Pagi ini masih terlihat biasa ketika aku berangkat lebih awal suasana sekolah sepi, aku duduk kursi sambil baca buku. Ada banyak pelajaran yang tertinggal selama aku cuti.
"Rana," Ucap Jihan.
Aku menatapnya membalas tersenyum ketika jihan tersenyum dan menyapaku.
" Turut berdukacita , maaf jihan tidak bisa menjengguk kemarin. " Ucap Jihan.
Aku mengangguk. Aku menatap kearah belakang ada beberapa teman sekelasku yang ku kenal, perlahan mereka menghampiri ku.
"Rana, kamu rajin sekali, ini ambil aku sudah mencatat pelajaran untuk kamu." Ucap Anggun sembari memberikan buku berwarna biru itu.
Aku terdiam sesaat, lalu mengambilnya "aku mengucapkan terimakasih untuk pertama kalinya, dan pertama berbicara kepada teman sekelasku.
" Rana, yang tabah ya. " Ucap Intan lagi.
_____
Ketika bel istirahat, rana mengeluarkan bekalnya dan ingin makan ketempat biasa, tetapi, teman sekelasnya menghadangnya.
" Rana, boleh ga kita makan bareng? " Ucap sifa.
...
" Wahhh senang sekali bisa makan bareng ranaaa. " Ucap sifa kegirangan.
"Hm kita udah berapa bulan kelas 10 tapi tak pernah kenal dengan rana. " Ucap Jihan.
"Salken rana, aku Widya team selena. " Canda widya
"Move on move on.. " Sindir sifa.
" Rana salken, aku Hesti. "
" Nana, aku intan"
" Hah nana? " Tanya sifa
" Nama panggilan untuk dia? " Ucap intan
" Oooo. Sejak kapan? " Tanya sifa lagi.
" Barusan. "Ucap intan.
" Sudahlah intinya, kita sudah kenalan dengan Rana. " Ucap Jihan.
" Rana, aku mencoba masak kue hari ini, karna kamu jago masak. Mohon di coba masakan saya! " Ucap Hesti.
Baiklah
"Jangan takut rana,ini kue aku bikin dengan rasa kasih sayang.
Baik.
Rana mencoba memakan satu, kue tersebut lembut tapi sayang bawahnya agak keras dan juga dalamnya kurang lumer.
" Mohon komentar nya chef!" Teriak Hesti.
"Maaf, Hesti. Kue ini rasanya pas tetapi kamu memasaknya terlalu lama. Jadi. " Ucap rana tak melanjutkan perkataan. Tetapi Hesti mengerti.
" Yahh terimakasih chef sudah memberi tanggapan. " Ucap Hesti senang.
" Rana, Hesti ingin membuka bisnis dengan berjualan kue bersama ibunya, nana." Jelas Intan
" Benar, kami selalu memperhatikan kamu jualan kue di pinggir jalan sehabis pulang sekolah. Setiap orang beli, kami selalu wawancarai. " Tambah sifa.
" Orang yang beli itu katanya enak sekali, dia sering beli disana ketika pulang kerja. " Jelas widya.
" Jadi, aku ingin sekali membuka usaha kue ku dari sekarang agar bisa kuliah di Universitas Gadjah Mada. " Ucap Hesti berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Yang Saya Lihat (END)
Roman pour AdolescentsBerlari saja terus! sampai ada yang bilang "tak ada gunanya, hidupmu akan terus begini terus kok" apa yang berubah? hartamu! DASAR!. tak mendengar namun bisa merasakan, dia meninggal tapi rasa sakitnya masih disini, di lubuk kecil ga bisa dilakukan...