- 6 -

216 35 7
                                    

Chapter 6: Alasannya?

Luffy baru saja selesai mandi. Ia keluar dari dalam kamar mandi hanya dengan berbalut handuk di tubuh bagian bawahnya. Meski tahu ada Nami disana, Luffy terlihat masa bodo amat karena dia sudah biasa seperti ini sebelum kedatangan Luna maupun Nami.

Di lain sisi, ada sepasang sorot mata yang tak bisa lepas memandang tubuh atletis Luffy yang begitu berotot dan kekar. Tubuh yang sudah bagaikan seorang pangeran tak berkuda khalayak di cerita-cerita fiksi itu, membuat Nami terpana. Secara tanpa sadar Nami terus menatap Luffy yang sedang setengah telanjang.

Astaga, cobaan yang begitu berat bagi batin Nami. Maklum, biarpun Nami juga adalah seorang prajurit, dia tetaplah wanita normal yang juga memiliki hormon testosteron. Hormon yang memengaruhi libido dan nafsu seseorang.

Karena terlalu terbuai dengan pemandangan yang tersajikan, Nami pun segera menggelengkan kepalanya. Membuang jauh-jauh pikiran yang tidak-tidak terhadap Luffy, yang bisa dibilang sebagai atasannya.

Ya Tuhan, betapa hinanya aku telah terlena oleh pesona atasanku sendiri?! Hahhh, aku tak percaya mataku telah ternodai. Dumal Nami dalam hati.

Luffy baru saja mengambil pakaian di lemarinya, tak lama dari situ, ia menoleh pada Nami yang bertingkah sedikit aneh. "Kau kenapa?" Tanya Luffy heran sembari mengernyitkan dahi dan mengangkat alis sebelah.

Nami spontan menjawab. "Ah, tidak.. saya gapapa kok pak," ucapnya. Terkejut ketika tiba-tiba ditanya Luffy barusan. Ia tak menduga bahwa Luffy memperhatikannya.

"Oh."

Luffy lalu dengan tenangnya melepas handuk yang membungkus tubuh bagian bawahnya itu.

Nami yang melihat kejadian tersebut, sontak dibuat kaget bukan main. "P-PAKK HANDUK ANDA!" Pekiknya.

Ah, mungkin ini adalah akhir dari kesucian mata Nami yang selama ini ia jaga dengan baik..

Akhirnya handuk yang menutupi tubuh Luffy pun jatuh ke lantai. Untungnya, dibalik handuk tersebut Luffy ternyata memakai celana boxer berwarna hitam. Nami menghela nafas lega ujungnya. Adrenalinnya sempat terpacu ketika melihat kejadian barusan.

Sungguh, apa yang tengah dipikirkan Luffy sampai-sampai hal itu terjadi?

Setelahnya, Luffy bersuara. "Kenapa kau teriak?" Luffy bertanya, seolah kejadian barusan bukanlah apa-apa baginya.

"Kenapa handuknya dilepas di depan saya?!" Protes Nami kesal.

"Maaf lupa," dengan santainya Luffy menjawab demikian seraya berekspresi datar. Kemudian setelah itu, ia pun berpakaian bebas namun rapih dan sopan.

Ughh.. aku benar-benar tak bisa menebak jalan pikirnya. Nami ngebatin.

Luffy saat ini mengenakan bawahan PDL Angkatan Laut dengan atasan baju polos hitam, lengkap beserta dogtag yang terkalung di lehernya. Melihat Luffy yang begitu rapih, membuat Nami bertanya. "Anda mau kemana pak?" Ucapnya, penasaran Luffy ingin pergi kemana.

"Mau ketemu sama si tua bangka Sengoku," jawab Luffy. Nami lantas mengangguk pelan sebagai tanda mengerti.

"Luna, kemana?" Kini giliran Luffy yang bertanya karena sehabis ia selesai mandi, Luffy sama sekali tak melihat Luna.

"Ini Luna pak," Nami membalas pertanyaan Luffy sembari menunjukkan bahwa Luna sedang tertidur pulas di sampingnya.

"Oh. Yasudah aku titipkan Luna padamu," pinta Luffy kepada Nami.

"Siap pak!"

"Jangan terlalu formal denganku. Panggil saja aku dengan namaku."

"A-akan kuusahakan pak!"

5. BattleCry [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang