16

116 14 3
                                    

H-1 sebelum hari pertunangan Temari dan Shikamaru. Kedua keluarga tersebut disibukan dengan berbagai hal agar acara besok sempurna tanpa cacat sedikit pun.

Naruto tampak gusar, dia sudah menunggu Hinata di sebuah kedai kopi sekitar 15 menit yang lalu. Pikirannya sibuk menata kata-kata yang akan dia utarakan pada Hinata.

"Maaf menunggu lama. Jalanan di Tokyo masih begitu ramai meskipun hari sudah gelap." ujar Hinata seraya duduk di hadapan Naruto.

"Ada apa Naruto.?"

Naruto masih bergeming. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri hingga tak menyadari kalau orang yang di tunggunya sudah ada di depannya.

"Heyyy... Naruto.." Hinata menupuk bahu Naruto. Ia pun tersadar dari lamunan panjangnya.

"Ada apa. Apa kau sakit.?" tanya Hinata.

"Tidak.. aku baik-baik saja."

"Ada apa..?" tanya Hinata lagi.

"Hinata...." bibir Naruto yang tadi sempat terbuka kini terkatup lagi.
Hinata masih setia menunggu Naruto melanjutkan kata-katanya.

"Apa dia akan mengjak ku ke pesta Temari neechan?" batin Hinata.

"Hinata, mau kah kau menemaniku ke pesta besok malam?"

"Sudah ku duga.."

"Pesta ya...?" Naruto mengangguk mantap, berharap Hinata setuju menemaninya.

"Maaf Naruto, aku tidak bisa. Aku ada pekerjaan penting akhir pekan nanti."

"Apa keluar kota lagi?" suara Naruto begitu pelan syarat akan rasa kecewa.

"Tidak.. maaf kan aku."

Naruto berusaha tersenyum, "tidak apa-apa, aku mengerti." Naruto menundukkan kepalanya.

"Kapan kau bisa membuka hati mu untuk ku, Hinata.." batinnya.

"Aku benar-benar minta maaf Naruto."

^_________^^_________^^_________^^_________

Hinata sudah begitu sibuk sejak matahari baru menampakkan sinarnya.
Hari ini akhir pekan yang begitu mereka nantikan.
Hinata saat ini sudah berada di sebuah hotel ternama di Tokyo, tempat acara besar itu di laksanankan.

Dia dan beberapa anggotanya memeriksa semua hal, mungkin hampir keseluruhan hotel mereka periksa.

"Semuanya sudah siap, dan beberapa bahan makanan baru akan datang siang nanti."

"Berapa anggota yang di turunkan pada misi kali ini?" tanya Hinata.

"Tuan besar menginfokan ada 15 orang."

"Itu lebih dari cukup, semoga saja semuanya berjalan dengan lancar."

"Ada apa.? Apa ada yang mengganggumu ?" tanya Genma.

"Tidak ada, hanya saja firasatku sedikit tidak enak sejak semalam. Aku bahkan harus mengonsumsi obat tidur semalam." Hinata memijat pelipisnya.

"Semuanya akan baik-baik saja, percayalah. Lagi pula anggota yang bersama kita nanti adalah orang-orang yang berpengalaman."

"Iya aku tau. Bilang pada Lee nanti dia yang bertugas berjaga di bagian depan penerimaan tamu. Amati setiap orang yang masuk. Yang tidak memiliki undangan jangan di izinkan masuk." Genma mengangguk mantap.

"Apa kita di izinkan membawa persenjataan?"

"Tentu, tapi jangan terlalu mencolok. Buat musuh lengah dan tak menyadari keberadaan kita. Aku yakin malam ini akan ada hal mengejutkan yang terjadi."
Hinata menatap langit pagi yang begitu cerah, berwarna biru bersih, yang mengingatkannya pada seseorang.

Beautiful Yakuza (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang