Helloo, kalian lebaran besok atau Sabtu nih?? Author Sabtu ikut pemerintah.. kalian? Yok ramein komenan nyaa biar double up mwehehe🥰🥰
.
.
.Jeno tidak bisa memejamkan kedua mata nya sama sekali, didalam kepalanya semua kejadian yang terjadi beberapa saat yang lalu terasa berputar-putar dan membuat dirinya semakin resah.
Terlebih lagi hanya dia lah orang yang masih ada dirumah ini, ya karena teman-teman yang lain tidak ikut menginap.
"Ck, apa Jisung menyiksa Chenle karena perbuatan ku ya? Arghh sial!" Gumam Jeno dengan panik dan khawatir
Jeno mengacak rambutnya frustasi, dadanya terasa sesak karena rasa bersalahnya yang memenuhi pikiran nya.
Tak berapa lama pintu dikamar Jeno pun terbuka, hal itu membuat Jeno sedikit kaget dan melihat siapa yang tengah masuk. Yang ternyata Jisung yang kini sudah berada dihadapan nya.
Jisung tersenyum tipis pada Jeno, seolah tidak terjadi apa-apa diantara mereka.
"Dengar Jen, anggap saja kejadian tadi itu tidak pernah terjadi" ucap Jisung kemudian
Jeno pun mengerutkan kening nya bingung, ia merasa adanya kejanggalan dengan sikap Jisung saat ini.
"Jisung, bagaimana kondisi Chenle?" tanya Jeno tiba-tiba
Hal itu membuat Jisung sedikit kaget dengan pertanyaan sahabat nya itu, yang ia tahu pasti bahwa sahabat nya itu saat ini tengah mencemaskan Chenle. Namun Jisung tidak suka hal itu, entah kenapa.
"Kenapa kau ingin tau?" balas Jisung yang balik bertanya
"Dengar Jisung, kita sudah bersahabat sejak lama. Aku mengenalmu, bahkan aku lebih dulu mengenalmu sebelum kau menikah dengan Renjun" ucap Jeno kembali
"Apa maksud mu berkata seperti itu?" Balas Jisung lagi yang tampak tidak suka. Ya, Jisung paling tidak suka bila seseorang menyinggung-nyinggung soal Renjun.
"Aku tau kau pasti melukai Chenle kan? Aku dengar teriakan Chenle meminta ampunan dari kamu Jie" kata Jeno dengan wajah yang masih khawatir nya.
"Lalu apa urusan mu Jeno? Kamu bahkan bukan siapa-siapa bagi nya" saut Jisung lagi
"Dengar Jisung, aku memang bukan siapa-siapa bagi Chenle. Tapi aku sudah menganggap nya seperti keponakan ku sendiri, bahkan aku juga bisa menganggap Chenle adalah anakku" kata Jeno berharap Jisung mengerti apa maksud dari perkataan nya.
Sementara Jisung pun terdiam, wajar saja Jeno menganggap Chenle sudah seperti itu. Sebab dulu Jeno memang cukup sering bermain dengan Chenle waktu masih duduk di bangku sekolah dasar, apalagi saat rumah tangga pemuda itu sedang tidak baik sampai sekarang.
"Dengar lagi Jisung, bagaimana pun juga Chenle tetap anak kamu" kata Jeno lagi
"Tidak Jeno! Kamu salah, dia bukan anakku! Dia cuma anak angkat ku!" celah Jisung langsung.
Hal itu membuat Jeno menatap Jisung datar, padahal sama saja maksud Jeno walau Chenle hanya anak angkat pemuda itu.
"Ya aku tau, walaupun hanya anak angkat tapi tetap saja. Kamu seharusnya menyayangi dia seperti anak mu sendiri! Seperti apa yang sudah kamu tanda tangani di sertifikat dari panti asuhan itu" kata Jeno yang menjelaskan
Ya sertifikat, sertifikat dari panti asuhan yang menyatakan kalau Jisung akan merawat dan membesarkan Chenle dengan penuh rasa kasih sayang.
"Terus kalau sertifikat itu ku bakar habis pun dia sudah bukan menjadi anak angkat ku lagi bukan?" ujar Jisung sembari terkekeh mengejek menjawab perkataan Jeno

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Daddy🔞 || JICHEN (END)✔️
Fiksi Penggemar[S2 ongoing di book ini juga] "Daddy maaffin Lele.." "Tidak ada maaf untuk mu jalang kecil..! Semua ini sudah ku persiapkan dari lama, jadi rasakan lah semuanya!" perbuatan anak manis di masa lalu membuat Jisung sangat membenci pemuda manis yang ber...