"Kenapa sih sayang marah-marah Mulu? Nanti cepat tua loh."
Soyu bersungut-sungut. Tatapannya tajamnya langsung mengarah pada Park Jisung - suaminya.
"Kamu ngatain aku tua?"
"Ey.. ga gitu sayang. Ish.. kamu mah emosian terus." Jisung menarik tubuh istrinya untuk duduk di tepi ranjang. Dia mengusap lengan Soyu untuk merayunya.
"Kenapa coba hmm? Cerita sini."
"Itu tuh, kloningan kamu bandelnya minta ampun." Soyu merengut, wajahnya perpaduan antara kesal dan frustasi.
"Si Jihyun?"
"Iyalah, siapa lagi anakmu."
"Jihyun baik-baik aja tuh aku lihat. "
Soyu langsung melirik Jisung. Dia tidak tau saja kelakuan putrinya selama di rumah. Rasa-rasanya bandelnya Jihyun itu 3 kali bandelnya Jisung masa SMA. Soyu sampai terkena migrain setiap hari karena mengurusi putri tunggalnya.
"Kamu jarang di rumah tau apa?"
Ini adalah tahun ke 5 pernikahan Jisung dan Soyu. Mereka dikaruniai seorang anak perempuan berusia 4 tahun yang aktifnya di luar nalar.
Jisung sekarang adalah seorang mahasiswa jurusan bisnis sekaligus seorang pengusaha muda yang baru memiliki 3 cabang coffee shop di Korea. Sementara Soyu telah mengabdikan dirinya menjadi ibu rumah tangga dan merelakan gelar S1 nya dengan sia-sia.
"Ayolah sayang, ngurus anak kan gampang, kamu dulu kan sekolah psikologi, masa ngurusin anak 4 tahun aja ngeluh."
Mulut Park Jisung memang harus sering-sering di amplas agar tidak terlalu tajam kalau bicara.
Lihatlah sekarang, kepala Soyu rasanya sudah berasap karena ledakan emosinya.
Jisung sadar itu. Jisung sadar akan kata-kata kejamnya yang menyinggung Soyu. Lelaki itu langsung melipat bibirnya ke dalam dan kembali merayu istrinya."Ehh.. eh.. ga gitu maksud aku sayang. Kalau kamu capek gapapa kok kamu bisa ngeluh sesukamu. Bener deh.. aku bakal dengerin keluhan kamu, sampai besok juga gapapa. Jangan marah ya.. Heung..."
Jisung memeluk Soyu dari samping. Tangan besar Jisung yang awalnya mengusap punggung gadis itu kini merambat mengusap bahu dan lengan Soyu, lalu semakin ke depan mengusap dada Soyu dan berakhir di dua gundukan favoritnya.
"Jisung tangannya !!"
"Eh.. iya-iya maaf kelepasan. "
Jisung bernafas lega karena bom waktu di kepala Soyu batal meledak tapi sebagai gantinya...
"Aku mau cuti." Kata Soyu final.
"Hah??" Jisung melepaskan pelukannya. Tatapan lelaki itu penuh dengan tanda tanya.
"Aku mau cuti satu hari jadi istri kamu, aku juga mau cuti jadi ibu."
"Ahh.. sayang ga bisa gitu dong..."
"Aku ga mau tau, kamu bilang sendiri kan kalau ngurus anak itu gampang. Kalau begitu urus aja sendiri itu anak kamu." Soyu bersedekap dan membelakangi Jisung.
Sementara Jisung berusaha tetap tenang dan berpikir jernih. Melakukan tawar menawar dengan wanita yang sedang emosi rasanya sia-sia saja. Apa lebih baik dia menuruti saja kemauan Soyu.
Lagipula... Jihyun sudah umur 4 tahun. Rasanya tidak akan sulit menjaga Jihyun 1 hari saja.
"Oke-oke.. kamu mau cuti 1 hari kan?? Oke aku akan jaga Jihyun 1 hari demi kamu."
Soyu menoleh pada suaminya. Wajahnya masih segarang tadi. Satu permintaan saja rasanya tak cukup bagi Soyu untuk membuat Jisung mengerti betapa lelahnya dia menjaga Jihyun. Soyu benar-benar ingin Jisung tau betapa kejamnya bocah kecil itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Husband 2 [SEQUEL] | PARK JISUNG
FanfictionPark Jisung kira membesarkan seorang anak itu sesuatu yang sederhana. Sesederhana saat membuatnya. Tapi Jisung malah merasa dejavu ketika dia di anugerahi seorang anak perempuan yang memiliki kenakalan sama sepertinya di masa muda.