12. Weird

1.5K 167 48
                                    

•••

"Katanya seluruh cctv di markas rusak" Namjun mencomot satu kukis di atas piring.

"Kenapa bisa?" Seokjun menaikan sebelah alisnya.

"Aku tidak tau. Tapi yang jelas, teknisi sedang berusaha memperbaikinya " Namjun mencomot satu kukis lagi, lalu kepalanya menoleh ke arah Jeon yang sedang berlatih menembak.

DOR!

DOR!

"Sial! Meleset! " Jeon memasukan peluru lagi ke dalam handgunnya.

"Kau payah Jeon, kau tidak punya bakat menembak" Namjun mencibir di sudut ruangan sambil menyesap secangkir kopi yang baru saja dibuatkan oleh sang kekasih.

Jeon menghentikan aksi latihan menembaknya, lantas menoleh ke arah samping-arah Namjun.

"Apa kau bilang? "

"Kau. Tidak. Berbakat. Menembak. Wleee" Namjun menekankan setiap kalimatnya lalu menjulurkan lidahnya, melengkapi ejekannya pada Jeon.

"Tutup mulutmu beruang purba"

Set!

"OI OI! JANGAN MENEMBAKKU! AKU BELUM MENIKAH! " Namjun panik lantas bersembunyi di balik punggung kekasihnya yang sedang mengelap gelas. Seokjun merotasi matanya ke atas.

"Bisakah kalian sehari saja tidak bertingkah seperti anak kecil! " Ujar Seokjun dengan penuh kesal.

Namjun tidak memperdulikan perkataan Seokjun, malah memeluk kekasihnya itu dari belakang lantas mengecup tengkuknya.

"Jangan marahi aku sayang! Dia yang duluan! "Namjun merengek, sedangkan Seokjun berusaha melepas tangan kekar yang melingkar di pinggangnya.

Jeon mengabaikan pasangan itu, dan berlanjut berlatih untuk menembak. Jeon sedang berada di ruang khusus latihan tim khusus Dolphin.

Ini jam istirahat, Lizy tidak masuk karena sakit. Jadi Jeon tidak ada teman ngobrol.

DOR!

DOR!

"Ck! "

DOR!

Berkali-kali Jeon gagal menembak. Kesal tentu dirasa, namun keinginan untuk menembak sasaran lebih besar ketimbang rasa kesalnya.

DOR!

DOR!

Tep.

"Posisikan kaki selebar bahu" suara familiar ini masuk ke dalam telinga Jeon.

"Arahkan pinggangmu seperti ini" sebuah tangan besar bertengger di pinggang rampingnya, membetulkan posisi pinggangnya agar menyamping.

"---lalu luruskan dan angkat tanganmu setinggi bahu"

"----shoot now"

DOR!

Jeon membelalakan matanya ketika tembakannya tepat sasaran.

"Terimakasi Trixtan"

"Sama-sama manis, kau-"

"Lepaskan tanganmu darinya" suara dingin dan berat menyapa pendengaran Namjun, Seokjun, Jeon dan Trixtan.

Suara dingin itu berasal dari ambang pintu.

Kim mengeraskan rahanganya, dia seperti ingin menghancurkan sebuah meja ketika Jeon terlihat setengah dipeluk dari belakang.

SECRET CRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang