episode 10

649 73 7
                                        


👑👑👑

Tiga hari berlalu begitu saja, tidak ada yang spesial. Renjun mengerjakan tugas istana seperti biasa, terkadang haechan dan ningning datang hanya untuk sekedar berbincang. Selama tiga hari pula renjun tidak bertemu Jeno ataupun ruby, ada perasaan lega ketika tidak bertemu mereka dan terkadang perasaan lain terbesit ketika ia tidak sengaja bertemu dengan Jeno. Saat bertemu pun mereka tidak banyak bicara, hanya membicarakan soal tugas istana saja.

Malam ini turun hujan, renjun memilih untuk membaca buku di kamar, menikmati udara yang masuk melalui jendela.
Karena terlalu fokus membaca buku ia sampai tidak sadar jika burung berwarna ash grey itu sudah berada di mejanya, renjun menyadarinya ketika ia mengepakkan sayapnya, mengeringkan tubuhnya sendiri dengan cara seperti itu. "Queen?!" renjun berjalan menuju lemari mengambil kain untuk menghangatkan tubuh queen, tangan nya terangkat mengeringkan bulu queen. "Pemilikmu sangat jahat, ya? Dia menyuruh mu datang saat hujan seperti ini?!" renjun berbicara mengomeli burung yang entah mengerti atau tidak.
Tapi sepertinya ia mengerti terbukti ketika ia menggelengkan kepalanya ketika renjun selesai mengomel.

"Kenapa menggeleng? Kau mengerti? Eh? Ahh aku melupakan ini" tangannya bergerak membuka surat yang berada di kakinya. Errr agak sedikit basah, tapi masih bisa terbaca. "Mau bertaruh? Siapa yang menemukannya terlebih dahulu, dia menang" renjun mengerutkan keningnya, bertaruh?

Ia menaruh queen kembali di meja, membuka laci kemudian membalas surat dari pemilik queen. "Bertaruh dengan?" Ia menyimpan kembali pena yang ia gunakan. Mata indahnya menatap queen yang kegirangan, ia menggerakkan kakinya. "Kau menyuruhku mengikat ini pada kaki mu sekarang?" Burung itu mengangguk. Renjun melebarkan matanya, menaruh telunjuk di hadapan queen, menggerakkan nya ke kanan dan kiri dengan cepat. "Tidak! Diluar sedang hujan" ia menaruh kertas balasannya pada laci tempatnya menyimpan pena.

"Hari ini tidur bersamaku ya? Kau boleh pulang setelah hujan berhenti" renjun membawa burung itu bersamanya menuju kasur. Memeluknya lalu memejamkan matanya.

Queen melirik renjun yang sudah tertidur pulas, terbukti dengan nafasnya yang sudah teratur. Ia mengepakkan sayapnya, membuka laci tempat renjun menyimpan surat, lalu membawa surat itu menggunakan mulutnya. Sebelum meninggalkan kamar yang beraroma vanila itu, ia menoleh melihat renjun yang tertidur dengan damai.
_
_
_

Jam menunjukkan pukul tujuh tigapuluh, matahari memasuki kamar renjun. Menyoroti wajah indah renjun yang terusik dengan sinar yang mengganggu tidurnya.
Ia membuka matanya, meregangkan tubuhnya lalu berjalan menuju jendela. Sepertinya akan sangat baik meminum teh di pagi hari sebelum mengerjakan tugasnya sebagai ratu.

Renjun tersenyum setelah menyeruput tehnya, tangannya terangkat menyambut queen yang berkunjung ke kamarnya. Sepertinya ia akan mengomeli queen karena kembali saat hujan. "Astagah, kau sangat nakal. Kenapa kembali saat hujan?" bukannya mendengar atau menatap renjun, burung itu malah menenggelamkan kepala nya pada lengan renjun. Huhh jika seperti ini mana bisa ia marah, ia tidak menyangka burung yang berpenampilan seganas ini sangat manja padanya, bagaimana dengan pemilik aslinya. Renjun membuka ikatan pada kaki queen, raut wajahnya berubah ketika membaca surat itu. "Mari pertaruhkan queen. Untuk petunjuk aku seorang lelaki"

Renjun menaruh surat tersebut, memilih mengelus queen yang sudah nyaman dengan posisinya. "Aku memang menginginkan mu, tapi tidak taruhan" ucapnya yang entah akan tersampaikan atau tidak.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas tepat, dan renjun sudah di sibukkan dengan tugas istanya nya. Namun tak berselang lama, joy menemui renjun dan mengatakan jika pangeran jaemin ingin menemuinya. Sedikit membicarakan pangeran jaemin dengan renjun sebenarnya, entah itu gosipnya atau memang mereka membicarakan wajah tampan pangeran yang luar biasa.
Tak berselang lama setelah joy keluar, pangeran jaemin memasuki ruangan renjun. Jaemin meraih lengan renjun, mencium dalam aroma vanilla dari lengan renjun. "Apakah saya mengganggu queen?"

Renjun mengerutkan keningnya, berjalan mendekati pangeran jaemin yang memandang nya, cukup gelisah memang. Ia sempat terkejut ketika jaemin meraih lengannya, dengan cepat ia menarik kembali lengannya. "Tidak. Ada apa?"

Jaemin menyandarkan punggung nya pada pintu, menatap renjun dengan senyuman yang teduh, yaa walaupun renjun hanya menampilkan wajah datarnya. Apa salahnya mencoba kan? "Bisakah queen memandu saya keliling istana? Saya khawatir tersesat karena istana ini cukup luas" ucap nya berakhir dengan senyuman. Renjun terdiam mengagumi senyuman teduh milik pangeran kerajaan barat ini, tapi setelahnya ia menggelengkan kepalanya kuat, ia tentu teringat dengan Jeno.

Melihat renjun yang hanya diam membuat jaemin mencondongkan tubuhnya. "Apakah sulit queen?" renjun tersenyum berjalan lebih dulu memimpin jaemin yang sudah tersenyum bahagia "baiklah" menurutnya ia tidak perlu mencari masalah dengan Kerajaan barat.

Mereka berjalan menuju sisi selatan Kerajaan, memilih untuk mengerjakan tugasnya nanti setelah mengajak jaemin berkeliling. "Apakah pangeran sudah mengunjungi taman bunga kami? Itu terletak di bagian timur Kerajaan" ucap renjun yang sedikit berlari berusaha menyamakan langkahnya dengan jaemin. Melihat renjun yang berlari kecil membuat jaemin memelankan langkahnya, mata indahnya memastikan apakah renjun sudah bisa menyamainya atau belum. "Tentu, saya sudah mengunjungi bagian utara"

"Kalau begitu" renjun berfikir hal apa yang akan ia tunjukan pada pangeran jaemin, sepertinya mereka sudah mengelilingi seluruh istanya. Namun sialnya, suara yang akhir-akhir ini renjun tidak dengar muncul dalam indra pendengaran nya. Renjun memejamkan matanya menahan marah. "Yang mulia ratu-!" ruby berlari menghampiri renjun dan jaemin yang sedang menatapnya. "Yang mulia sedang berkeliling ya? Ruby juga sedang jalan-jalan" ucapnya dengan riang, sama seperti sebelumnya. Untunglah tidak ada ningning ataupun haechan bersamanya, mungkin ia akan menangis jika ada mereka. Matanya menatap kagum pangeran jaemin yang sedang tersenyum menatap renjun.

"Ah! H-halo, salam kenal saya ruby" ucapnya menyapa jaemin yang baru sadar akan kehadirannya. Bahkan ia sekarang seperti mengabaikan renjun. Jaemin menatap renjun, lalu menundukkan tubuhnya pada ruby. "Perkenalkan, nama saya jaemin" ucapnya lalu berdiri agak dekat dengan renjun. Melihat ruby yang terlihat antusias sendiri. "" wah!! Anda terlihat seperti pangeran yang muncul dalam buku dongeng!!" renjun memajukan langkahnya. Bukan apa-apa ia hanya ingin memperkenalkan siapa jaemin, ia tidak mau jika nanti ruby tidak bisa berbicara dengan sopan pada tamu Kerajaan barat. "Beliau adalah pangeran jaemin yang berasal dari Kerajaan barat" ucapnya. Sama seperti sebelumnya, tidak menampilkan emosi, terlebih berbicara dengan ruby.

✧・゚: *✧・゚:*

Hai? Udah lama banget? Ada yang nunggu gak? Baru bisa up segini dulu.... Sebenarnya harus masih lanjut sih, tapi ini udah malem, kata dokter di suruh istirahat dulu.
Besok kalo udah sembuh bakal lebih rajin kok up-nya.
Btw aku tuh suka banget baca komen kalian mood semua, bahkan pernah di katain stress sama adek ku karena ketawa sendiri, banyak yang emosi sama Jeno wkwk. Ayo banyakin komennya buat chapter ini.
Kayaknya segini dulu, jangan lupa tinggalkan jejak ya!!! See u next time!

Episode 10💯

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QUEEN (NORENMIN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang