2

1.3K 88 2
                                    

Satu minggu kemudian, mark dan jaemin dipanggil ke kantor agensi untuk briefing terakhir sebelum syuting.
"Ini naskah kalian, kalian baca baca dulu. Kalau ada yang kurang jelas bisa ditanyakan"

Keduanya membaca dalam diam, hingga...
"WHAT?" Jaemin berjengit membaca adegan demi adegannya dengan mark. Mark pun tak kalah terkejut, tapi dia tetap berusaha cool.

"Kenapa adegannya begini?" Tanya mark dengan raut wajah yang sulit di artikan.
"Kiss? Adegan ranjang? Wahh ini ga bisa di skip saja sajangnim?"
"Tentu.... Tidak bisa Na Jaemin, drama ini berlabel petir merah. Mau tidak mau kalian harus melakukan adegan ranjang, dan akan banyak adegan ciuman. Kalian tidak bisa membatalkannya karena kalian sudah ttd kontrak. Kalau sampai kalian membatalkan nya perusahaan akan rugi besar karena harus membayar penalti" Mark tampak memijat pelipis saat Lee soo man berbicara.

"Maaf sajangnim, aku perlu berbicara berdua dulu sebentar dengan jaemin" Jaemin tersentak mendengarnya. Lee sooman mengangguk sebagai jawaban.
.
.
"Jaemin/Hyung"
"Hyung dulu"
"Emmm, menurutmu bagaimana soal naskah drama itu? Apa kamu keberatan?"
"Sejujurnya aku hanya kaget, bukan keberatan. Hyung sendiri?"
"Aku juga sama, hanya saja aku takut kamu tidak nyaman harus beradegan seperti itu denganku"
"Ah tidak Hyung, lagian itu hanya tuntutan pekerjaan"
"Em...Lalu jeno...?" Jaemin terdiam.
"Kami..... Hanya sahabat" Jaemin memberikan senyuman yang sulit di artikan..
"Jadi? Kita Terima drama ini?"
"Apa kita punya pilihan lain? Kasian perusahaan harus bayar penalti kalau kita mundur" Mark mengangguk.
"Oh dan Hyung...."
"Hm? Apa?"
"A-apakah kita bisa lebih dekat Hyung? Seperti d-di depan kamera? S-sikap Hyung sangat hangat padaku ketika di depan kamera, aku suka itu Hyung" Ucap jaemin sambil menunduk menahan air mata. Namun tetap saja tidak tertahan, isakan kecil mulai muncul dan membuat mark sedikit panik.

"Hey na, jangan menangis. Apa aku secuek itu padamu?" Jaemin mengangguk lucu dan membuat mark 'sedikit' gemas.
"Oke aku minta maaf, aku berjanji akan lebih memperhatikanmu. Selama ini ku pikir perhatian jeno sudah cukup untukmu" Ucapan mark membuat isakan jaemin semakin kencang.
"Hueee tapi nana pengen diperhatiin sama mark hyung jugaaa" Mark reflek memeluk jaemin sambil terkekeh geli. Mark baru ingat jaemin masuk maknae line, mark juga berpikir apakah dia secuek itu hingga jaemin meminta perhatian darinya(?)
.
.
.
"Jadi kami akan menerima drama ini sajangnim"
"Baguss! Aku memang yakin kalian bisa profesional, untuk urusan cinta lokasi atau kalian mau berhubungan diluar skenario saya membebaskan itu"
"Hubungan diluar skenario maksudnya?" Tanya jaemin bingung.
"Kalian sudah dewasa, kalau setelah adegan ranjang kalian hard pihak sana menyediakan kamar untuk kalian berdua"
"Uhukkk" Jaemin tersedak
"Kenapa terkejut gitu na? Kaya kamu belum pernah aja"
"B-belum sajangnim" Mark dan lee sooman menatap jaemin tidak percaya.
"Jeno?"
"Ck! Hyunggg aku dan jeno hanya sahabat, kita hanya sering cuddle. Tidak pernah berhubungan badan seperti itu" Jelas jaemin malas.
"Haha oke oke terserah kalian saja. Oiya syutingnya itu si Korea dan di Kanada ya. Mark bisa pulkam sekalian nak"
"Baik sajangnim terimakasih. Kalau sudah tidak ada yang perlu dibicarakan kami pamit dulu"
.
.
.
"Na, emang kamu bakal hard adegan ranjang sama aku?"
"Kenapa nanyain itu si hyunggg, nana maluu" Rengek jaemin sampai wajahnya memerah. Mark diam diam merasa gemas.
"Kalo aku yakin si ga bakal hard sama kamu" Ucap mark dengan nada mengejek.
"Yakin? Liat aja besok! Nana bakal bikin Hyung hard setiap liat nana!" Kesal jaemin. Mark hanya terkekeh sebagai jawaban.

Sesampainya di dorm mereka langsung ke kamar masing masing tanpa sepatah kata.

"Nanaaa, darimanaaa" Itu haechan yang tiba tiba menyerang jaemin dengan pelukan erat.
"Echannn lepasin aaaaaa, aku capekkkk" Memang benar, jaemin sangat lelah hingga kehabisan tenaga.

"Hehe oke okee, aku cuma mau ngajakin kamu jalan jalan nanti malem. Yang lain ikut semua, mark hyung juga ikut. Kemungkinan kita mau nginep di dorm ilichil lohhh"

"Aku capek banget chan, aku ga ikut ya maaf" Ucapnya dengan senyum terpaksa lalu pergi meninggalkan haechan.

"Hah, anak itu kalo lagi capek ga bakal bisa di bujuk" Gumamnya.

Akhirnya haechan dan yang lain pergi tanpa jaemin.
.
.
.
Jaemin terbangun dari tidurnya jam 11 malam. Tiba tiba saja dia merasa lapar. Lalu dia memutuskan keluar kamar untuk membuat ramyeon. Saat itu dia hanya menggunakan kemeja tipis oversize dan hotpants. Jaemin memutuskan untuk membuat ramyeon super pedas dan telur mata sapi. Tiba tiba.

Dubrak

"Akhh—" Jaemin menengok kebelakang dan mendapati mark yang sudah tersungkur di lantai. Segera jaemin meletakkan sumpitnya dan menghampiri mark.
"Astaga Hyung, kok bisa jatuh si" Jaemin memeriksa tubuh mark dari atas sampe bawah.
"Sshhh—" Mark mendesis saat jaemin memeriksa bagian paha dalamnya. Disitu sepertinya memang memar karena terhantuk ujung meja.
"Ya ampun memar Hyung" Jaemin bisa melihatnya karena memang mark hanya menggunakan celana boxer pendek.
"Sini Hyung, aku obatin"
"G-ga usah na. Gak papa kok, nyeri dikit aja. Kamu lanjut bikin ramyeon aja, sekalian buatin Hyung juga"
"Beneran ga usah diobatin? Itu memar lo Hyung"
"Iya beneran gapapa"
"Okelah, Hyung duduk dulu aja. Aku buatin ramyeonnya dulu"
Mark duduk di meja pantry sambil mengamati jaemin memasak. Wajahnya memerah melihat lekuk tubuh jaemin di balik kemeja tipis itu. Btw mark jatuh sampe terhantuk ujung meja gara gara kaget melihat jaemin dan pakaiannya. Anak itu biasanya memakai kaos atau hoodie biasa dan celana training, mengapa sekarang memakai pakaian yang bisa membuat mark hard.
'Jangan jangan strategi dia bikin aku hard duluan. Gak gak, aku ga boleh hard liat jaemin. Bisa-bisa dia mengejekku terus terusan' batin mark.
.
.
.
"Kamu ngapain pake baju begitu na?" Tanya mark keceplosan.
"Aku kira ga ada orang, yaudah aku pake baju gini, lagian panas banget. Aku sebenernya malu sama Hyung, tapi aku males ganti baju. Yaudah aku ga ganti, lagian Hyung juga ga bakal ngapa ngapain aku kan, katanya Hyung ga bakal hard sama aku. Kalo yang di depan aku sekarang jeno, itu kayanya bakal beda cerita!" Sungut jaemin.
"Kamu sama jeno sering main? "
"Engga Hyung, belum pernah sejauh itu. Tapi kalo hampir, ya pernah" Ucapnya sambil menyeruput ramyeon nya.
"SrrrluuppAhhh sshhh ahh pedes banget"
'Shitt malah desah' batin mark. Bagian selatan mark sudah mulai bangun, tapi jujur dia penasaran sejauh apa hubungan jeno dan jaemin.
"Terus kalo di kamar kalian ngapain aja?"
"Main game, tidur—c-cuddle—"
"Kiss? Seks beneran belum pernah?"
"Kiss pernah, tapi untuk seks belum. Aku takut si sebenernya hehe. Kalo Hyung sendiri udah pernah seks sama member siapa? "
"Gila aja, belum pernah lah naaa"
"Ah boongg"
"Beneran Na Jaeminnn" Obrolan mereka semakin hangat disertai candaan candaan kecil. Sebuah mimpi kecil seorang Na Jaemin.


Inget ya ini hanya fiksi aja
Jangan dibawa ke dunia nyata

Jangan lupa vote dan komen yaaa biar tambah semangat akunya

Love In The SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang