「 Iki 」

1.5K 191 6
                                    

"Kenapa sama muka lu Har?" Junkyu bertanya dengan kening berkerut bingung.

Haruto datang-datang ke markas mereka dengan wajah yang babak belur, ini aneh karena biasanya jika bertarung pun Haruto tidak akan membiarkan musuhnya itu menyentuh wajahnya. Katanya wajah tampannya itu adalah aset berharga untuk memikat omega dan juga dia.

"Di pukul anjing galak," jawab Haruto disertai dengan kekehan-nya.

Junkyu meringis melihatnya, dalam keadaan wajah yang babak belur bahkan sudut bibirnya saja terluka bisa bisa nya Haruto terkekeh seolah luka itu tidak ada apa apanya.

"Gila, bisa bisa nya lu ketawa gitu." Junkyu menggeleng tidak habis pikir.

"Nggak terlalu sakit kok, oh iya kak Masih mana Jun?"

"Dia keluar buat beli stok cemilan sama Yoshi, markas kita cemilannya udah pada kosong semua. Btw obatin dulu Napa tuh wajah lu, ngeri gue liatnya," ucap Junkyu seraya menyerahkan kotak P3k kepada Haruto yang langsung di terima pemuda asal Jepang itu.

"Thanks," ucap Haruto seraya membuka kotak P3k yang sebelumnya di berikan oleh Junkyu, lelaki tampan itu berjalan menuju samping Junkyu di mana kaca terletak di sana. Dia perlu melihat pantulan dirinya di kaca untuk mengobati lukanya.

Haruto meringis pelan melihat wajahnya yang babak belur dan benar benar tidak enak di lihat.

'Pantas saja Junkyu ngeri liat muka gue yang kaya gini. Gila juga ya pukulan Jeongwoo, kaya dia melampiaskan emosinya banget. Tapi apa salah gue? Gue kan hari ini aja belum buat masalah sama dia' batin Haruto kepikiran sendiri

"Kesambet setan kaca baru tahu rasa lu! Ngapa sih? Di suruh obatin luka lu malah ngelamun Har." Junkyu tidak habis pikir, dia kemudian mengambil alih kotak P3k di tangan Haruto dan mulai mengobati lelaki itu.

"Lu lagi banyak pikiran ya? Nggak biasanya lu ngelamun kaya tadi," celetuk Junkyu di sela sela kegiatan mengobati luka Haruto.

Yang di tanya hanya mengedipkan matanya perlahan, Haruto ragu dia mau mengatakan yang sesungguhnya atau tidak. Tadi saat di taman perkataan Jeongwoo yang lirih dan pelan itu benar benar mengganggu pikirannya bahkan sampai sekarang.

"Jun ... Menurut lu ada nggak sih pasangan mate yang sama sama alpha? Maksud gue tuh kaya bukan alpha omega, tapi alpha sama alpha. Menurut lu ada nggak?"

Haruto akhirnya memutuskan untuk bertanya seperti itu pada Junkyu yang baru selesai mengobati lukanya.

"Ah maksud lu pasangan langka yang hanya moon goddess takdirkan lahir setiap 300 tahun sekali?" Junkyu malah berbalik tanya.

"Gue nggak tau? Mungkin iya itu kali ya ... Tapi apa emang ada yang kaya gitu di dunia kita? Bukannya mate itu moon goddess pasangkan dengan yang kuat dan lemah. Kalau moon goddess memasangkan alpha dengan alpha yang sama sama kuat apakah tidak akan membuat bangsa kita menjadi kacau?"

"Entahlah gue nggak terlalu perduli dan tertarik dengan legenda itu. Kenapa nggak lu tanya aja sama mama Asahi? Beliau kan suka baca buku tentang sejarah bangsa kita kan?"

Haruto menghela napas, "Benar juga kenapa gue nggak kepikiran ya Jun?"

"Ya mana gue tahu, lagian kenapa lu tiba tiba nanya kaya gini? Ada sesuatu emang?"

Haruto terdiam, tidak mungkin kan dia menjawab jika alasan dia bertanya itu karena penasaran dengan perkataan Jeongwoo sebelumnya yang terdengar sangat lirih dan pelan itu.

"Nggak papa, gue cuma tiba tiba kepikiran aja sih."

Junkyu mengangguk mengerti, "Oh iya gimana nih kabar tentang dia? Lu udah tahu statusnya apaan? Kemarin dia coming age kan?"

"Iya, banyak yang bilang dia itu alpha," Haruto mengangguk ragu.

Junkyu yang mendengar itu langsung memeluk sahabatnya, "Yang sabar ya, mungkin dia emang bukan jodoh lu. Dan sekarang udah saatnya juga buat lu berhenti main main dan gangguin dia lagi. Fokus cari mate lu aja To, denger denger mama Asahi udah mau ngejodohin lu aja ya kan kalau sampai belum nemu mate juga?"

Haruto mengangguk lesu, ucapan Junkyu tidak sepenuhnya salah. Mamanya sempat bilang akan menjodohkannya jika sampai belum bertemu dengan mate nya juga, tapi masalahnya sekarang orang yang Haruto harapkan untuk menjadi mate-nya malah memiliki status yang sama sepertinya. Seorang Alpha.

•••

Jeongwoo kembali ke rumahnya setelah memukul Haruto siang itu. Dengan wajah yang penuh luka yang sama dengan Haruto, Jeongwoo berjalan masuk ke kediamannya. Ada sesuatu yang mau Jeongwoo tanyakan pada sang mama.

Kunci dari semua pertanyaan yang ada di benaknya saat ini adalah mama Yedam. Jeongwoo harus menanyakannya sekarang juga!

Namun ketika kakinya melangkah lebih jauh ke arah ruang keluarga di mana mamanya biasa duduk di sana dengan ponsel atau majalah yang di bacanya, Jeongwoo berhenti saat melihat ada sosok selain mamanya yang tengah berbincang itu.

Watanabe Asahi, sosok yang sedang bersama dengan mamanya itu adalah mama dari musuhnya, Haruto. Namun yang menjadi pertanyaan Jeongwoo saat ini adalah untuk apa mama Haruto berada di rumahnya? Tidak mungkin kan jika lelaki berkulit putih itu ke rumahnya karena ingin menuntut balas atas Jeongwoo yang tiba tiba memukuli Haruto tanpa alasan jelas?

"Jewu! Ngapain kamu di situ? Sini nak, sapa mama Asa dulu," panggil mama Yedam, Jeongwoo sedikit mengerutkan keningnya begitu sang mama memanggil Asahi dengan sebutan mama alih alih menyebutnya Tante ataupun paman.

Dengan terpaksa Jeongwoo menghampiri dua orang itu dan tersenyum, "Halo tante,"

Asahi hanya mengangguk dengan senyum tipis, sangat tipis membuat Jeongwoo mendengus sebal dalam hatinya.

'Tidak anak tidak mamanya, sama sama menyebalkan!' batin Jeongwoo sedikit kesal.

"Loh nak, muka kamu kenapa? Mama baru sadar banyak lebam dan luka. Kamu bertengkar lagi?" Tanya Yedam sedikit panik melihat wajah putranya yang babak belur begitu.

Jeongwoo terdiam, dia bingung mau jawab apa. Masa dia mau bilang luka yang di dapatkannya ini karena dia memukuli Haruto yang malah berbalik kepadanya juga pukulan itu.

"Nggak papa ma, ini mah biasa. Aku kan laki laki nggak usah sekhawatir itu ma." Ucap Jeongwoo

"Kamu ini ya! Obati dulu sana lukanya," ucap Yedam

"Nanti dulu ma, ada yang mau Jewu tanya sama mama tapi sebelumnya mama udah selesai belum berbicara sama Tante Asa? Perbincangan kita ini rahasia," bisik Jeongwoo sambil melirik lirik ke arah Asahi yang tengah membolak balikkan buku majalah yang sedang di bacanya.

"Yaudah kalau gitu, kamu tunggu di kamar aja gih. Mama mau selesaiin dulu perbincangan mama sama mama Asahi," ucap Yedam yang langsung di turuti oleh putra nya itu.

Selang 15 menit kemudian, Yedam masuk ke dalam kamar putranya setelah mengantarkan Asahi pulang di depan pintunya.

"Apa yang mau kamu bicarain sama mama Jewu?" Tanya Yedam yang langsung to the poin. Ibu dari Jeongwoo itu langsung mengambil alih kotak p3knya dan mulai mengobati wajah putranya yang baru setengah terobati.

Jeongwoo terdiam, dia menatap mamanya dengan sorot mata penuh kekecewaan. Helaan napasnya terasa sesak saat ini ketika ia kembali menatap wajah damai dari sang ibu.

"Mama ... Jawab jujur pertanyaan Jewu, sebenarnya ... Mama sudah tahu kan kalau Jewu ini mate dari Haruto?"

🦋T🐺B🐺C🦋

Saatus「 Hajeongwoo 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang