👑👑👑
Tak terasa hari sudah gelap, mereka memutuskan untuk kembali keruangan renjun. Memilih mendengarkan haechan bercerita di kamar. "Burung itu akan kembali tidak, ya?"
"Saya harap dia cepat kembali membawa balasannya" sahut mariee dengan senyumannya.
"Apa dia akan datang lagi kalau tidak tersesat?" tanya joy dengan nada menggoda membuat keempatnya tertawa.
"Kya~ aku penasaran, Kira-kira siapa pemiliknya ya" haechan memeluk lengan renjun. Mencoba menggoda renjun yang tertawa lepas pada malam itu. Ini sungguh suasana yang sangat jarang sekali terjadi, prajurit yang berjaga saja terkejut dengan ratu yang lebih banyak tersenyum hari ini, karena biasanya ia hanya memperlihatkannya wajah datarnya saja.
Tangan renjun terangkat untuk membuka pintu. Tapi siapa sangka orang yang membuat renjun kesal akhir-akhir ini berada di dalam ruangannya. Siapa lagi?
Tanpa memperdulikan tatapan Jeno yang seakan menyuruhnya untuk pergi haechan menerobos masuk menarik joy dan mariee. Lain halnya dengan mariee dan joy yang sudah panas dingin.
Renjun mengabaikan haechan yang menerobos masuk, ia menatap tajam Jeno, wajahnya kembali datar. "Ada apa?"
Jeno tidak habis pikir dengan renjun, untuk melihat renjun tersenyum sekarang sangat susah. Tapi ketika sedang bersama sahabat dan dayangnya ia bisa tertawa lepas seperti tadi. "Soal ruby, sepertinya dia juga memerlukan dayang"
Padahal tadinya aku sedang senang
"Lalu?"
"Aku ingin kau mencarikan dayang untuk ruby" ucap Jeno. Matanya tidak sengaja menatap haechan yang juga sedang menatap nya. Cerita tentang renjun dan dua temannya yang tidak takut dengan apapun itu benar, bahkan dihadapan nya sekarang berdiri raja alterniamon yang cukup disegani bangsawan, tapi mereka berani menatap Jeno dengan tajam.
Renjun tau haechan sedang menatapnya seolah menyuruh untuk menolak, bila perlu menampar wajah jeno. "Baiklah"
"Renjun! Lee Jeno dimana sifat rajamu?! Kau menyuruh seorang ratu untuk mencarikan budak itu dayang?! Dimana otakmu yang mulia!"
Jeno cukup tersentak ketika haechan membentaknya, bahkan saking kerasnya dayang ataupun prajurit yang sedang bekerja di luar dapat mendengar bentakan haechan. "Kau tidak punya hak untuk ikut campur Lee haechan"
"Renjun dan aku adalah satu jiwa dalam dua orang! Kau bilang aku tidak punya hak ikut campur?! Ketika kau menyuruh seorang ratu yang kedudukannya jauh di atas budak yang kau jadikan selir itu, kau masih bisa menyebut aku tidak punya hak untuk ikut campur?!"
"Haechan-ah"
"Yang mulia haechan, tenangkan diri anda yang mulia" mariee dan joy menenangkan haechan yang sudah tersulut emosi. Bahkan mariee pun di buat sangat terkejut melihat haechan yang berani membentak Jeno.
"Keluarlah, aku akan mencarikan wanita itu dayang" suruh renjun. Jika ia masih menahan Jeno disini haechan akan semakin tersulut emosi, begitupun dengan Jeno yang tidak Terima jika selirnya di katakan budak.
Tanpa berucap sepatah katapun Jeno meninggalkan ruangan renjun. kepalanya sangat pening sekarang.
Renjun berjalan menghampiri haechan yang masih di tenangkan oleh joy dan mariee. "Renjun-ah, apa kau sudah gila? Kau itu ratu!" suaranya memang sudah mereda, tapi penekanan di setiap kalimatnya masih terdengar jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN (NORENMIN)
Fanfiction❗WARNING LAPAK BXB❗ (UPDATE SESUAI MOOD) "Aku menerima permintaan cerainya, dan aku mengajukan permintaan untuk menikah kembali" "Dia orang yang akan aku nikahi"