumahnya. Dan bisa Cakra tebak, hal itu yang membuat Starla tidak datang untuk belajar mengaji dua hari terakhir ini.
“T-terima kasih.” Starla pikir Cakra tidak peduli tentang dirinya.
“Saya pulang dulu.” Cakra kali ini benar-benar pergi setelah berpamitan.
Kepergian yang membekaskan satu tanya pada benak Starla. Tentang jantung yang berdegup dua kali lipat lebih kencang setiap kali tatapannya bertemu panda dengan Cakra.
Apa artinya itu semua?
20 Ramadan 1444 H
-Lovaerina-
KAMU SEDANG MEMBACA
Closer to You (Tamat)
Romansa(Rewrite-republish dari apk sebelah) Menjadi tulang punggung keluarga, membuat Darlita Cahaya rela melakukan apa saja demi menghidupi ibu dan adiknya. Termasuk memamerkan kemolekan tubuh melalui akun instagram yang dikenal dengan nama Starla. Bahka...