16. it's you, not anyone else

1.6K 186 63
                                    

•••

"Kalau aku cemburu memangnya kau mau apa? "

Jeon mengerjapkan matanya beberapa kali, melihat ke arah wajah tampan Kim yang berada di bawahnya.

Duk!

Jeon memukul dada Kim, pemuda manis itu tidak mau larut dalam percakapan ini. Dia merasa belum pantas.

"Lepaskan aku Kim! Ahh! "

.
.
.

Esok paginya, Kim dan Jeon telah berada di apartemennya, menyantap sarapan yang dibuat oleh Kim.

Kemarin malam, Kim menelpon Namjun--untung saja ponselnya masih berfungsi setelah tercebur bersama ke laut.

Malam itu juga, Namjun diam-diam menyewa sebuah kapal nelayan dan menjemput Kim dan Jeon di pantai Landbrug. Tak lupa sebelum pulang, Kim dan Jeon berpamitan dengan nenek baik hati itu, mengembalikan pakaiannya dan Kim hendak memberi beberapa lembar uang basah sebagai ucapan terimakasi, namun nenek itu menolak.

Alhasil, mereka langsung kembali ke Aarhus tanpa sepengetahuan yang lain.

"Kim, apa kameranya baik-baik saja?"

"Hm, mereka masih berfungsi dengan baik. Aku akan menyerahkan bukti itu ke pihak berwajib sesegara mungkin"

Jeon lantas manggut-manggut,

"Maaf telah merepotkanmu KIm, seharusnya aku tidak  ikut"

"Sama sekali tidak masalah, justru kalau kau ikut, aku jadi senang"

Jeon menaikan sebelah alisnya.

"Senang?" Beo Jeon.

"Ah, lupakan saja" Kim langsung menunduk, sedangkan Jeon mengedikan kedua bahunya.

.
.
.

Jeon berjalan cepat ke arah ruangan Kim, bermaksud untuk mengajaknya segera pulang karena hari hampir malam. Sama sekali tidak mengetahui ada sepasang mata yang sedang mengintainya dari kejauhan.

Pintu dalam kondisi tertutup, tapi masih ada celah kecil yang terbuka diantara pintu, membuat Jeon bisa mengintip ke dalamnya.

"Kakak?" Pemuda manis itu menaikan sebelah alisnya ketika melihat kakaknya terlihat celingak-celinguk di dalam ruangan Kim.

Krieettt

Pintu terbuka,

"Apa yang kau lakukan disini kak?"

"Je-Jeon" Finneas membalikan tubuhnya dengan wajah pucat.

"Apa yang kau lakukan disini kak?" Tanya Jeon sekali lagi,

"A-ah, aku sedang mencari dokumen"

"Kenapa hanya ada kakak disini? Tidak sopan bukan masuk ke dalam ruangan orang lain tanpa ijin?"

"Ehm, aku sudah minta ijin dari Kim" Finneas berdehem sambil menegakan badannya.

"Lalu apa yang-"

"Jeon" Perkataan Jeon terpotong akibat perkataan Finneas.

Jeon terdiam melihat ekspresi kakaknya yang berubah menjadi mengeras.

"Apa tujuanmu menaiki kapal Jason secara diam-diam"

Deg.

Tenggorokan Jeon terasa tercekat.

"Aku tau Kim sedang menyelidiki sesuatu. Kenapa kau ikut-ikutan juga? Apa kau dipaksa oleh Kim?"

"Tidak kak! Tidak seperti itu!" Jeon terkejut bukan main ketika kakaknya begitu cepat mengetahui kejadian semalam.

SECRET CRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang