19

284 15 9
                                    

Ni-ki bersembunyi di balik tembok sembari menunggu Yoshana keluar dari apartemennya. Niatnya, lelaki itu akan mengejutkan Yoshana dari belakang ketika wanita itu keluar.

Tak lama kemudian Yoshana keluar dari gedung apartemennya. Saat Ni-ki ingin mengejutkan Yoshana, tiba tiba Yoshi muncul membuat Ni-ki segera bersembunyi di balik mobil yang sedang parkir.

"Si brengsek ngapain ikut keluar?" Gumam Ni-ki.

Lelaki itu mendengus, rencananya untuk mendekati Yoshana mungkin akan gagal karena kemarin ia bertemu dengan Yoshi. Pandangan pertama Yoshi padanya tak cukup baik karena wajah Ni-ki yang garang dan tampak seperti preman. Apalagi jika Yoshi melihat tato yang ada pada leher pada Ni-ki, mungkin lelaki itu akan segera membawa Yoshana pergi jauh dari Tokyo.

Beralih pada obrolan si kembar, Yoshana tampak tidak ikhlas saat Yoshi berjalan di sampingnya. Perempuan itu sesekali berdecak dan mempercepat langkahnya. Tapi pada ujungnya tetap saja Yoshi berada di sampingnya.

"Kenapa sih?" Tanya Yoshi setelah mendengar decakan Yoshana yang kesekian kali.

"Harus banget ya kamu antar aku sampai ke minimarket?"

Yoshi mengangguk mantap lalu merangkul Yoshana. "Aku cuma mau memastikan kamu sampai dengan selamat sekaligus menghindarkan kamu dari anak berandal yang kemarin itu," jawabnya.

"Dia bukan berandal, Yosh," cicit Yoshana.

Langkah kaki Yoshi berhenti, begitu pula dengan Yoshana. Yoshi menarik tubuh Yoshana agar berhadapan dengannya lalu memegang kedua bahu kembarannya.

"Boleh aku minta satu hal sama kamu?" Yoshana mengangguk mengiyakan.

"Tolong jauhi laki laki yang kemarin. Aku bukannya mau membatasi pergaulan kamu, tapi kita gak tau dia siapa dan apa hubungannya dengan Junkyu. Gak gampang untuk kita ada di titik ini, aku gak mau kalau kita harus kembali berurusan dengan Junkyu. Jadi aku mohon nanti jangan terlalu dekat sama orang orang di sini." Tatapan Yoshi sarat akan permohonan. Sepertinya lelaki itu benar benar serius dengan ucapannya. Mau tak mau Yoshana mengangguk mengiyakan.

"Good girl, nanti pulangnya dijemput Jihoon ya." Yoshi mengacak rambut Yoshana gemas lalu pergi.

Saat akan memasuki minimarket, Yoshana melihat Ni-ki yang sedang menatapnya dengan senyuman. Tak lupa ia melambaikan tangannya. Yoshana hampir membalas sapaan Ni-ki sebelum ia teringat dengan pesan Yoshi. Lantas Yoshana mengurungkan niatnya dan memasuki minimarket, mengabaikan Ni-ki dengan perasaan bingung.

Yoshana mengintip sedikit ke luar dari rak, memastikan apakah Ni-ki ada menunggunya di luar atau tidak.

"Huft..." Wanita itu menghela napas lega saat tidak melihat eksistensi Ni-ki di luar.

Puk

Yoshana spontan menoleh saat merasa bahunya ditepuk dari belakang.

"Kak Yoshana cari siapa?" Ni-ki muncul dari belakang sembari tersenyum lebar.

"Ah enggak," balas Yoshana lalu melangkahkan kakinya untuk pergi menuju gudang. Namun lelaki Nishimura itu mencekal pergelangan tangannya.

"Mau ke mana?" Tanyanya.

"Bukan urusan kamu," ketus Yoshana lalu melenggang pergi.

Ni-ki menatap kepergian Yoshana dengan tatapan sendu. Bohong jika Ni-ki tak mengetahui apa penyebab Yoshana menjauhinya. Siapa lagi kalau bukan Yoshi?

Yoshana menyibukkan dirinya di gudang, mengatur stok barang yang masuk dan keluar. Hal itu tentu saja membingungkan beberapa rekan kerja Yoshana, terkecuali Himari.

Can't Escape • Kim Junkyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang