11. Jeonlouse

1.5K 157 4
                                    

•••


"Kenapa kalian tidak lapor polisi dulu?"

"Aku lupa"

"Aku lupa"

Kim dan Jeon langsung menatap satu sama lain ketika mereka berbicara barengan, sedangkan Finneas memasang wajah terkejut.

"Astaga! Ketika Kim sedang dihajar oleh orang asing itu, seharusnya Jeon bisa untuk menelpon polisi!" Finneas berkacak pinggang, tidak peduli dengan pangkat Jenderal yang dimiliki oleh Kim.

"Maafkan aku Finneas...." Kim menunduk,

Finneas menghela nafas, "Tidak apa, sudah terlanjur terjadi. Aku yang akan menelpon polisi untuk menyelidiki kasus ini--" Jeda sebentar,

"--by the way, terimakasi sudah menolong adikku"

"Itu sudah menjadi kewajibanku Fin"

"Kakak! Aku tidak mau tinggal bersama dengan dia! Aku hampir mati!"

Deg.

Perkataan Jeon sejalan dengan pemikiran Finneas saat ini, tapi-

"Jeon, entah kau tinggal denganku atau dengan Kim, kita memiliki kemungkinan diserang sama banyaknya. Apa kau tidak ingat saat aku baru diangkat menjadi laksamana? Dan bagaimana orang tua kita terbunuh? Kurasa kau lebih baik ada dalam pengawasan Kim"

"Jadi kakak lebih mempercayai Kim Dominic daripada diri kakak sendiri untuk menjagaku? Padahal aku lebih memilih kakak untuk menjagaku. Apa kau sudah tidak sayang padaku? Apa aku terlalu membebani kakak sehingga kakak membuangku seperti ini?"

"Bukan seperti itu, justru kakak sayang padamu sehingga kakak mempercayakan orang yang lebih hebat dari kakak untuk menjaga dirimu"

"Tidak kakak! Kakak sama hebatnya dengan Kim!"

"Tidak Jeon, Kim lebih hebat! Oleh ka-"

"Baiklah" Jeon memotong kalimat kakaknya, lantas menghembukan nafasnya pelan. Tidak ada gunanya bertengkar lagi dengan kakaknya yang sama-sama keras kepalanya dengannnya. Jeon tau kalau Finneas sedang mengusahakan yang terbaik baginya, walau keputusan kakaknya itu membuat dirinya tidak nyaman, tapi Jeon mengerti kalau Finneas sudah memutuskan hal ini dengan serius. Jeon harus bersabar demi kakaknya, karena dia juga menyayangi kakaknya sama besarnya.

.
.
.

"Ahh....mmhh" Lenguhan seorang lelaki manis memenuhi ruangan,

Kim mengungkung lelaki manis itu, memberikan ciuman memabukan.

Seperti kebiasaannya, saat dia perlu hiburan, dia akan mencari gadis atau lelaki manis, lalu membuat mereka menjerit semalaman.

Lelaki manis itu mengalungkan tangannya di leher kokoh Kim, membalas ciumannya dengan menggebu.

Set!

"Tuan Dominic...kenapa?" Lelaki manis itu merengek ketika ciuman panas itu dilepas sepihak.

Kim menatap mata hitam pemuda dibawahnya yang terlihat ngos-ngosan. Lantas membuang wajahnya ke arah kanan,

"Tuan Dominic, apa bibirmu masih sakit? Maaf sepertinya aku terlalu bersemangat, sepertinya luka pada bibir tu-"

Set!

Kim melepas kalungan tangan dari Pemuda manis itu, lantas menyingkir dari atasnya dan duduk di tepi kasur.

"Tuan Dominic...ada apa? Jangan diam saja...." pemuda itu bangun dari tempat tidur, lantas mendekati Kim dan memeluknya dari belakang.

"Katakan padaku...apa ada masalah tuan..."

SECRET CRIMINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang