Chapter 6

11 1 0
                                    

Happy reading

Mendengar kata levin yang begitu mengagetkan zee pun langsung cegukan karna saking terkejutnya.

levin lansung sigap mengambilkan segelas air untuk zee. "minum dulu"

"enggk hug... kamu sadarkan apa yang kamu omongin tadi? hug.." zee membantah dengan menepis gelas dengan tangannya.

"minum lo cegukan zee" levin berusaha untuk memberikan minum untuknya.

"jawab aku dulu itu semuaa bohong kan? hug hmm"
levin langsung memaksakan zee untuk minum air itu ke mulut zee.
mau tidak mau zee harus menelan air yang levin tuangkan ke mulutnya.

"udah? masih cegukan?"

zee menggelengkan kepalanya.

"bisa ga sih lo jangan cerewet? dengerin kata-kata gue, jangan ngebantah"

"kata-kata levin tadi bohong kan?levin ga beneran suka sama zee kan?" zee masih tidak percaya dengan perkataan levin tadi.

"bener"

"hah?" zee membulatkan sempurna matanya.

"BENERAN" levin memperjelas omongannya.

"hah... kenapa? kenapa bisa levin?aku?aku ngelakuin apa?apa ini taruhan?atau kamu di suruh sama siapa? temen kamu?levin beneran aku tuh gapapa kok kalo harus ngejar-ngejar kamu... tapi ini.." zee panjang lebar.

"sutt" levin menutup mulut zee dengan jari telunjuknya.

badan zee bergetar hebat dan jantungnya pun berdegup sangat kencang. sangat jelas terlihat di mata levin kalo dia tidak sedang berbohong.
'atur nafas lo zee, jangan kaya orang asma' batin zee yang sedang mencoba mengatur hembusan nafasnya.

"lo kebanyakan ngomong tau ga?makanya itu tahi lalat di bibir... dasar cerewet" levin tersenyum tipis sambil menatap zee. "dengerin gue, dan jangan potong pembicaraan gue" levin memegang pipi zee dengan lembut dan dengan tatapan yang sangat dalam.

zee mengangguk.

"dari awal kita ketemu pas mpls gue dah suka duluan sama lo"

zee membulatkan kedua bola matanya.

"dan gue suka sama lo karna pandangan pertama, gue liat lo di bully sama ade sepupu gue, gue ga suka liat itu dan akhirnya gue ambil balik jepitan lo ini niat hati pengen gue balikin, tapi gengsi gue segede gunung Everest. gue juga mikir kalo nanti ada gosip tentang gue sama lo deket malah lo yg tambah di bully sama mereka, gue fikir gue pendem rasa ini bakal jauh lebih baik di banding gue ungkapin tapi lo yang jadi sasaran mereka, gue ga mau lo kenapa-kenapa maka dari itu gue selalu cuekin lo padahal dalam hati gue sakit banget, gue selalu gak bisa nahan diri gue pas liat lo bertingakah lucu di depan gue apa lagi lo cium pipi gue waktu itu, lo tau? gue salting brutal"

"hah, makanya kamu langsung pergi ke kamar mandi?"

levin mengangguk, pipinya memerah.

zee tersenyum melihat levin yang tersipu malu "heii, kamu... lucu banget sih" zee mengangkat dagu levin yang menunduk.

"apaan sih" levin menepis tangan zee sambil tersenyum.

zee tersenyum gembira dan langsung memeluknya. "i love you"

"i know"

"ihhh lagi ga ada siapa-siapa lohh" melepaskan pelukannya.

levin tersenyum, ia memegang kedua pipi zee dengan tangannya. "i love you to sayang" levin mengecup dahi zee dengan penuh kasih sayang.

ೋ°ೋ°

Memang benar bogor di namakan kota hujan selalu saja ada saatnya hujan. seperti saat ini zee dan levin sedang berpelukan di sofa kamar levin sambil memandangi televisi di kamar levin yang begitu besar, ini baru pukul 13.30 tapi di luar sana sangat gelap dan berawan.

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang