Lima

78 0 0
                                    

Karena ada yang berbaik hati untuk vote dan comment, i work harder and squish my brain to write this. Hope you like it.

Vote and Comment are appreciated
------------------------------------------------------------------

"Duh, mau kemana sih pake dandan sore gini?" tanya mba Kepo kesayangan Maureen alias Mba Rosa. Wajar memang jika teman Maureen menanyakan hal tersebut lantaran saat ini Maureen yang tak pernah mau ambil pusing mengenai dandanannya sehabis kerja terlihat memoles kembali riasan wajahnya. Ia mengaplikasikan kembali bedak dan tetek-bengek riasan lainnya agar terlihat fresh walaupun belum mandi.

"Reunian Mba" jawab Maureen asal. Ia tak perlu dan tak berniat untuk menceritakan kepada Mba Rosa mengenai jadwalnya yang sebenarnya malam ini. Bisa-bisa ia akan diceramahi tanpa alasan lalu beritanya besok pagi akan tersebar dan melebar tanpa bisa dicegah. " Tak usah, terima kasih" ucapnya dalam hati.

"Sama yang dateng kemarin?" lagi Mba Kepo itu menggali berita. Maureen sudah siao menjawab ketika Mba Amy -malaikatnya Maureen- menyela, "Sudah Rosa, leave her alone."

Namun Maureen juga tak tahan untuk tidak komentar, ia ingin jadi orang yang terakhir berbicara dan membungkam Mba Rosa.
"Bukan cuma dia koq, banyak yang lain. Kayak aku gak punya temen aja."
Gawat, makin besar kebohongan yang diciptakan Maureen. Maureen saja tidak tahu sebetulnya akan kemana ia diajak oleh Bastian. Namun, demi mengatasi sikap Mba Rosa, Maureen harus tega menjadi tidak hormat dan membohongi orang yang lebih tua.

Cukup lama mengenal, orang-orang terdekat Maureen tahu jika sikapnya mulai jutek, maka lebih baik mundur dan menghentikan semua kontak - kontak mata, kontak hati, kontak sentuhan, apapun jenisnya- dengan Maureen daripada menghasilkan perang dunia. Memang hiperbolis, namun begitu lah kira-kira rasanya bersitegang dengan gadis itu.

Bastian mengatakan akan datang menjemput Maureen kira-kira setengah jam lagi. Ia pikir itu merupakan waktu yang cukup untuk memoles kembali dandanannya dan menghilangkan bukti lelahnya ia karena kerasnya bekerja. Tak perlu tampil menarik berlebihan cukup terlihat layak, Maureen tak ingin memberi kesan ia sangat menyukai ajakan pergi bersama Bastian. Karena memang sebenarnya gadis itu betul-betul ogah dan ingin menolak jika bisa. Salahkan rasa ingin tahunya yang membuat Maureen tak ingin melewatkan rahasia.

Dering telepon menghantarkan kabar dari receptionist jika Bastian telah datang. Maureen segera beranjak dari ruangan kerjanya untuk menemui pemuda yang masih penuh misteri itu.

Dasar Miss Kepo, sebelum Maureen menutup pintu terdengar Mba Rosa berteriak nyaring sebagai ejekan, "Salam ya sama doi," sambil nyegir kayak kuda.

Di depan meja di ruang tamu yang disediakan, Maureen bisa melihat Bastian berdiri. Pemuda itu terlihat mempesona, Maureen tak memungkirinya. Dengan pakaian kemeja dan jas berwarna hitam tanpa dasi, pemuda itu terlihat menarik dalam kesederhanaannya. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan kekar, mungkin Bastian bukan member salah satu tempat fitnes yang belakangan ini menjamur dimana-mana, pikir Maureen. Rambutnya pun tidak ditata secara klimis ataupun meninggi, sebaliknya terlihat natural dengan sedikit gelombang. Ia terlihat lebih muda daripada umurnya. Maureen semakin bertanya-tanya, dengan kelebihan yang dimiliki Bastian, mengapa ia memilih dirinya yang biasa-biasa saja sebagai pendamping.

Bastian melihat Maureen mendekatinya, lalu memilih untuk berjalan mendapatkan gadis itu.

"Sudah siap?" Tanya Bastian sebagai sapaan. Maureen hanya merespon dengan dengungan dan anggukan. Selanjutnya mereka berdua mengarah ke tempat Bastian memarkirkan mobilnya agar segera pergi ke tempat tujuan yang hanya Bastian yang tahu.



____________________________________

Kependekan? Membosankan? Kritik dan saran , please 😊

Jgn lupa Vote dan Comment yaa

Menikahlah DengankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang