12✨

31 6 0
                                    

FLASHBACK ◀️



Seorang bocah laki-laki berumur kisaran sepuluh tahun menangis tersedu-sedu lantaran di marahi sang ayah. Sang ibu tak bisa bertindak banyak melihat sang putera terkena amukan.

"Kau ini pria tetapi beemental wanita" Ujar sang ayah dengan nada tinggi.

"Sampai kapan kau tak akan menangis lagi hanya karena terjatuh, hanya karena takut hantu, hanya karena mendapat nilai buruk" Bentak sang ayah sembari mengguncang bahu sang putera.

"Dasar cengeng, seharusnya kau bisa belajar dari semua ini tirulah kakakmu!" Lanjut sang ayah masih dengan nada tingginya.

"Jaehyuna..." Teriak sang ibu saat melihat bocah laki-laki itu melepaskan diri dari cengkraman sang ayah dan berlari sejauh mungkin meninggalkan rumahnya. Sang ibu ingin mengejar puteranya itu namun tidak diperbolehkan oleh sang suami.

"Bagaimana dengan Jaehyun?" Tangis sang ibu yang berada dalam rengkuhan sang suami.

"Biarlah, anak itu akan kembali nanti" Ujar sang suami dingin.


Bocah laki-laki bernama Jaehyun itu masih senantiasa berlari sembari menangis karena perkataan pedas sang ayah yang masih terngiang dikepalanya. Ia menghentikan langkahnya di gedung pagelaran seni kemudian duduk disamping pintu masuk dan melanjutkan tangisnya. Tiba-tiba seorang gadis kecil berpakaian ballet datang menghampirinya.

"Mengapa kau menangis?" Tanya gadis kecil itu sembari mendudukkan dirinya disebelah Jaehyun.

Jaehyun mendongakkan wajah yang mulanya tertunduk. "Apa pentingnya bagimu?" Tanya Jaehyun tak suka.

"Sudahlah katakan saja padaku, mungkin aku bisa melakukan sesuatu untuk membuatmu tak sedih lagi" Paksa gadis kecil itu lembut.


Jaehyun terlihat ragu untuk menceritakan hal yang baru ia alami. Ia juga takut dipermalukan gadis itu. Namun ia menceritakannya pada sang gadis tersebut setelah melihat keseriusan yang tepancar diwajah sang gadis.

"Ayahku baru saja memarahiku, dia bilang aku bermental wanita karena akau cengeng" Jelas Jaehyun.

Gadis kecil itu menyimak carita Jaehyun, kemudian diam sejenak.

"Perkataan ayahmu tak salah. Aku yakin sebenarnya ayahmu tak tega memarahimu namun berusaha membangun kepribadianmu dengan semua itu" Jelas si gadis masih dengan nada lembut.

"Coba tutup matamu,setelah ini kau akan lega" Pinta sang gadis.

Jaehyun menuruti permintaan gadis tersebut dan si gadis meniup mata Jaehyun yang terpejam. "Nah, sudah bukalah perlahan!" Instruksi si gadis.

Jaehyun membuka matanya perlahan dan mendapat ketenangan setelah itu.

"Sepertinya kau benar, gomawo" Ucap Jaehyun.

"Berapa umurmu?" Tanya gadis itu.

"Ummm...sepuluh tahun" Jawab Jaehyun.

"Dan kau?" Tanya Jaehyun balik.

"Aku baru akan sepuluh tahun bulan depan" Jelas gadis kecil tersebut.

"Oh ya aku pergi dulu, pementasan akan segera di mulai" Ucap si gadis dengan melambaikan tangan pada Jaehyun.

"Hwaiting!" Teriak Jaehyun pada sang gadis.

Gadis itu kemudian menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Jaehyun.

"Nde"

Jaehyun menatap kepergian sang gadis yang perlahan menjauh dari pandangannya. Kemudian ia memandang ke bawah dan menemukan gelang tangan yang tadi dikenakan gadis kecil tersebut. Gelang itu terbuat dari rotan dengan manik berlian ditengahnya dan ukiran inisial S.M pada bagian pengaitnya.

"Ini milik gadis itu" Gumam Jaehyun.

Bocah itu kemudian berlari memasuki gedung untuk mencari keberadaan si gadis. Langkahnya terhenti saat melihat para ballerina cilik sedang digiring menuju ruang pementasan.

"Yahh" Sesal Jaehyun yang melihat pintu pementasan telah ditutup saat ia akan memasukinya.

"Jaehyun kenapa kau disini?" Tanya seorang wanita pada Jaehyun.

"Ehh...bini Jessica"

"Aku ingin memberi gelang ini pada seorang ballerina yang tak sengaja terjatuh dari pergelangan tangannya" Ujar Jaehyun sembari menunjukkan gelang itu pada wanita bernama Jessica tersebut.

"Astaga itu gelang milik puteriku, terimakasih Jaehyun ini adalah gelang berharga baginya aku tak tahu bagaimana nasibnya jika kau tak menemukannya" Ucap Jessica sembari mencium dahi Jaehyun.

"Apa kau ingin melihat pementasan puteriku?" Tanya Jessica.

Jaehyun terlihat berpikir sejenak, kemudian menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dan melenggang pergi. "Aku harus meminta maaf pada ayah" Batin Jaehyun.

Jaehyun pergi keluar dari gedung dan berlari dengan senyum yang mengembang di kedua bibirnya.

"Setelah aku besar nanti, aku ingin berjodoh dengannu" Batin Jaehyun.

Tanpa ia sadari perkataan gadis kecil itu telah merubah dirinya menjadi seorang lelaki sejati hingga seperti sekarang ia menjadi wakil direktur di perusahaan ayahnya sendiri dan lulusan terbaik di Harvard University.


------   .❀.   ------

.

.

.

15 April 2023

15 April 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Destiny✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang