- 40 -

125 17 3
                                    

Chapter 40: Antara 2 Bilah.

Sosok wanita misterius tersebut mulai menerjang ke arah Luffy dan menyerangnya tanpa belas kasih. Dia menggunakan dua buah pistol sekaligus. Sosok ini terus menembakkan peluru pistolnya ke arah Luffy tanpa henti. Akan tetapi Luffy hanya diam di tempat dan menghindari setiap peluru tersebut dengan begitu santai seakan-akan ia bisa menebak kemana saja arah dari setiap peluru yang keluar dari selongsong pistol musuhnya itu sepersekian detiknya.

Luffy mempunyai reflek yang diluar nalar manusia biasa lantaran Luffy memang sudah terlatih dan terbiasa membaca arah pergerakan peluru dari gerak-gerik penembaknya. Jadi hal seperti ini sudah khalayak santapan umum baginya.

Dihujani oleh peluru tajam sedaritadi, Luffy tetap diam dan cuma menghindarinya. Tiada pergerakan mengancam yang diperlihatkan Luffy kepada lawannya.

Geram karena merasa diremehkan, sosok tersebut yang menjadi lawan Luffy lantas mengeluarkan suara. "Grkkk... kenapa kau diam saja bajingan!" Ucapnya tanpa berhenti menghujani Luffy dengan peluru-peluru tajam yang keluar dari kedua pistolnya.

Luffy hanya tersenyum kecil.

Melihat senyuman yang seolah merendahkannya itu, menjadikan sosok tersebut semakin kesal dibuatnya. Ia menyakukan kembali salah satu pistolnya ke pinggang dan meraih sebuah pisau lipat dengan ukuran bilahnya yang lumayan cukup panjang dengan gagang pisau berwarna coklat pekat dari saku rompi tempurnya yang kemudian mengganti peran dari salah satu pistol yang tadi ia sakukan.

Dengan sebuah teknik yang tak terduga. Sosok tersebut melayangkan pisaunya itu ke arah Luffy dengan posisi tangannya yang lain masih menembaki Luffy yang ada di dalam jangkauannya. Karena tidak siap menerima serangan bombardir itu, Luffy telat menghindari. Alhasil pipi sebelah kirinya pun terkena sabetan pisau, yang mana mata dari pisau lipat itu terlihat sangatlah tajam.

Walau bagaimanapun, sehebat-hebatnya Luffy dalam menguasai medan tempur, ia tetaplah manusia biasa yang makan nasi.

Tetesan darah segar mulai mengalir di daerah pipinya yang terluka.

Sosok misterius beratribut serba hitam itu kemudian berhenti menghujani Luffy peluru tajamnya. Sekarang, dia tengah memperhatikan Luffy yang sedang diam membeku, menyentuh luka sabetan yang terukir di pipinya.

Terlihat Luffy mematung sejenak sambil sesekali memegang lukanya. Darah yang menempel di jari tangannya setelah ia menyentuh luka tersebut, diperhatikan mendetail olehnya. Dan dengan anehnya, Luffy mengecap darahnya itu menggunakan lidah.

"Darah?" Gumamnya dengan lagak yang seperti sedang berfikir. Betapa bodohnya Luffy masih sempat bertanya padahal jelas-jelas yang barusan dilihatnya adalah bercak darah dari lukanya sendiri.

Sosok tersebut kemudian menyahut. "Kalau bukan darah, lalu apa? Selai stroberi?" Celetuknya. Ia tak melepaskan sedikitpun tatapannya dari Luffy.

Setelah memperhatikan jejak darah yang ada di jari tangannya, Luffy beralih menatap lawannya. Ia memberikan sebuah tatapan datar dan kosong namun terlihat sangat mengintimidasi. Aura-aura hewan buasnya seolah terpancar kembali.

Ketika melihat tatapan Luffy, sosok misterius itu terlihat sempat bergidik ngeri. Seakan bulu kuduknya dibuat merinding hanya dengan tatapan datar nan tajam itu.

"Pernah dengar pepatah luka dibalas luka, darah dibalas darah, dan nyawa dibalas nyawa?" Ucap Luffy dengan intonasi rata tak bernada.

Sosok wanita misterius itu terlihat meneguk ludahnya sendiri secara halus.

Suasana kemudian hening seketika. Hingga setelahnya, Luffy kemudian buka suara. "Maafkan aku.." lirihnya. "Kenapa kau meminta maaf?" Sosok tersebut terheran Luffy tiba-tiba meminta maaf kepadanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

5. BattleCry [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang