Sore ini di cafe aku menunggu seseorang yang katanya ingin aku ada dalam hidupnya. Tak tau sampai kapan dia menyamar dan melakukan ini padaku. Aku sangat tidak nyaman sekarang. Aku keliru apakah keputusanku menemuinya adalah jalan yang benar. Tapi aku masih menunggunya karena rasa penasaran yang tak menemukan jalan dan jawaban. Jadi aku menunggu dengan sabar, dan dengan tidak sopannya dia datang terlambat tak seperti perjanjian pada awalnya.
Dan kau tau, aku menghabiskan 1 jam waktuku dengan sia sia.
Dia tak kunjung datang,
Aku kepanasan dan kelaparan menunggu orang itu, padahal aku bisa pergi, tapi aku terlanjur memesan makanan untuk mengisi tenagaku untuk marah jika dia datang setelah aku makan.
Dan ya.
Dia datang, tepat setelah makanan ku tersaji. Aku sudah tidak lapar tapi aku tak mau menyianyiakan uang dan waktuku.
"Maaf aku terlambat"
"Kau sangat tidak sopan, kau mengganggu hidupku dan waktu ku terbuang sia sia."
"Maafkan aku, aku mengurus beberapa hal dahulu. Jangan marah padaku"
Aku menggertak. Siapa dia? Dia pikir dia siapa?
"Intinya saja, pergilah dari hidupku mulai sekarang"
"Tapi aku menemuimu bukan untuk itu"
"Tapi aku menemuimu untuk itu"
"Jen, kau tak bisa melakukan itu"
"Lihat lah dirimu"
Dia menyebalkan, dia membuatku kehilangan waktu dan nafsu makanku hari ini.
Dia mendekat dan menyentuh tanganku dengan tidak sopan. Dia bahkan sedikit menariknya membuat ruam kemerahan nampak jelas dipergelangan tanganku. Dia kasar dan toxic, dia mencampuri kehidupanku, menggangguku dan melukaiku.
"Jen"
"Kenapa kau memaksanya Tuan?"
Suara itu muncul dibelakangku, aku kaku namun mataku mencari cari dimana pemilik suara itu. Tapi dari sorot tatapan tajam manusia tak beradab yang memegangku ia mengarah ke belakangku dan itu membuatku menoleh.
Dan, ya. Orang itu.
"Kau tak perlu ikut campur dan pergilah"
Orang itu duduk di samping kursiku dengan santainya meminum wine yang sebelumnya di suguhkan untukku.
"Kai, kenapa kau terus memaksakan diri?"
Dan aku baru tau sialan ini bernama Kai.
"Ya! Kau tau namaku"
"Tentu saja, kau masih menyukai pacarku sejak kuliah kan. Kau sangat gigih sekali"
Aku tercengang dengar pernyataan tanpa rasa bersalah itu. Tapi entah bagaimana dan kenapa aku mematung begitu saja. Mendengar suaranya pun membuatku merinding, dan ketika ku tatap dirinya seolah aku sedang berkaca, bahwa luka itu benar memantul kearahku.
Pacar.
Kata itu menyakitkan ditelingaku bahkan hampir membuatku tercekik. Betapa mudah dan indahnya dia dalam bertutur kata. Aku tak bisa fokus pada masalahku. Kehadirannya membuat fokus ku teralih, aku hanya memandangi dirinya yang masih sama luar biasa dibanding aku yang ia buat hancur berkeping keping.
"Lisa cukup!"
Dan Lisa berhenti.
"Berhenti memakinya dan cukup suruh dia pergi sekarang"
"As you wish honey"
Gadis itu gila.
Dan sekarang tinggal kami berdua, dikantornya setelah dia mengusir Kai. Kecanggungan seolah membuat suhu ruang panas dan pengap. Jujur saja aku sedang berhati hati dengan tatapan Lisa yang tak teralih.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY DEAR BAD GIRL (season 2)
Fiksi PenggemarLanjutan dari MY DEAR BAD GIRL Yang belum baca MYBG pertama mending baca dulu sebelum kesini ya darling