PE-10🌵(Revisi)

2.7K 63 0
                                    

Tandain kalau typo ya-!

Happy Reading😙💗

10. Bimbang

"Sekarang sudah jelaskan om. Percuma om marah-marah, adek om gak bakal hidup lagi" ucap Edgar kepada Mahesa dengan kata-kata yang ditekankan.

"Sampai kapan kalian akan terus seperti ini?!" tanya Mayra yang baru saja tiba diruang tamu. Sedari tadi dikamar pikirannya tidak bisa tenang memikirkan situasi yang ada di luar. Apalagi saat ia mendengar Mahesa berteriak begitu kencangnya.

"Ayah sudah tenang disana pa, untuk apa papa terus mengungkit kematian ayah?!" tanya Mayra dengan suara bergetar yang membuat Mahesa terdiam.

Edgar yang melihat Mayra menangis lantas beranjak dan menghampiri Mayra "Kamu kenapa turun hm? ayuk aku anter kamu kekamar biar kamu istirahat" ucap Edgar dengan nada berbisik seraya mengusap lembut air mata Mayra.

Mayra menggeleng "Kita harus nyelesaiin ini sekarang juga, aku gak mau permasalahan ini terus berlanjut" balas Mayra.

Edgar mengangguk tanda mengerti. Edgar mengajak Mayra untuk duduk disampingnya.

Lantas ia menatap dua pasang suami istri itu.
"Sekarang semuanya sudah jelas, apalagi yang perlu kalian debatkan? Untuk Om Esa, percuma om marah dan mencaci maki om Pratama. Hal itu tidak akan membuat Om Bayu hidup kembali dan untuk Om Pratama, penyesalan memang selalu datang diakhir tapi, apa om mau terus hidup dalam penyesalan?" tanya Edgar kepada Mahesa dan Pratama.

Mereka semua terdiam mendengar perkataan Edgar. Sampai akhirnya terdengar helanan nafas dari Mahesa.

"Huftt, sekarang apa yang kalian inginkan?" tanya Mahesa.

Pratama bangkit dari duduknya dan mendekati Mayra yang duduk disamping Edgar.

Fyi: posisis mereka duduk kyk gini ya

Ia berlutut dihadapan Mayra "Sebenarnya tujuan ayah dan bunda mu kemari hanya untuk kamu Ana, untuk menjemput kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia berlutut dihadapan Mayra "Sebenarnya tujuan ayah dan bunda mu kemari hanya untuk kamu Ana, untuk menjemput kamu. Kita mulai semuanya dari awal" ucap Pratama kepada Mayra yang membuat mata Mayra berkaca-kaca.

Mayra menoleh kearah Ratih, tatapan mereka bertemu sampai pada akhirnya Ratih lebih dulu memutuskan pandangan mereka.

Ratih mendekat kearah Mahesa dan duduk disampingnya "Pah, mama gak mau, mama gak mau kalau Ara tinggal sama mereka" adu Ratih kepada suaminya.

"Kita tidak bisa memutuskan secara sepihak ma, ini kehidupan Mayra dia yang seharusnya memilih" balas Mahesa menenangkan Istrinya.

Possessive Edgar [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang