21

108 15 0
                                    

Suara sirine ambulance yang bersahutan dengan sirine mobil polisi membelah jalanan kota Yokohama.
Puluhan polisi mengepung sebuah bangunan apartemen usang. Para polisi membekali diri mereka dengan pistol dan rompi anti peluru. Mereka berjalan mengendap-endap mencari keberadaan target mereka.

"Kap, banyak mayat disini. Diruangan lantai 10." suara dari earpiece terdengar oleh Itachi.

"Periksa apakah masih ada yang hidup". perintahnya.

"Baik. Kap"

Itachi berjalan menyusuri basemen bersama beberapa anggotanya.

"Kapten.." salah satu anggotanya menunjuk arah dua orang yang sedang berpelukan.

Itachi mengangguk, memberi perintah untuk menangkap mereka.

"Angkat tangan.." para anggota polisi itu menodongkan pistolnya kearah Hinata dan Neji.

Hinata sudah menduga hal ini, ia menoleh kearah kakaknya, ia tersenyum lembut dan mengangguk.

Ia mengangkat tangannya.
"Jatuh senjata mu" perintahnya lagi.

Hinata meletakkan pistolnya di lantai. Dan mengangkat kedua tangannya.

Itachi berjalan mendekati Hinata, ia menelisik wajah cantik Hinata yang terlihat kotor karena noda darah.
Ia mengeluarkan borgol dari saku celananya.

"Anda ditanggap karena pembunuhan berencana." ujar Itachi seraya memborgol kedua tangan Hinata.

"Hanya aku yang bersalah. Kakaku tidak tau apapun" ujar Hinata.

"Aku tau itu. Tapi kami akan tetap membawanya ke kantor polisi guna di mintai keterangan lebih lanjut"

"Baik" Neji mengangguk setuju.

Dua orang polisi mengapit kedua lengan Hinata. Ia menoleh kebelakang melihat kakaknya yang sedang dituntun oleh Itachi.
.
.
.
Hinata duduk termenung diruang interogasi kepolisian Yokohama. Tubuhnya masih berlumuran darah yang mulai mengering. Tak ada perasaan menyesal sedikitpun dalam hati Hinata. Justru perasaan lega dan puas bersamaan.

Didalam ruang kendali, Itachi dan beberapa anggota yang bertugas sedang mengamati ekspresi Hinata melalui cctv.

"Kapten, apa tak sebaiknya kita minta bantuan psikiater. Seseorang yang sudah membunuh puluhan orang masih bisa bersikap tenang seperti itu?"

"Kita tunggu sampai surat pemindahannya ke Tokyo turun?"

"Dia akan dibawa ke Tokyo?"

"Ini perintah langsung dari komisaris besar"

"Sepertinya ini bukan hanya sekedar kasus pembunuhan ya Kap?"

Itachi hanya mengedikkan bahunya.

*****

Sudah dua bulan sejak di jatuhkannya hukuman pada Hinata,dan sejak itu pula Hinata menolak kunjungan dari siapapun.

Hari ini Naruto kembali mencoba mengunjungi Hinata, ia harap Hinata mau menemuinya. Ia menunggu diruangan yang biasa digunakan orang luar untuk bertemu dengan para narapidana.
Naruto menunggu dengan tenang, sesekali ia melihat kearah pintu, tak ada tanda-tanda orang yang masuk

"Hemm, sepertinya kali ini pun gagal" Naruto menghela nafas pelan.
Saat ia berjalan keluar dari kantor polisi, ia berpapasan dengan Itachi,.

"Itachi..."

Itachi menoleh, melihat siapa yang memanggil namanya. "Ckkk, dia lagi"

Naruto menghampiri Itachi, "bisa kita bicara sebentar?"
Itachi mengangguk. Mereka suduk disebuah kursi didepan kantor kepolisian Tokyo.

Beautiful Yakuza (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang