Angin malam beserta hujan lumayan deras membasahi seluruh Kota sekarang ini, jalanan terlihat lengang, orang-orang terlihat juga tengah meneduhkan dirinya di beberapa pinggiran Toko .
Rintikan air hujan malam ini benar benar sangat keras dan begitu sakit tatkala menghujani seluruh tubuhku- Aku berjalan gontai, pandanganku begitu kabur karena hujan ini begitu deras. Seluruh pakaian yang aku kenakan sudah basah kuyup- Dingin, dan perih yang luar biasa menghampiri tubuhku bersamaan dengan siraman air hujan.Sebisa mungkin aku menguatkan diriku yang sudah tidak berdaya, langkah yang begitu gontai terus mendorongku perlahan, rintikan yang sangat menusuk seluruh permukaan kulitku harus aku tahan hingga aku menemukan sebuah tempat yang ingin aku singgahi.
Rumah yang terlihat sederhana, terbalut dengan nuansa retro - cokelat klasik dari luar. Aku sedikit menyunggingkan senyum tipisku yang tertutup air hujan, perlahan aku menuju rumah itu dan mencoba mengetuk pintu beberapa kali."Tok"
"Tok"
"Tok"
Beberapa kali aku mencoba mengetuk, bahkan hingga 10 kali namun tidak ada respon sama sekali- tubuhku sudah sangat lemas dan gemetar karena tidak bisa menahan dinginnya rintikan air hujan kala itu.
Hingga ketuka ke sekian kali, akhirnya seseorang membukakan pintunya untukku."Nara". Begitulah yang pertama kali terucap ketika dia melihatku basah kuyup . Suara beratnya menghantui seluruh pendengaranku malam ini, dengan cepat dia meraih tubuh basahku dan membawanya masuk.
Kepalan tangan besarnya menggandengku memasuki rumah kecilnya dan membawaku ke dalam kamarnya.
"Duduklah". Tunjuknya pada kursi didekat ranjang tempat tidurnya, dan aku duduk begitu saja - Bibirku mungkin sudah membiru dan sangat bergemetar sekali, aku duduk dengan pandanganku yang semakin meremang melihat sekitar. Dia pergi keluar lalu masuk kembali seraya menenteng wadah kecil dan juga kotak obat , aku hafal kotak itu.
Ia menaruhnya di nakas , wadah itu berisi kain yang di masukkan ke dalam genangan air yang berada di wadah kecil tadi."Gantilah baju dulu, aku tidak akan melihatmu". Ujarnya lagi dengan memberikan satu kaos miliknya dan celana yang mungkin baginya sudah kekecilan, lantas dia membalikkan badannya agar aku bisa leluasa melepas pakaian basahku dan menggantinya dengan pakaian hangat. Setelah itu, aku duduk dan menepuk pergelangan tangannya perlahan.
Sepasang mata yang terlihat kecewa tengah menatapku lekat lekat - ia sudah siap dengan peralatannya, kapas dan juga obat merah yang tengah ia bawa dan aku hanya bisa diam mematung dan bahkan tidak berani menatapnya .
"Apa kau akan terus- menerus menyambangiku jika seperti ini?" . Ucapnya , "Engggh" . Aku mengerang perlahan menahan perih pada sudut bibirku yang terkena obat merah, dia memundurkan kepalan tangannya dan menungguku siap kembali- "Ini bahkan lebih parah" .
"Awww" . Erangku sekali lagi, karena aku merasa begitu perih sekali wajahku saat ini, aku memundurkan kepalaku dengan memejamkan kedua mataku juga.
Dia kembali menatap diriku lalu menurunkan pandangannya ke arah yang sudah aku duga sebelumnya."Apa dia menyentuhmu?".
"Katakan padaku, apa dia menyentuhmu?".
Kini wajahnya menjadi datar, dengan tatapan yang lebih ganas dan juga penuh amarah, aku hanya bisa terdiam. Dia melihat goresan pada bagian bawah leherku, dan terlihat dengan jelas meskipun aku memakai kaos yang hampir menutupi seluruh lukaku.
"Tidak. Dia hanya melukaiku". Aku hanya bisa menjawab tanpa berani memandangnya, bagiku- sorot matanya begitu menakutkan .
"Yoongi" .
tanpa sadar, aku menyebut namanya lirih, ingin sekali aku mengutarakan semua yang aku rasakan saat ini. Pada dirinya, sosok yang aku sayangi- yang aku sebut rumah kedua ku. Rumahku- Tempat dimana aku membuang semua permasalahanku pada rumahku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
FILM OUT ( TRUTH UNTOLD) | MIN YOONGI FF
Fanfiction🍒 Ketika yang kau harapkan tidak ada satupun yang terjadi, maka dengan siapa kau akan mengharapkannya lagi??- Cherish "Aku akan menemui dirimu yang bersembunyi di balik badai. Mengapa harus kau lakukan ini? Mengapa harus kau sembunyikan dirimu yan...