- 30 -

87 16 6
                                    

Chapter 30: Kontra yang akan Selalu Ada.

Masih di malam yang sama tepat pada pukul 10 malam, Luffy dan Nami baru saja tiba di rumah mereka sesaat yang lalu.

Mereka pulang diantar oleh Tsuru menggunakan mobilnya. Tak ada pilihan lain selain menebeng karena sampai sekarang, Luffy dan Nami sama sekali belum punya kendaraan lagi selepas sepeda motor mereka diledakkan oleh utusan Kurohige beberapa waktu yang sudah berlalu.

Sesampainya di rumah, kedua makhluk berpasangan itu belum bicara pada satu sama lain. Luffy dan Nami sama-sama memperlihatkan sikap cuek dan tak acuh. Entah karena apa mereka tiba-tiba saling memperlihatkan sikap yang seperti itu. Nampaknya memang ada suatu hal yang tengah dirasakan dalam diri mereka masing-masing.

Lantaran tak ada satupun dari mereka yang mau buka suara untuk sekedar basa-basi sekalipun, keheningan benar-benar menyelimuti suasana di rumah dari kediaman keluarga kecil tersebut.

Ya sebenarnya belum bisa disebut keluarga sih karena kejelasan dari hubungan antara Luffy dan Nami masih samar meski sebelumnya Luffy sudah pernah melamar Nami secara tidak langsung dan Nami pun sudah memberi lampu hijau. Hingga sekarang, tinggal menunggu pengeksekusian dari Luffy saja.

Luffy lalu bergerak menuju ke gudang di belakang rumahnya dan mengambil beberapa peralatan. Sementara itu tak jauh darisana, Nami menatap Luffy penasaran namun enggan untuk bertanya karena sebenarnya Nami tahu apa yang direncanakan Luffy sebab sebelumnya di Mabes, ia sempat menguping pembicaraan Luffy dengan Sengoku di ruang kerjanya.

Nami sebenarnya tahu, akan tetapi ia berpura-pura seolah tak tahu apa-apa. Ibarat si jenius yang berlagak bodoh hanya karena penasaran mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya semisal dia memilih tuk bungkam padahal dia sudah tahu adegan berikutnya.

Jujur ketika Nami mendengar perbincangan yang tak sengaja ia dengar kala itu, dirinya jadi resah tak karuan. Gelagatnya jadi seperti orang yang kebingungan.

Nami khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kepada Luffy.

Di samping itu, Luffy masih terlihat sibuk sampai saat ini. Selepas mengambil beberapa peralatan dan menyiapkannya, ia mengambil tas ransel militernya dan memasukkan peralatan serta beberapa kebutuhannya tadi ke dalam ranselnya tersebut.

Peralatan yang dimaksud disini adalah berupa ribuan butir peluru yang masih terkemas rapih dalam bungkusannya yang belum terbuka, serta dua macam magazin yang masing-masing berbeda jenisnya. Yang satu adalah magazin untuk pistol sementara yang satunya lagi merupakan magazin dcobra yang memang adalah pasangan selaras senapan serbu M416 nya.

Ditengah kesibukan Luffy menyiapkan peralatannya, datanglah Nami di sampingnya.

"Topi ini, ga akan kamu bawa?" Tanya Nami seraya menaruh sebuah topi jerami tepat di samping peralatan yang akan dibawa Luffy. Ia berkata demikian sembari memberikan tatapan mendalam seolah mengartikan sesuatu yang tersirat di dalamnya.

Luffy tak menghiraukan perkataan Nami, dia masih sibuk mempersiapkan segalanya.

"Kamu beneran mau kesana?" Nami kembali bertanya dengan ekspresi risau terukir di wajahnya.

Luffy sempat terkejut ketika Nami bertanya seperti itu kepadanya. "Kamu tau darimana?" Kali ini Luffy mau bersuara.

"Aku tak sengaja menguping pembicaraan kalian tadi," Nami mengakui.

"Ya, aku akan pergi besok," Luffy menjawab tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya.

"Tapi Luffy.. apa kamu tahu betapa bahayanya pergi kesana?" Imbau Nami. Dirinya seakan tak mau Luffy beranjak pergi ke tempat yang dianggapnya sebagai mimpi buruk tersebut. Dia ingin Luffy tuk tetap tinggal bersamanya.

5. BattleCry [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang