Menahan kantuk sungguh melelahkan, Cih. Kapan ini akan berakhir? Dosen Media pembelajaran benar-benar tidak sejalan denganku, aku paling malas menghadapinya. Dosen media pembelajaran ini adalah dosen dengan tipe yang selalu menganggap remeh mahasiswa zaman sekarang, yang katanya kurang wawasan lah, malas membaca buku dsb. Dia selalu menganggap kala mahasiswa ddi zamannya tu yang lebih baik, bahan paling bak. Beliau tidak tahu saja betapa jadunya mahasswa zaman dahulu. Cih.Saat-saat menyebalkan itu adalah saat kau dibanding-bandingkan dengan orang lain. Itu benar-benar menjengkelkan."Ni orang jam tangannya rusak kali yak.. udah jam segini juga masih aja ngoceh" bisik Dewi di telingaku"Kayanya tuh orang emang sawan deh"Dewi menepuk jidat mendengar sahutan ku. Mungkin dia speacless atau frustasi"Apa coba hubungannya sawan sama jam yang molor.." Dewi mengernyitkan mukanya. Bingung dengan jawabanku."Ya ngga ada, cuman pengen aja ngatain tuh orang" Aku tersenyum mengejek, aku masih marah dengannya karena tadi dia langsung menarik ku pergi tanpa menghiraukan headphone kesayanganku."Ish..." melengos Dewi mendengarkan kembali ocehan dosen di depan.Dewi menghela nafas lega setelah mendengar kuliah tutup. Aku mengemas semua perabotanku yang sebenarnya hanya bolpoint dan Fc. Makalah.Menatap malas kesekitar aku menyandarkan punggungku ke sandaran kursi. Memejamkan mata."Aku duluan yah Ca.."Aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan Dewi yang sudah ke luar kelas, sepertinya dia sudah dijemput Dion makanya buru-buru. Dewi dan Dion sudah menjalin hubungan yang cukup lama, mereka sudah bersama semenjak SMA sampai sekarang. Aku tidak mengerti apa yang membuat Dion betah berpacaran dengan Dewi yang notabenenya sedikit lemot. Ck. Tapi meskipun Dewi lemot seperti itu, hanya dia teman yang mampu bertahan menghadapi temperamen ku yang tidak stabil ini.Aku berjalan keluar gerbang kampus, berencana untuk pulang karena tadi merupakan mata kuliah terakhir untuk hari ini. Cih. Aku lupa kalau headphoneku sudah diboikot. Ahh. Rasanya sepi sekali jika tidak ada music yang terputar di telingaku.Aku berniat pulang dengan menggunakan angkot karena jarak dari kampus menuju kostanku tidak terlalu jauh, tapi jika aku pikir lagi pulang sekarang toh sama saja sepi tidak ada orang di kost. Pasti semua masih dikampus, ataupun nongkrong disuatu tempat. Lebih baik aku pergi dulu ke toko buku siapa tahu aku menemukan buku yang pas digunakan untuk referensi tugasku.Toko buku kali ini lumayan ramai, tidak seperti biasanya, sepertinya banyak mahasiswa yang sepertiku mencari referensi ataupun nongkrong mengerjakan tugas sambil wifi-an. Inilah kehidupan nyata seorang mahasiswa yang uang bulanannya pas-pasan sepertiku. Dibanding dengan membeli kuota lebih baik nongkrong lebih lama di perpustakaan kampus ataupun café sekitar. Tidak seperti yang ada adi FTV ataupun sinetron-sinetron yang asli, bener-bener ngeselin. Cih. Menjadi mahasiswa itu tidak semudah apa yang ditayangkan di sinetron-sinetron yang kerjaannya hanya menindas orang, hangout, ngabisin duit orang tua, putus sama pacar, nangis kejer lebay. Cih. Mahasiswa yang sebenarnya itu yah tugas makalah yang deadline, observasi, jadi aktivis dan uang pas-pasan. Sinetron zaman sekarang benar-benar merusak pemikiran orang-orang.Di dalam toko buku ini lumayan lengkap fasilitasnya. Disamping banyak buku murah tapi juga free wifi selain itu toko buku ini juga berdekatan dengan strarbuks sehingga memudahkan semua orang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bayusuta Cakra Arkananta
Romance"Egois?" "Harusnya kamu sadar itu sebelum hadir di hadapanku" -Bayusuta Cakra Arkananta-