episode 07

401 50 1
                                        

👑👑👑

Jeno mendudukkan dirinya dihadapan renjun, mengabaikan tatapan haechan yang sesekali melirik tidak suka ke arahnya. "Bagaimana jadinya dayang untuk ruby?"

Lagi-lagi ruby.

"Aku sudah mengumpulkan nyonya dan nona bangsawan, tetapi tidak ada yang bisa melakukannya"

Jeno menatap renjun dengan sinis. "Hanya itu saja?"

"Kalau mereka bilang tidak bisa pasti ada alasannya kan? Apa mungkin...kau sendiri yang berkata yang tidak-tidak kepada para bangsawan itu?"

Jeng!!

Renjun benar-benar di buat emosi, setiap mereka memiliki kesempatan bicara pasti yang dibicarakan hanya ruby, dan berujung renjun yang di salahkan. Renjun muak dengan sikap Jeno akhir-akhir ini, ia mengepalkan tangannya. "Aku tidak tau apa-apa tentang selirmu, mana mungkin aku melakukan itu"

Jeno bangkit berjalan mendekati renjun. "Kalau tidak tahu apa-apa kau pasti mendengar dari orang lain"

"Kalau tidak pernah mendengar atau bertemu, orang pasti bertanya-tanya soal dia" tidak tau saja dia sedari tadi haechan hanya memerhatikan keduanya, tangannya meremat gelas wine berusaha menahan dirinya agar tidak menyiram Jeno dengan wine yang berada di tangannya.

"Kalau begitu apa bukan kau yang menyebarkan kalau ruby adalah budak yang kabur?"

BYURR!!

Haechan tau ini salah, tapi Jeno lebih salah. Ia tidak suka jika pria seperti Jeno menuduh renjun sembarangan, terlebih lagi renjun adalah istri sahnya, dia yang mengurus keuangan kerajaan, dia yang mengurus jika alterniamon mengadakan pesta, dan dengan entengnya ia membawa masuk wanita tanpa tau asal usulnya darimana.

"Apa maksud mu brengsek?! Kau menuduh renjun dan membela budak sialan itu?!"

Jeno mengepalkan tangannya. Wajah dan pakaiannya basah akibat haechan yang menyiram nya dengan wine "Aku bukan menuduh sialan! Kalau kau pikir orang yang bisa mengambil keuntungan itu hanya temanmu. Karena ruby tidak ada bedanya dengan saingan cintanya"

"Saingan cinta? Kau bercanda? Jalang itu bahkan lebih rendah dari renjun!!" Dengan susah payah ia menahan air matanya agar tidak jatuh, hatinya benar-benar sakit ketika Jeno lebih membela wanita itu, dan menuduh sahabatnya.

"Jaga ucapanmu! Kau hanya tamu disini, jangan berfikir aku tidak berani menghukum mu!"

Haechan merasa tertantang dengan ucapan Jeno, ia memajukan langkahnya mendekati Jeno, mata indahnya menatap lurus mata tajam Jeno. "Aku berbicara fakta yang mulia, dan sebelum kau menghukum ku, aku akan menghukummu lebih dahulu. Jangan berfikir aku takut denganmu Lee jeno!"

Kepala renjun pening, ia lelah dengan tugas kerajaan di tambah lagi dengan jeno yang selalu menuduhnya.
Renjun menarik lengan haechan, menyuruhnya untuk menenangkan diri. Lalu mata indahnya menatap tajam Jeno "selirmu bukanlah saingan cintaku. Bagiku, kau bukanlah kekasih ku"

"Aku tidak mau ikut campur dalam masalah yang mulia dan selirmu itu, jangan pernah libatkan aku lagi. Sebaiknya kau keluar" ucap renjun berjalan menghampiri haechan dengan wajah yang memerah menahan air mata, ia tidak mau menangis di hadapan jeno.

Haechan yang mengerti menarik lengan renjun, membawa nya untuk berjalan menuju sisi barat istana, meninggalkan jeno yang menatap mereka dengan tatapan bersalah.

Haechan tau hati renjun sekarang sesakit apa, ia marah pada Jeno.
Mereka berhenti di tempat yang sering renjun kunjungi.
Renjun menjatuhkan dirinya, menenggelamkan wajahnya pada lengan yang ia lipat, pundaknya bergetar. Perkataan Jeno benar-benar menyakiti hatinya, padahal sebelumnya mereka baik-baik saja, sebelum jeno pulang membawa wanita yang entah latar belakangnya seperti apa. Haechan mengulurkan tangannya, mengusap pundak bergetar renjun. Renjun mendongak menatap haechan yang juga menatap nya "chan"

QUEEN (NORENMIN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang