"kak, bangun ya?sudah sore"
"U-ugh..maaf..maafkan aku.."
Taufan yang menyadari hari akan semakin gelap pun akhirnya langsung berdiri dan melihat kedua adiknya sibuk membereskan barang dan menutup kedai cafe milik kakeknya tersebut
"Tidak..ini bukan salah kak Taufan, kakak kan juga lelah.." Ucap Solar selesai merapikan semuanya
"Ayo balik, aku yang akan tidur.."
"Ishhh kau cuma tidur dan makan aja!"
"Lah buktinya aku bekerja tadi kan?kau ga lihat?matamu taruh di dengkul kah?!"
Melihat tingkah keduanya, Taufan tersenyum seperti biasa, lebih dari itu langkahnya menjadi pelan, mengingat sesuatu yang hampir sama. Kemiripan antara Ice dan Solar yang ribut ini mengingatkan betapa jahilnya ia dan pemarah nya Halilintar saat dahulu
"Seneng deh liat kalian akur..." Ucap Taufan menatap keduanya sendu
"Aku yakin kak setiap kata yang dia ucap pasti ada artinya"//batin Solar yang merasa janggal atas kalimat itu
"Ga langsung gelud toh?!" Seru Taufan memasang raut wajah jahilnya
"Wah kakak, bisa-bisanya..." Sarkas Solar menepuk tangan dengan pelan
"Mau kuambilin tongkat baseball punya Blaze kah?biar seru!" Sambung Taufan kembali lalu melaju secepat kilat meninggalkan mereka berdua
Wush
"Woy kak?! Ngapain main tinggal aja!"
"Yang lain pasti dah nunggu!!" Seru Taufan semakin laju didepan
Hanya berlindung dibalik kalimat itu, Taufan tetap menjahili mereka berdua dengan wajah konyol pembuat tawa miliknya. Walau mungkin ada yang belum pernah dilihat apa arti senyuman sebenarnya.
Puas Solar mengejar akhirnya dia menyusul Taufan yang sudah berdiri di ambang pintu, lagi-lagi dia dibuat bertanya lagi, "kenapa ga langsung buka?padahal kak Taufan sampe duluan, aku yang capek ngejar,". Solar memperhatikan kakak nya yang terengah-engah, sambil menoleh kebelakang dia menatap malas karena si kakaknya yang lain belum sampai dirumah
"Wah kebangetan kak Ice, lari aja males apalagi disuruh olahraga.." sindir si bungsu tersebut seraya membenarkan kacamata visor orange miliknya
"Uhu-uhuk!"
"E-eh kak?!"
"G-gapapa..kak Taufan gak apa-apa.."
"Masuk aja sekarang kak, mungkin yang lain nunggu, begitupula kakak harus beristirahat, makanya jangan ninggalin kami toh, akhirnya kualat kan" Saran nya yang dianggap sindiran bagi Taufan
"Mau nasihatin apa nyindir?!" Tanya Taufan enteng
Ceklek
"L-lah eh??"
Taufan tersentak kaget karena sudah ada yang membukakan pintu untuknya, tetapi pintu itu terbuka dari dalam, Solar langsung terdiam melihat nya. Dan menatapnya
"K-kak Hali?"
Sementara orang yang merasa dipanggil itu hanya berwajah datar dan dia melipat kedua tangannya.
"Tch"
"Masuk, Gempa sudah memasak," ucap Halilintar langsung meninggalkan mereka berdua
"Ihh gaje, bengong lalu bilang terus pergi tanpa menyambut orang ganteng ini dan kak Taufan?"
"Gapapa, walau gaje gitu dia tetep kakakmu kan ahaha.." ucap Taufan sedikit mengejek lalu mulai melangkah kedalam rumah, dan Solar masih di ambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Line
FanfictionSetelah insiden besar yang terjadi, orang menyalahkan dirinya tanpa sebab, mereka melarang nya untuk tersenyum, bagi mereka senyumannya adalah malapetaka Segenap raga yang masih ia genggam di dalam urat nadinya, bersamaan dengan langit biru diatasny...