Jisung ingat akan kemarahannya beberapa hari yang lalu. Saat Jihyun membuat kekacauan di toko souvenir dan membuat Jisung marah karena kehilangan banyak uang.
Dan saat ini lelaki itu sadar bahwa dia telah mengkhawatirkan sesuatu yang salah. Uang yang hilang masih bisa di cari, tapi kalau sebuah nyawa yang hilang mau di cari kemana ?
Ya benar. Harusnya Jisung menanyakan keadaan Jihyun dulu saat gadis kecil itu terlibat insiden rak jatuh. Dan bukan malah memarahinya karena menghabiskan banyak uangnya. Harusnya dia bersyukur karena Jihyun tidak terluka dan bukan malah meratapi kerugiannya.
Dan sekarang saat gadis kecil itu hilang, Jisung baru benar-benar sadar kalau keberadaannya lebih berharga dari apapun.
Jisung menunduk dengan wajah lelah dan putus asa. Dia masih berada di dasar jurang saat fajar tiba.
Jisung bersikeras ikut turun ke jurang bersama tim Jeno meskipun Jeno sudah melarangnya. Dia tidak suka hanya berdiam diri ketika perasaannya diliputi rasa khawatir.
Terhitung nyaris 24 jam Jihyun hilang dan mereka belum menemukan petunjuk lain selain topi gadis itu.
Jisung tidak peduli lagi meskipun dia belum makan sejak kemarin, dia juga tidak peduli pada kaki-kakinya yang mulai kram karena berjalan semalaman. Sampai akhirnya dia mendengar isakan samar yang tak jauh dari tempatnya berada.
"Pa~pa~"
Jisung melotot. Lelaki itu memutar arah 360° dengan pendengaran yang menajam berharap dia mendengar suara itu lagi.
"Pa~"
"Jihyun???" Jisung berteriak, berharap Jihyun mendengarnya.
"Pa..."
"Jihyun ini papa, Jihyun dimana?"
"Pa..pa..."
Tanah yang menjadi pijakan Jisung memang sedikit curam. Ditambah sepatu fantofel lelaki itu yang sangat tidak mendukung untuk berjalan di jalan miring. Sampai akhirnya kaki Jisung terpeleset dan dia terperosok 1 meter lebih dalam.
"Pa.."
"Jihyun!!!"
Namun berkat itu dia bisa menemukan Jihyun. Tubuh mungil gadis itu terkulai lemas di bawah batu yang menahannya dan membuat Jihyun tak jatuh lebih dalam lagi.
"Jihyun papa datang. " Jisung berlari terseok-seok menghampirinya. Dia nyaris terperosok beberapa kali tapi Jisung berhasil mencapai tempat Jihyun.
Jisung meraih tubuh Jihyun dan memeluknya sangat erat dan menghujaninya dengan ciuman.
"Jiji takut pa~" gadis kecil itu bahkan terlalu lemas untuk sekedar menangis.
"Jangan takut, papa disini. Papa akan bawa Jiji pulang."
Jihyun sudah di bawa ke pusat kesehatan terdekat. Gadis itu sedikit hipotermia dan dehidrasi. Pergelangan tangannya retak dan ada beberapa luka ringan di kaki dan wajahnya tapi selebihnya Jihyun baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Husband 2 [SEQUEL] | PARK JISUNG
FanfictionPark Jisung kira membesarkan seorang anak itu sesuatu yang sederhana. Sesederhana saat membuatnya. Tapi Jisung malah merasa dejavu ketika dia di anugerahi seorang anak perempuan yang memiliki kenakalan sama sepertinya di masa muda.