episode 09

460 62 10
                                    

👑👑👑

Tak terasa acara tahun baru telah tiba. Banyak bangsawan yang meluangkan waktunya untuk berkunjung.

Sangat melelahkan menyapa banyak tamu bersama dengan jeno. Kami harus berpura-pura memasang wajah yang baik-baik saja, padahal aku masih marah dengan kejadian dua minggu yang lalu. Bahkan ia berbohong, katanya ingin menemuiu  ku setelah pergi, nyatanya tidak. Dengan alasan ruby sedang ingin ditemani.

Mark juga datang tepat waktu. Aku sangat berterimakasih ia mau meluangkan waktunya untuk datang merayakan tahun baru disini.

Mark dan jeno sangat dekat. Dulu saat masih kecil jeno sering menceritakan mark padaku, begitupun sebaliknya aku juga sering menceritakan haechan padanya. Berakhirlah mereka dekat dan menikah di usia mark 25 tahun dan haechan yang berusia 23 tahun. Aku bahkan ingat dengan jelas wajah memerah haechan ketika mark mengucapkan janji suci di hadapannya. Sangat romantis dan lucu.

Ahh kembali lagi dengan tahun baru di alterniamon, dari sini aku bisa melihat para bangsawan yang sedang menikmati acara. Tinggal satu tamu lagi yang harus aku sambut dengan jeno, siapa lagi jika bukan dari Kerajaan magixion. Awalnya jeno sangkat kecewa ketika tahu yang datang bukan raja magixion melainkan adiknya, tapi ia mengerti kondisi raja Jung yang sedang kurang baik. Ia juga tidak terlalu memikirkan tentang adik dari Jung Jaehyun itu, namun mendengar rumor yang baru ia dengar membuatnya berfikir, sepertinya ia harus menjaga jarak dengannya.

"PANGERAN JAEMIN TELAH TIBA!!"

Dapat kulihat dari dalam sini kereta kuda berwarna putih di hiasi dengan permata berwarna merah tepat berhenti di pintu masuk pesta.

Pangeran jaemin, pewaris takhta kerajaan barat. Banyak rumor yang tersebar tentangnya di antara rumor yang tersebar, rumor mengenai parasnya itu benar adanya.

Dengan langkah pelan jaemin memasuki aula pesta, banyak pasang mata yang melihat kearahnya. Ada yang mengagumi parasnya dan tak jarang pula ia mendengar orang yang membicarakan rumor tentang nya di pesta itu. Namun bukan jaemin namanya jika meladeni tatapan atau ucapan mereka, jaemin terus berjalan melewati wanita atau submissive bangsawan yang mengaggumi parasnya.

"Saya merasa terhormat bisa mewakili magixion yang mulia" ucapnya memberi hormat. Jeno menatap jaemin dengan pandangan errr yang sulit di artikan. Entah kenapa hatinya was-was ketika melihat jaemin yang terus menatap renjun. Ia juga heran dengan renjun, jika biasanya renjun akan menodongkan pedang kepada siapapun yang menatapnya sangat lama,atau sekedar memperingati. Namun jaemin, ia malah memberikan senyuman, senyuman yang belakangan ini ia rindukan.

"Kami juga merasa terhormat pangeran jaemin. Silahkan nikmati hari-hari di sini sampai acara selesai. Anda pasti menyukainya" kalian lihat? Bahkan ia berkata sangat panjang, padahal tamu sebelumnya tidak seperti itu. Jujur saja rasanya ia ingin melempar jaemin keluar dari sini, ia hanya sedikit cemburu, hanya sedikit.

Jaemin menyunggingkan senyumannya ketika tidak sengaja melirik Jeno yang menatap interaksi mereka. "Bahkan saya sudah menyukainya" ucapnya menatap renjun lalu menatap Jeno lama. Tatapan yang membuat Jeno semakin waspada pada pria yang sedang berdiri di hadapan nya "Terimakasih sudah mengundang magixion, yang mulia" ucapnya membungkuk kepada keduanya lalu pergi bergabung dengan bangsawan yang sedang menikmati tehnya.

Karena merasa di perhatikan jaemin mengedarkan pandangannya,sampai mata tajamnya tertuju pada Jeno. Sedikit bingung ketika Jeno menatapnya dengan intens,karena ini pertemuan pertama mereka.
Tidak mau mengambil pusing dengan sikap Jeno ia mengalihkan tatapannya pada renjun yang sedang bergurau dengan ratu glorantha. Banyak orang bilang ratu renjun sangat dingin dan tidak memiliki ekspresi, tapi melihatnya yang tertawa ketika ratu glorantha melontarkan gurauan membuatnya menepis tentang rumor mengenai renjun. "Sangat indah, bodoh namanya jika raja Jeno membuang pria semanis queen" ucapnya lalu memutuskan pandangannya.

👑👑👑

Tak terasa hari semakin larut, para tamu sudah berada di kamar masing-masing.

Malam ini kamarku sangat sepi, tidak seperti malam sebelumnya. Jika sebelumnya sangat berisik bahkan hingga jam 3 pun terkadang masih berisik, namun malam ini berbeda. Haechan tidur bersama mark, dan ningning bersama duke sunghoon.

Kamar renjun sangat sepi, berbeda dengan Kamar ruby. Tadi saat ia sedang menuju kamarnya ia mendengar suara ruby yang cekikikan dan terdengar suara berat Jeno setelahnya. Ia sempat berhenti saat mendengar suara mereka, bayangan saat ia dan Jeno baik-baik saja terbesit dalam pikirannya. Renjun menggeleng kan kepalanya kuat, mencoba menepis rasa cemburunnya dengan tidak berada di sekitar sana.

Renjun melangkahkan kaki nya menuju balkon yang berada di kamar. Melipat tangannya kemudian ia gunakan untuk menopang kepalanya. Malam ini sangat indah, banyak bintang yang bertaburan di langit. Jika malam sebelumnya ia akan menikmati bintang bersama Jeno, maka malam ini berbeda. Sepertinya Jeno sedang menikmati bintang bersama ruby, dan renjun? Mungkin tidak sendiri. Mata indah renjun membinar ketika melihat burung yang belakangan ini tidak menemuinya ia sangat ingin memeluk burung itu semalaman. "Hai! Sudah lama sekali" badannya ia tegakkan untuk menerima burung itu mendarat pada pangkuannya.

Tangannya mengelus queen, ia sangat merindukan burung yang selama ini datang untuk menghibur nya ketika lagi sedih. Bahkan pada satu saat, saat renjun sedang menangis, sayap burung itu terangkat menghapus air mata renjun yang keluar. Sejak saat itu ia semakin menyayangi burung ini.

Karena asik sendiri dengan pikirannya ia sampai lupa membaca surat yang berada pada kaki queen. "Astagah aku lupa" ucapnya lalu melepas surat yang berada pada kaki queen.

"Aku sudah tiba di istana, apakah kau tau aku siapa?

Renjun diam beberapa detik, benar! Pemilik burung ini adalah salah satu tamu undangan. Tangannya mengangkat burung yang diam memerhatikannya. "Baiklah siapa pemilikmu? Tidak bisakah kau bicara?" Burung itu memiringkan kepalanya ketika renjun berbicara padanya. Merasa ada yang aneh dari dirinya karena berbicara dengan hewan, ia menurunkan queen, berjalan menjauh sambil mengamati burung yang sepertinya kebingungan dengan sikap renjun.

Jika di lihat dari penampilan burung ini ada banyak nama terbesit pada otaknya. Raja Eric? Eii tidak mungkin, Duchess yujin? Tapi ia wanita, pangeran jaemin? Ini paling tidak mungkin. Renjun memilih menyerah, ia berjalan mengambil kertas dan pena "tidak tahu, kau tau siapa aku?" Lalu mengikatkan kertas itu pada queen. Ia sempat menahan queen "tidak bisakah kau berbicara?" Ahh ternyata ia masih menanyakan hal yang konyol.

👑👑👑

Hai? Udah lama banget.
Balik lagi sama aku pacar kak mark, hehe becanda pacar kita semua. Kaget banget tiba-tiba rame, aku mau lurusin aja biar ga salah paham. Jadi ini cerita terinspirasi dari the second marriage. Bukan bikin versi norenmin atau apalah, mohon kerja samanya ya...
Makasih banget udah baca cerita yang masih acak-acakan ini, kedepannya bakal aku perbaiki lagi kok, ini masih belajar aja hehe. Kalo ada kesalahan penulisan atau tata letak titik dan koma komen aja ya kak.
Jangan lupa tinggalkan jejak!!! Sehat selalu semua... Terimakasih. See u next chapter!!!

Episode 09💯

QUEEN (NORENMIN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang