08

10.2K 848 531
                                    

Hulaaa, nah gitu dong rame kek chapter sebelumnya wkwkw, yok ramein lagi komenan nya🥰🥰

.
.
.

Pagi hari, Chenle terbangun dan merasa perih dan begitu nyeri teramat sangat pada bagian punggung nya. Saat terbangun Chenle melihat kalau dirinya sudah kembali berada di dalam kamar mandi yang dingin itu.

Posisi Chenle saat ini berada di posisi terlungkup dengan wajah yang mengahadap ke samping dari posisi tubuhnya.

Setelah beberapa kali mengedipkan matanya, rasa sakit kembali menyerang bagian dalam sistem pernafasan nya. Hidung dan tenggorokan nya terasa perih setiap kali ia menarik udara untuk bernafas. Chenle pun memilih untuk membuka mulutnya serta menarik nafas dari sana, setidaknya bernafas dengan mulut tidaklah sesakit bernafas dengan hidung nya.

Chenle terdiam sejenak, ia mengingat hal-hal menyakitkan sebelum ia tidak sadarkan diri. Teringat kejadian saat Daddy nya dengan kasar menyeretnya keluar dari kamar mandi menuju kolam renang, dan Daddy nya yang segera mencelupkan kepalanya ke dalam air kolam renang yang dingin.

Bahkan kata-kata ampun itu tidak digubris oleh Daddy nya sama sekali, apalagi wajahnya yang dicelupkan beberapa kali ke dalam air dengan waktu yang cukup lama, sehingga banyak air yang tertelan dan juga masuk kedalam paru-paru miliknya.

Dan setelah itu hal yang paling menyakitkan itu di mulai, saat cambukan itu menghampiri kulit nya. Rasa sakit dan perih yang membakar itu tidak kunjung berhenti menyiksa dirinya.

Saat sedang mengumpulkan kembali beberapa memori yang berkelebat di dalam pikiran nya, tiba-tiba saja sesuatu yang sangat dingin terasa menyentuh permukaan kulit yang terluka di punggung nya.

"Aakh.."
Chenle merintih, benda yang sangat dingin itu terasa bergerak dan membuat luka-luka nya yang mulai mengering menjadi basah.

Beberapa tetes air pun terasa mengalir menuruni pinggang nya, ya itu adalah bongkahan es. Chenle langsung menoleh dengan perlahan itu melihat siapa yang melakukan hal itu, ya siapa lagi kalau bukan Jisung.

"D-daddy.."

Ya sebenarnya Jisung memang sedari tadi sudah berada di belakang punggung Chenle, setelah itu ia langsung mengurangi rasa sakit dari luka panas anak itu dengan sebongkah es batu yang ia oleskan pada setiap bagian punggung yang tampak cukup parah.

Jisung tidak menjawab gumaman Chenle, ia sendiri sebenarnya merasa sedikit luluh dengan luka-luka yang terpampang di depan mata nya saat ini. Luka-luka itu sangat banyak, beberapa diantaranya mengeluarkan darah serta yang lain tampak lebam.

Tak lama benda yang mengurangi rasa sakit di punggung Chenle kini terhenti dan tergantikan dengan sesuatu yang kasar menyentuh bagian punggung nya yang terluka.

"Aakhh.. s-sakit"
Chenle merintih tanpa busana tahan, airmata nya pun kini kembali menetes keluar dan menuruni pipi nya yang masih sedikit bengkak.

Rintihan yang lolos dari bibir mungil itu tidak membuat Jisung menghentikan aktivitas nya, ya Jisung tetap mengelap punggung yang basah oleh es batu itu dengan handuk mandi.

Jisung lagi-lagi tetap tidak merespon rintihan Chenle, selama mengelap punggung itu Chenle berkali-kali merintih kesakitan. Padahal Jisung sudah melakukannya dengan pelan-pelan.

Handuk putih di tangan Jisung pun berubah warna menjadi kemerahan oleh darah yang berasal dari luka Chenle, setelahnya Jisung segera beranjak dari sana dan kemudian berjalan ke arah dapur, setelah itu langsung membuang handuk itu ke tempat sampah.

Jelas saja Jisung membuang nya, karena menurutnya handuk itu kini sudah menjadi benda yang terkena infeksius.

Setelah Jisung membuang handuk itu, Jisung pun berjalan menaiki anak tangga menuju ke lantai atas, lebih tepatnya menuju ke kamar nya sendiri untuk mengambil sesuatu disana.

Lovely Daddy🔞 || JICHEN (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang