Bastian akhirnya ikut makan setelah beberapa bujukan oleh Maureen, dan laki-laki itu tidak memungkiri saat melihat Maureen sangat menikmati hidangannya ia juga tergiur untuk menyicipi. Saat Bastian hampir selesai dengan makanannya, Pak Alex terlihat mengambil tempat di depan podium yang disediakan untuk mengumumkan sesuatu. Bastian dan Maureen berhenti makan untuk mendengarkan pemilik acara tersebut.
"Terima kasih untuk kedatangan kalian semua, saya sangat menghargainya." Pak Alex memulai dengan senyum ramah terpatri di wajahnya.
"Acara ini diadakan untuk merayakan 25 tahun saya berkarir dan saya berterima kasih kepada anda semua karena telah membantu saya selama ini. Dan kini, saat saya telah sampai di posisi ini, yaitu sebagai CEO dari perusahaan ini saya merasa sangat bahagia juga tersanjung Saya memulai kerja dibidang ini benar-benar dari bawah, dan untuk sampai pada keadaan seperti sekarang tidak sedikit perjuangan yang dilakukan. Waktu, pikiran, hubungan dengan orang terkasih saya," Pak Alex melirik Bastian sekilas, lalu melanjutkan. "Semua itu saya lewati dan akhirnya saya tiba dimasa sekarang. Saya tidak akan banyak berada dikantor nantinya, karena saya akan lebih sering travelling, ya. Kerja sambal jalan-jalan, enak juga." Beberapa orang terlihat tersenyum mendengar gurauan Pak Alex.
"Kalian tidak perlu khawatir, karena akan ada yang menggantikan saya. Yang akan membantu kita untuk menjalankan semuanya bahkan lebih baik lagi disini. Orang yang selama ini kita kenal sangat bertanggung jawab, seseorang yang kita datangi dengan segala masalah tapi tetap senang membantu. Siapa lagi kalau bukan Bastian!" Lalu deru tepuk tangan terdengar diseluruh ruangan.
"Bastian, would you join me here?" Pak Alex mengarahkan tangannya pada Bastian agar Bastian bisa maju dan berdiri disampingnya. Bastian bergegas mendekati Pak Alex setelah melirik Maureen sekilas.
"Bastian, saya percaya kamu mampu untuk memikul tanggung jawab ini menuju keberhasilan untuk kita semua. Selamat Bastian!"
Wajah Bastian seperti bersinar malam itu, senyumnya terlalu lebar untuk Maureen katakan. Maureen mengerti Bastian baru saja mendapat promosi dan sudah sepatutnya bahagia. Namun tetap saja semua ini meninggalkan perasaan janggal untuk Maureen. Pasti ada konsekuensinya dari semua kejadian ini. Dan Maureen masih belum mengetahui apa hubungan ini semua dengan dirinya. Mengapa dia harus berada ditempat ini masih menjadi misteri yang hanya Bastian tahu jawabannya.
"Maureen, kamu pasti bangga pada Bastian," Pak Alex tiba2 menyapanya dari depan, mau tak mau Maureen menjawab meski hanya dengan setengah senyuman. "Dan juga, Selamat untuk pertunangan kalian." lanjut Pak Alex.
Maureen membeku ditempat terkejut dengan ucapan Pak Alex. Rasanya tadi baru saja ia diperkenalkan sebagai pacar Bastian, sekarang dia tiba-tiba ikut dipromosikan sebagai tunangan Bastian. Maureen beralih menatap Bastian yang masih berdiri disamping Pak Alex, bersiap untuk memberikan sepatah dua patah kata.
"Haha, terima kasih Pak Alex, atas kepercayaan Bapak untuk saya. Saya akan memberikan yang terbaik untuk kantor kita Pak." Maureen melihat Bastian masih dengan wajah senyuman saat mengucapkan sambutannya. Bagaimana mungkin pria itu masih bisa tersenyum dengan kebohongan yang nyata.
"Tapi ingat, jangan sampai lupa untuk membahagiakan orang terkasih loh, jangan seperti saya. Ingat Maureen, calon istrimu." Pak Alex memotong Bastian yang dibalas Bastian dengan anggukan.
"Pasti Pak, saya akan ingat pesan Bapak. Susah mendapatkan Maureen, I won't take her for granted," The nerve, berani benar Bastian berkata seperti itu. Maureen ingin sekali tertawa lebar didepan wajah Bastian untuk mengolok-oloknya. Maureen sedikit menangkap maksud Bastian setelah ini. Dan ia tidak sedikitpun menyukai apa yang baru saja terjadi. Berbeda dengan Bastian didepan sana yang rasanya seperti baru saja mendapatkan hadiah Natal terbaiknya seumur hidup. Ingin rasanya Maureen memukul Bastian untuk menghilangkan senyuman itu selamanya.
Begitu kembali pada posisi awalnya yaitu disamping Maureen, banyak teman Bastian yang menghampiri untuk memberikan selamat padanya, dan Maureen tentu saja untuk pertunangan mereka. Maureen tidak akan meledak dihadapan hadirin sekalian, ia akan bersikap sopan dan berterima kasih atas ucapan yang diberikan. Kemarahannya akan ia simpan untuk orang dan waktu yang tepat. Teman-teman Bastian dan juga Pak Alex tidak salah, mereka juga ditipu Bastian. Maureen akan mengikuti alur yang sudah dibuat Bastian sementara ini. Ia akan memendam amarahnya untuk bisa diluapkan pada Bastian guna membuat pria itu kembali pada kewarasannya.
"Selamat Bastian, saya tidak tahu kalau kamu sudah mempunyai kekasih. Selama ini saya kira kamu single and always ready to mingle," Seorang wanita cantik, tinggi berkulit putih dan fashionable menyapa Bastian. Wanita itu tidak sedikitpun melihat kearah Maureen, tangannya hanya bergelayut dilengan Bastian. Terang-terangan dengan sikap menggodanya.
Bastian terlihat tidak nyaman dengan perlakuan itu lalu dengan sikap sopan berusaha melepaskan tangan wanita itu. Apa yang Bastian lakukan selanjutnya mengejutkan Maureen, karena dengan ringannya tangan Bastian merangkul Maureen. Tangan Bastian dengan lihainya merayap kepinggang Maureen. Maureen terpaku sesaat dan Bastian merasakan tubuh gadis disampingnya itu menegang. Ia melirik sebentar untuk memastikan bahwa Maureen baik-baik saja sebelum menjawab.
"Terima Kasih Sasha, saya hanya ingin menikmati hubungan kami secara personal lebih lama." Wah, Maureen terkagum dengan kecepatan Bastian berpikir. Pria itu pintar bukan hanya dibidang akademik tapi juga kehaluan. Kalau saja saat ini mereka hanya berdua, Maureen akan mendengus tepat diwajah Bastian dan geleng-geleng kepala karena sudah habis pikir dengan kelakuan Bastian malam ini. Wanita itu, Sasha tersenyum kecut yang membuat Maureen merasa kasihan terhadapnya.
"Haha, oke. Saya pikir itu benar dan bukan karena kamu malu karena pasanganmu hanya perempuan yang biasa-biasa saja, ya kan." Maureen tarik kembali perasaan kasihannya, Sasha ini tidak perlu dikasihani. Bisa-bisanya dia menilai Maureen seperti itu pada pertemuan pertama mereka. Maureen memandang Bastian tidak setuju dan seperti menyuruh Bastian untuk segera membalas tuduhan itu.
"Kamu tidak mengenal Maureen, Sasha. Tidak ada yang biasa dari dia." Bastian menjawab sambil memberikan tatapan pemujaan pada Maureen. Maureen puas atas jawaban Bastian dan berharap Sasha segera pergi dari situ. Harapannya terkabul Sasha dengan kesal meninggalkan mereka.
"Bastian, menjijikkan melihatmu jatuh cinta seperti ini." Maureen dan Bastian ternyata masih harus beramah-tamah dengan tamu lainnya. Maureen mulai lelah dengan sandiwara ini.
"Shut up Mike!"
Walau sudah diminta untuk tutup mulut, rupanya Mike teman sejawat Bastian ini enggan melakukannya. "That's Sasha, Bastian's number one Fangirl ," Mike menjelaskan pada Maureen. Tanpa dijelaskan seperti ini Maureen sudah paham bahwa Sasha menyukai Bastian. Mengapa Bastian tidak berkencan dengan Sasha saja, ingin sekali Maureen mendapat jawabannya. Sasha hampir sempurna dari segi penampilan, hanya sedikit minus pada attitude. Maureen harus pertanyakan itu nanti pada Bastian.
"It's obvious," jawab Maureen yang mendapat dengusan dari Mike.
"But worry not. No need to be jealous because Bastian doesn't like her that way," Mike menenangkan.
"As it should." final Maureen membuat Bastian terkesiap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahlah Denganku
RomancePemuda dengan nama lengkap Bastian Winandra Kesuma itu tanpa pemberitahuan mengejutkannya dengan kedatangan yang tiba-tiba. Pasalnya, Agnesya Maureen bukan teman sepermainan lelaki itu dulu. "Jadi, ada apa kau menemuiku?" Tanya Maureen to the point...