#12. let u go.

106 19 4
                                    

Sudah seminggu sejak kejadian yang buruk menimpa Mina, Tzuyu beberapa kali menyempatkan diri untuk datang menjeguk Mina dan mencoba menghibur nya di saat tidak ada siapapun di sampingnya saat itu. Mereka sangat canggung sekarang.

"Tzu." Panggil Mina pada Tzuyu yang sedang mengupas buah apel untuk dirinya.

"Ya?"

"Kenapa rasanya berat banget ya. Gua capek." Mina terus memandangi keluar jendela.

"Gua pengen bahagia." Ucapnya lagi. Tzuyu tak menjawab, ia hanya menatap Mina dengan perasaan tak tega. Perempuan yang ia kenal tak pernah menunjukkan kesedihan nya, kini justru terlihat lemah dan pucat tak berdaya hanya karena cinta.

"Lo gak perlu dateng kesini lagi, Tzu." Kini Mina menatap Tzuyu sambil tersenyum.

"Gua bakal tetep kesini temenin lo." Mina menggeleng pelan, masih tersenyum pada Tzuyu.

"Besok gua mau ke LA, jadi lo gak perlu dateng lagi dan buang-buang waktu lo sama gua."

"Gak ada yang buang-buang waktu, gua gak masalah dengan itu semua."

"Tapi gua yang bermasalah dengan itu."

"Na..."

"Lo gak perlu khawatir, gua gak papa. Gua cuman butuh waktu sama diri gua sendiri." Kata Mina mencoba men-yakinkan Tzuyu.

"Lo bakal tinggal sama siapa?"

"Gua punya banyak kenalan disana, dia bisa nge-jagain gua lebih baik dari lo." Tzuyu tertawa, begitu pun Mina.

"Okay, kalo ada apa-apa? lo bisa hubungi gua kapan aja." Mina mengangguk.

"Tapi sebelum itu, gua mau ketemu Chaeyoung."

Mina tahu bahwa Chaeyoung berusaha bertemu dengan nya, terlihat dari ponsel nya yang terus berdering dari Chaeyoung, lalu juga ratusan pesan permintaan maaf darinya yang tak pernah ia balas.

***

Angin kencang terus menerpa ke arah tubuh seorang wanita yang tengah berdiri menghadap ke sebuah danau luas yang menyajikan pemandangan indah dengan pohon-pohon di sekeliling nya.

"Udah lama?" Tanya seorang pria yang sebenarnya sudah menunggu kedatangan nya.

"Lumayan." Wanita itu tersenyum begitu pun pria itu.

Mereka menatap karena rindu, ingin mendekap nya, menciumnya dan mengatakan bahwa mereka saling rindu. Namun keadaan nya sudah sulit.

Mereka akhirnya bertemu setelah pertengkaran terakhir mereka, berawal dari pesan singkat yang  Tzuyu kirim, lalu akhirnya memutuskan mereka untuk memberikan kejelasan akan hubungan yang tak tau harus dibawa kemana.

Mereka adalah sepasang kekasih, tetapi kenapa sekarang seperti orang asing.

Jujur saja Jihyo berharap semuanya akan kembali ke awal, dimana hanya ada kebahagiaan disana.

mereka memilih duduk di bangku taman yang tersedia disana,

"Tzu..."

"Ji..."

Ucap mereka bersamaan, namun Jihyo mengalah dan membiarkan Tzuyu berbicara lebih dulu.

"Aku mau minta maaf soal permasalahan terakhir kita, aku salah banget dan gak seharusnya aku ngelakuin sesuatu yang berhubungan sama kamu tanpa bilang dulu. Maaf, aku udah buat kamu kecewa." Ucap Tzuyu dengan tenang.

Jihyo tersenyum melihat bagaimana pria yang ia rindukan sedang duduk di samping nya, bagaimana angin menyapu wajah serta rambut milik pria itu.

"Iya, aku juga mau minta maaf sama kamu perihal waktu itu- aku yang terlalu kasar sama kamu." Balasnya dengan mata yang masih menatap nya.

"Aku memang pantas kok di gituin." Jihyo menggeleng tak suka, "Gak ada manusia satupun di dunia ini yang pantas di perlakukan seperti itu." Tzuyu tersenyum mendengarnya.

"Selama beberapa hari kemarin, aku jadi banyak mikir soal kita? Khususnya diri aku sendiri. Apakah aku sudah melakukan yang terbaik buat kamu? Apakah kamu bahagia bersama aku? Apakah aku orang yang sempurna untuk bersanding bersama kamu? Banyak pertanyaan-pertanyaan di pikiran aku yang sangat mengganggu," Tzuyu terlihat jauh lebih tenang dan tegar saat mengungkap kan apa yang seharusnya ia ungkap kan saat ini.

"Nyatanya tak ada manusia yang sempurna di dunia ini dan sampai kapan pun kita gak bisa berubah hanya karena orang lain tidak menyukainya. Selama ini aku terlalu maksa kamu untuk mengikuti apa yang aku mau, apa yang biasa aku lakukan, apa yang aku suka tanpa pernah memikirkan apa kamu juga menyukainya. Aku egois." Lanjutnya.

"Tzu..." Jihyo menggenggam tangan Tzuyu,

"I let you go." Satu kalimat dari Tzuyu membuat tubuh Jihyo membeku karena ia tak ingin mendengarnya.

"Tzu, aku ngajak kamu ketemu bukan untuk ini, aku ingin kita-" Ucapan Jihyo terpotong.

"Aku selingkuh, Jihyo." Potong Tzuyu tepat.

"Aku juga." Balas Jihyo cepat.

Tzuyu terdiam, begitu pun Jihyo yang tak tahu harus bersikap bagaimana sejak pengakuan bahwa mereka sama-sama telah bermain dibelakang. Walau tidak dalam kondisi yang wajar, mengingat mereka sama-sama mencari pelarian di tengah-tengah permasalahan hubungan mereka.

"Hubungan kita udah gak sehat, ini udah saatnya kita mengubah diri kita." Tzuyu menatap dalam kedua mata Jihyo yang sudah tak bisa menahan air mata nya.

"Aku selalu ingin yang terbaik buat hubungan kita, tapi aku juga ingin yang terbaik buat kehidupan kamu, aku ingin melihat kamu benar-benar tersenyum karena memang kamu menyukai nya- bukan semata karena aku. Aku ingin melihat kamu bahagia mengejar mimpi kamu- mimpi yang kamu inginkan sejak dulu. Ini yang terbaik, kita harus belajar mencintai diri sendiri terlebih dahulu sebelum kita mencintai orang lain. " Tzuyu tersenyum menyakinkan Jihyo bahwa ini adalah jalan terbaik.

Untuk saling melepaskan.

"Tapi gimana kalo nyatanya setelah ini, kita gak bahagia?"

"Percaya Jihyo, bahwa kebahagiaan bisa datang dari mana saja- walau mungkin itu bukan dari aku."

Jihyo menatap dalam  Tzuyu, ia sungguh tak menginginkan perpisahan ini.

Mereka saling mencintai, namun mereka perlu belajar untuk bisa saling memahami dan kemungkinan menjadi manusia yang lebih baik di masa depan.

"Jika waktunya sudah tiba, aku akan datang ke kamu lagi." Ucap Tzuyu sambil mengenggam tangan Jihyo yang berada di pangkuan nya.

"Kapan?"

"Gak ada yang tau."

"I love you so much, Tzuyu." Jihyo memeluk erat tubuh Tzuyu dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya.

"I love you more, Jihyo. But i have to let you go."

Mungkin saja dengan cara melepaskan satu sama lain, bisa membuat mereka berdua menjadi lebih memahami diri mereka masing-masing. Entahlah, apakah ini sudah menjadi jalan terbaik bagi mereka, atau justru membuat keduanya tak bisa berhenti memikirkan akan kisah mereka di masa depan.

Semoga saja, ini adalah yang terbaik.

***

Hai, Jitzu karam nih. hehe.

Selamat malam minggu para jomblo.

-CaCa-

Stuck (On You) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang