Kekacauan yang di buat Jihyun di kampus itu belum apa-apa ternyata. Putrinya itu berulah semakin menjadi ketika mereka sampai dirumah.
Jihyun melompat ke atas sofa lalu melempar sepatunya ke sembarang arah. Belum juga berganti pakaian, Jihyun sudah menumpahkan mainannya ke lantai dan membuat ruang keluarga mereka menjadi lautan mainan.
"Jiji ganti baju dulu." Jisung yang memang sudah tertekan hanya bisa menghela nafas. Dia lelah menghadapi ulah Jihyun siang tadi.
"Jihyun jangan berbuat aneh-aneh ya, papa mandi dulu."
Persetan dengan iblis kecil itu, Park Jisung sudah tidak tahan lagi dan butuh mandi untuk menenangkan sisi emosionalnya.
Ternyata benar kata Soyu. Jihyun itu bandel, dia suka membuat ulah dan sangat pandai bicara. Sekarang Jisung bisa mengerti seberapa stress nya Soyu mengurusi putri mereka.
Jisung yakin dia hanya menghabiskan waktu tidak lebih dari 10 menit di kamar mandi tapi saat dia kembali Jihyun sudah menghilang.
Lelaki itu mendesah frustasi sambil menggaruk kepalanya dan membuat rambut basahnya berantakan.
"Jihyun...." Jisung mulai memanggil-manggil putrinya dan berkeliling rumah sampai ke teras. Namun gadis kecil itu tidak ada disana.
Jisung lalu mulai melihat ke kamar Jihyun, ke dapur, lalu berakhir ke kamarnya dengan Soyu.
Gadis kecil itu ternyata ada disana. Duduk diam di bawah nakas sambil memainkan sesuatu.
"Jihyun lagi ap....pa..??" Jisung melotot melihat wajah Jihyun yang merah semua. Seragam sekolahnya juga penuh bercak merah dan yang lebih mencengangkan lagi, serangkaian skincare milik Soyu telah meluber kemana-mana.
"Aaahhh Jiji jangan nanti bunda marah." Jisung segera menghampiri Jihyun dan menggendongnya.
Tangan gadis itu memegang lipstick kesayangan Soyu yang sudah patah sampai ke pangkalnya.
"Aduuh.. gawat, marah pasti bunda nanti."
"Kan yang bakal di marahin nanti papa bukan Jiji." Kata bocah itu enteng. Jisung menatapnya galak.
"Kok papa sih? Kan kamu yang nakal."
"Kan Jihyun tanggung jawab papa."
"Ga ada ya, kamu kan yang mainin skincare bunda. Kamu lah yang harus di hukum."
Jihyun meronta minta turun. Gadis itu berkacak pinggang.
"Gampang sih ini, tinggal minta papa beli lagi aja pasti bunda ga marah."
Jisung menarik nafas dalam lalu menghembuskannya dengan wajah meringis.
"Beli lagi kepalamu, ini itu mahal Jiji."
"Jadi papa udah ga mampu beli? Kita miskin ya sekarang??"
Jisung memegang pangkal hidungnya dan mendongak. Merasa kalah dengan argumen bocah 4 tahun.
"Bukan gitu..."
"Ck..CK.. makanya pah.. cari kerja yang bener. Jangan cuma jualan kopi. Udah ah, Jiji mau mandi dulu."
'dasar iblis kecil kurang ajar. Beraninya ngajarin orang tua.'
Jisung terus mengumpat di dalam kepalanya lalu mulai memakai gestur seolah ingin mencabik-cabik Jihyun saat gadis kecil itu tidak melihatnya.
"Ah.. dulu bikinnya salah tutorial apa gimana sih kok hasilnya jadi bandel banget begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Husband 2 [SEQUEL] | PARK JISUNG
Fiksi PenggemarPark Jisung kira membesarkan seorang anak itu sesuatu yang sederhana. Sesederhana saat membuatnya. Tapi Jisung malah merasa dejavu ketika dia di anugerahi seorang anak perempuan yang memiliki kenakalan sama sepertinya di masa muda.