Bab 7

136 4 0
                                    

"Apa karena saya lahir dilingkungan Anda maka saya harus menuruti semua peraturan Anda. Kehidupan macam apa itu Tuan Andreson. " ucap Caesar tak kalah tegas.

Anderson segera menghampiri putranya dan....

PLAAKKKK.....

"PAPAAAAA..... " teriak Clarisa histeris.
Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi kanan Caesar.

Tak hanya Clarisa yang terkejut, Marta yang berada tak jauh dari sana pun terkejut bukan main. Baru kali ini baik Clarisa maupun Marta melihat seorang Andreson memukul putra nya.

"Papa kenapa kau pukul putramu. " ucap Clarisa histeris dan menghampiri Caesar yang terdiam tak berbicara sepatah kata pun.

"Caesar kenapa kamu tidak mau menurut saja. " ucap Clarisa sambil terisak dan mengusap lembut pipi Caesar.

"Menurut." ucap Caesar menatap mama nya.

"Mama, sejak kapan saya tidak menurut dengan kehendak suami Mama itu. Semua yang dia inginkan saya menurut. Sekolah ini, sekolah itu, kegiatan ini, kegiatan itu, kelas tambahan ini, kelas tambahan itu. Saya tidak pernah mengeluh. " ucap Caesar datar.

"Apa pernah kalian berdua bertanya saya suka atau tidaknya? Pernah kalian berdua bertanya saya ingin masuk ke kelas apa? , kampus yang seperti apa?, pernah kalian bertanya saya nyaman atau tidak nya disana? " lanjut Caesar menatap tajam kearah keduanya.

"Pernah kalian berdua bertanya kepada saya apa  yang saya butuhkan? Tidak ada satupun yang bertanya kepada saya. Oke saya tahu Tuan Andreson sibuk dengan bisnisnya agar terus berkembang dan berharap saya menjadi penerus berikutnya. Tapi Anda Nyonya Clarisa. " ucap Caesar sambil tersenyum sinis menatap Clarisa dan berjalan mundur sedikit menjauh.

"Seharusnya Anda yang menemani hari hari saya, seharusnya Anda yang menjaga saya, seharusnya Anda yang menjadi tempat saya mengadu disaat saya merasa lelah. Saya tidak butuh sebuah kedudukan, saya tidak butuh harta yang berlimpah saya butuh Anda disaat saya kesepian. Buat apa harta yang berlimpah kalau rumah seperti NERAKA..... " lanjut Caesar penuh amarah.

"Anda benar benar anak yang tidak patuh dan tidak tahu berterimakasih. " sahut Andreson.

"Hohoho..... Terima kasih Papa, terimakasih dengan segala apa yang Papa berikan. Sekali lagi saya pertegas saya tidak akan terima dengan perjodohan ini. " ucap Caesar sambil tersenyum sinis dan meninggalkan keduanya.

"Fuckkk.....dengan semua nya. " umpat Caesar sembari keluar dari rumah.

"Caesarrrr.....mau kemana lagi kamuu.. " teriak Clarisa cemas.

"Papa tidak bisakah perjodohan ini diundur. " pintah Clarisa.

"Sudah biarkan saja dia, saya tak peduli apapun keputusan saya dia harus datang besok. " ucap Anderson tak mau mengalah.

"Tapi Pa, sebaiknya kita tidak terlalu mendesaknya seperti ini. " sahut Clarisa.

Anderson hanya menatap dingin kearah Clarisa.

"Lebih baik Anda bujuk putra Anda itu nanti kalau dia kembali. Saya tidak suka ada penolakan sama sekali. " ucapnya sambil berlalu dan pergi menuju ruang bacanya.

Clarisa hanya bisa diam walaupun hati kecilnya merasa bersalah dengan apa yang terjadi dengan Caesar, dia sadar waktunya habis untuk berkumpul dengan kalangannya dan tak pernah benar benar menghabiskan waktu nya untuk membesarkan putra semata wayang nya itu.

Back to Caesar.

Caesar melajukan motor nya dengan kencang, dia tak perduli lagi dengan nyawanya. Seakan akan menantang maut untuk datang dan segera menjemputnya. Tanpa Caesar sadar dia melajukan motor nya kearah pantai. Sesampainya disana Caesar memarkirkan motornya kesembarang tempat. Dan berlari kearah tebing tempat Caesar biasa merenung.

HUMAN LOVE LINE WITH MERMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang