Biasakan vote sebelum membaca.
---Saat hujan...
________
*tik.. tik.. ZRASHH!!
Rintik hujan kecil yang perlahan jatuh lama-lama menjadi besar. (Name) yang tengah membersihkan meja makan lantas menatap jendela yang menampilkan derasnya hujan.
"Ah, Yoichi. Hujan," ucap (Name) sembari menunjuk jendela.
Isagi yang baru saja selesai membereskan alat makan pun menghampiri (Name). "Oh benar. Yah, kita tidak jadi jalan-jalan kalau begitu."
(Name) memasang wajah kecewa, "padahal aku sangat ingin jalan-jalan denganmu."
Isagi terkejut, kemudian mengelus kepala (Name) pelan. "Lain kali, ya? Sepertinya hujannya lumayan deras hari ini, berangin juga. Semoga saja tidak mati lam–"
*pats!
"–pu"
Baru saja dibicarakan, lampu tiba-tiba saja mati. Isagi dengan cepat memegang tangan (Name), ia tau (Name) takut dengan gelap.
"Nyalakan senter di ponselmu, (Name)," ucap Isagi.
(Name) mengangguk, kemudian mengeluarkan ponselnya dan menyalakan senter. "Sudah," ucapnya.
Isagi tersenyum kecil, "ayo kita keruang tamu."
Diruang tamu, (Name) duduk didepan Isagi yang tengah memeluknya dari belakang. Isagi mengeratkan pelukannya pada (Name) yang tengah memegang selimut, kemudian berucap.
"Kedinginan? Tubuhmu agak bergetar."
Wajah (Name) memerah tipis sembari mengangguk pelan. "Ya, sedikit." Perlakuan kecil dari Isagi benar-benar membuatnya jatuh hati pada laki-laki ini.
Isagi tersenyum tipis, "aku rasa kita akan merasa bosan jika tidak melakukan apa-apa, mau mengobrol hal-hal random?" Tanyanya.
"Boleh," jawab (Name).
"Apa Bachira dan teman-teman kita baik-baik saja?" Tanya Isagi.
(Name) mengangguk pelan, "mereka baik. Meskipun sempat down selama beberapa hari."
Isagi tersenyum tipis, "baguslah kalau begitu. Aku sudah lama sekali tidak melihat mereka, agak kangen sedikit."
(Name) terkekeh pelan, "mereka pasti juga kangen."
"Aneh tidak, sih kangen dengan sesama jenis? Aku agak ragu mengatakannya pada mereka kalau aku merindukan mereka," ucap Isagi.
"Takut dikira belok, ya?"
"Um! Benar! Aku heran, kalau sesama perempuan bilang 'aku merindukanmu!' Itu tidak terdengar aneh! Tapi kalau laki-laki yang mengucapkannya rasanya agak.. menggelikan?"
(Name) tertawa, kemudian berucap. "Iya juga ya, aku juga tidak tau kenapa seperti itu."
"Iya, kan?! Tidak ada kesetaraan gender!" Ucap Isagi membuat (Name) tertawa lagi.
"Oh iya! Apa kamu ingat Michael Kaiser?!" Tanya Isagi.
(Name) memegang dagunya—berpikir sejenak—kemudian mengangguk. "Um, ingat. Yang dari Jerman itu, kan? Ada apa?"
"Dia suka kamu tau! Makanya dekat-dekat denganku terus biar bisa dekat juga denganmu!"
(Name) seketika terkejut, "eh? Benarkah? Kupikir awalnya ia belok dan suka denganmu."
Mendengar ucapan (Name), Isagi seketika memasang wajah jijik. "Ew, apa-apaan pemikiranmu itu?"
"Ahahaha, maaf. Tapi semuanya juga sempat berpikir seperti itu, loh!"
"Ya.. aku juga sempat berpikir seperti itu, sih. Tapi untungnya tidak," ucap Isagi.
(Name) tersenyum, kemudian bersandar kebelakang pada pundak Isagi. "Cuacanya bikin ngantuk," ucap (Name) tepat di leher Isagi.
Isagi seketika merinding, wajahnya perlahan memerah, dan..
"Hm? Yoichi, ada sesuatu yang keras di–mmp!"
Isagi menutup mulut (Name) menggunakan telapak tangannya, "jangan katakan apapun."
"Eeh? Kamu.. tegang?"
"..."
"..."
"B-bukan! I-itu.."
"Ah, maaf! Aku lupa kalau leher laki-laki itu sensitif. Maafkan aku!"
"T-tidak apa (Name), jangan khawatir. Aku baik-baik saja," ucap Isagi berbohong. Sebenarnya dibawah sana agak ketat.
"Benar? Mau aku bantu? Aku pernah baca beberapa.." (Name) meraba bagian bawah Isagi, kemudian menemukan benda yang keras disana.
"Ah, t-tunggu (Name)."
(Name) memegang benda tersebut, lalu..
"Aah~!"
Keduanya seketika terkejut. Isagi menutup mulutnya dengan cepat, sementara (Name) panik dengan wajah yang memerah.
"Ma-maaf!" Ucap (Name).
"J-j-jangan sentuh itu lagi, okay? Aku bisa mengurusnya nanti setelah lampunya menyala. Ja-jadi jangan sentuh itu lagi, aku takut.. hilang kendali," ucap Isagi pelan.
"A-aku mengerti."
Suasana seketika berubah menjadi canggung. Tak berselang lama, lampu pun menyala dan hujan pun mulai mereda. Isagi meminta izin untuk pergi ke toilet, sedangkan (Name) tiduran di sofa sembari menutupi seluruh tubuhnya hingga wajahnya yang memerah padam.
________
.. ada yang tegang.
Gais, aku buka link trakteer ya. Yang mau isi silahkan, bisa cek di deskripsi. Terima kasih!♡