Chp 5 || Salah Ya Senyum?•

486 52 22
                                    

Kesendirian karenanya menjadikan sebagian hidupnya sedikit berubah menjadi abu-abu, setelah ditimpa sebuah fakta yang begitu menyedihkan, sudah disembunyikan oleh kakak sulungnya bertahun-tahun lamanya, namun rahasia itu terbongkar karena emosi dan ego yang telah menguasai dirinya, menjadikan orang yang pemarah dan melampiaskan semua nya pada orang yang tak salah

Ini semua bukan tentang antara kakak dan adik pertama nya, tapi tentang kesemua keluarga yang harmonis sebelum dia dituduh dan kakak nya dengan sengaja membeberkan bahwa ada fakta menyedihkan yang tersimpan

.

.

.

.

.

"Hey kalian! maafkan aku terlambat!" Seru Taufan dari kejauhan

"Itu kak Ufan yeyyy.." sorak Thorn gembira

Melihat kedatangan Taufan, mereka masih belum memakan sajian depannya, tentu ia merasa tidak enak

"Kalian menungguku?!" Tanya Taufan mengacungkan jari telunjuk ke arah wajah nya

"Ya kak, tanpa mu kita kesepian.." jawab Gempa

Taufan mendengar kalimat itu, kalimat itu menyentuh hati nya, tapi bukan merasa senang, tetapi kalimat itu benar adanya bermakna perpisahan

"Tanpa mu kita kesepian kak.." Entah sejak kapan Angin Periang kini pintar untuk memikirkan hal-hal yang belum pasti akan terjadi, overthingking bisa membunuh orang secara perlahan

"K-kak?kak Ufaan melamun?"

"E-eh iya maafin kak Taufan ya Thorn.." ucap Taufan kemudian menggeser kursi untuk ia duduki, dan dia berada disamping Kakak sulung

"Kak Taufan?ada apa?.." Tanya Gempa yang hanya dijawab gelengan kepala dan senyuman nya

Taufan menyantap makanan didepan nya yang sudah dipesan oleh Gempa

"Kak bicarakan lah..kami bisa cemas..kami selalu ada untuk mu kak, walaupun masalah besar pun kami tetap ada bersamamu.." Gempa benar-benar merasa panik, sementara yang mendengar kalimat Gempa yang jarang terucap seperti itu juga membuat semua nya berhenti memegang sendok makan, kecuali satu

"Benarkah?bahkan jika sesuatu rahasia terjadi?dan kalian tetap bersama nya?.." Sambung Halilintar tiba-tiba, pertanyaan itu sungguh menyentak Taufan

"..."

Setelah Halilintar berbicara, tiba-tiba semua nya terdiam, nyaris dentingan piring dan sendok tidak terdengar lagi. Taufan..masih tersenyum, lama-lama senyuman itu menukik turun kebawah perlahan, wajahnya terhalang Surai cokelat dan sehelai rambut putih nya yang sedang melawan gravitasi, iris biru safir nya tidak terlihat tertutup oleh Surai tersebut

"Kak!! berhentilah!!kau selalu keterlaluan memperlakukan adik mu yang pertama, apa bedanya kak Taufan dengan kami?! Dia adikmu!dia kakak kita juga!" Sentak Solar tiba-tiba, memicu emosi terjadi nya pertengkaran antara keduanya. Solar terus memandang kakak sulungnya dengan serius, sementara lawan bicara rahangnya mengeras dan emosi yang dimilikinya cepat naik

"Sol.. sudahlah..Thorn takut.."

"Hentikan, aku tidak apa-apa..jangan bertengkar..aku tidak marah, aku tidak sedih, aku tidak menyerah..mungkin?..ucap Taufan bangkit dari kursi duduknya, dan merentangkan kedua tangannya, Taufan merasa muak karena pertengkaran selalu dimulai karena dirinya

"Kau berani melawan kakak mu yang paling tua?" Halilintar melayangkan seringai nya

"Jika kau saja tidak pernah adil dengan semua adikmu, lalu kenapa aku tak berani melawan mu?!" Solar menjawab nya dengan nada yang tinggi

Brother Line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang