- 28 -

75 21 5
                                    

Chapter 28: Kalian Siapa?

Hari mulai menjelang malam. Matahari mulai tenggelam dan bulan secara perlahan dengan malu-malu menampakkan dirinya.

Biasanya di malam hari, Luffy dan Nami sudah pulang ke rumah. Tapi untuk kali ini, keduanya masih berada di Mabes.

Setelah hilangnya Luna, Nami dan Luffy terkadang malas untuk pulang ke rumah.

Hal itu dikarenakan keduanya entah karena apa sering tiba-tiba merasa galau karena satu-satunya putri kesayangan mereka menghilang diculik orang. Dan yang menjadi alasan kenapa Luffy dan Nami jadi sering malas untuk pulang adalah lantaran rumah mereka merupakan tempat dimana mereka bertiga sekeluarga biasa saling menghabiskan waktu bersama. Entah itu menonton acara tv bersama, bermain, makan bersama, bersenda-gurau, saling bertukar cerita, dan lain sebagainya.

Kenangan di rumah itu tentang Luna, seringkali membuat Luffy maupun Nami bersedih hati karena saat ini gadis kecil itu tak ada bersama mereka.

Sekarang, Luffy berada di dekat parkiran terbuka Markas Besar.

Disana, ia bersandar di sebuah mobil yang tak diketahui siapa pemiliknya lalu mengeluarkan sebungkus rokok yang di dalamnya hanya tersisa 2 batang saja.

Kemudian ia ambil salah satunya dan dibakarlah sebatang rokok tersebut menggunakan pemantik api yang dibawanya dalam saku celana seragamnya. Saat sudah menyala, rokok tersebut ia hisap lalu dihembuskan asapnya dengan begitu khidmat seraya menatap pemandangan di malam hari ditemani oleh sayup-sayup angin kencang yang terasa sejuk di badan.

Luffy menatap malam yang damai ini seraya merenungkan apa yang sedang mengganjal dalam pikiran serta hatinya.

"Luna.. kamu baik-baik saja kan nak? Ga ada luka yang terukir di tubuhmu kan? Kuharap babi gendut itu tidak macam-macam denganmu," ucapnya entah pada siapa seraya kembali menghisap sebatang rokok miliknya.

"Ayah kangen sama kamu nak, ayah juga sayang banget sama kamu. Maaf waktu itu ayah teledor ngelepasin kamu begitu aja dan malah jadi seperti ini akhirnya," dirinya benar-benar sedang dirundung penyesalan.

"Meskipun kamu bukan anak kandungku, tapi kamu tetaplah putri kecilku.. seorang anak yang pantas mendapat kasih sayang dan perhatian dari ayahnya. Andai kamu bisa dengar apa yang kukatakan, sekali lagi aku ingin meminta maaf. Maaf karena telah menjadi ayah yang sembrono dan tak becus untukmu, Luna."

Tanpa sadar, sebatang rokok tadi ternyata sudah habis ia hisap. Nampaknya, Luffy benar-benar memerlukan rokok sebagai penetralisir serta pembawa ketenangan untuknya.

Karena habis, rokok itu langsung ia lemparkan ke tanah dan diinjak-injak sampai apinya mati. "Sabar nak, ayah pasti akan datang menyelamatkanmu. Tunggulah!" Katanya dengan lantang.

Lantaran tak ada lagi yang ingin ia lakukan disana, Luffy pun hendak kembali masuk ke dalam Markas Besar.

Akan tetapi pada saat ketika ia baru membalikkan badan. Ada seseorang yang memanggilnya. "Tunggu dulu kawan," ucap orang tersebut.

Mendengar suaranya, Luffy terasa familiar.. ia merasa suaranya tersebut mirip dengan dirinya. Penasaran, Luffy pun membalikkan badannya lagi dan melihat tiba-tiba ada 11 sosok yang berdiri tepat dihadapannya.

Kesebelas sosok tersebut wajahnya masih samar-samar ketika dilihat oleh mata kepala Luffy sendiri. Oleh karenanya, Luffy tak paham dengan apa yang sedang terjadi.

"Yo!"

"AAHHHHHH!!!!" Luffy terkejut bukan main sampai-sampai ia loncat kebelakang.

"Gyahahaha, kau ini konyol sekali. Hah.. ga salah sih kalo konyol, kau ini kan diriku, shishi," ujar sosok tersebut membuat Luffy bingung tercengang-cengang.

5. BattleCry [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang