"Eh? Kok?" Junghwan berkata bingung dengan kepala yang dia miringkan. Menatap Jeongwoo yang menampilkan raut wajah datar dan juga Haruto yang masih asik bercengkerama dengan seorang gadis itu secara bergantian.
Aura kekesalan, kemarahan dan sedikit kekecewaan yang dirasakan Jeongwoo menguat karena alpha manis itu entah secara sengaja ataupun tidak mengeluarkan aura dominasinya dan tatapan setajam belati itu yang menatap tepat punggung Haruto yang membelakangi nya.
Secara tiba tiba Jeongwoo bangkit dari posisi duduknya bersamaan dengan suara gebrakan pada mejanya yang membuat Junghwan terkejut.
"Jeong--" belum selesai pemuda bernama park Junghwan itu berbicara Jeongwoo sudah pergi begitu saja.
Kepergian Jeongwoo yang sebelumnya membuat sedikit keributan membuat banyak pasang mata menatapnya termasuk Haruto yang hanya terdiam melihat Jeongwoo pergi begitu saja dengan tatapan datarnya.
Junghwan yang masih ada di sana pun ikut bangkit dari duduknya, bukannya menyusul Jeongwoo, lelaki itu justru berbalik dan berjalan menghampiri Haruto.
"Apa yang kamu lihat bodoh?!" Ucapan Junghwan yang tiba tiba terhadap Haruto membuat pemuda jangkung itu tersentak kaget. Menatap bingung pada sahabat dari Park Jeongwoo yang sebelumnya juga bahkan memberikan sebuah Bogeman pada wajah tampannya.
"Kamu ngomong sama siapa?" Tanyanya membuat emosi Junghwan tersulut.
"Bodoh! Tentu saja padamu Watanabe Haruto! Kenapa hanya melihat saja? Kejar Jeongwoo! Dia itu mate kamu kan? Dia pasti salah paham karena melihat kamu bersama dengan gadis ini," tanpa tahu malu Junghwan menunjuk Jesslyn yang berdiri di samping Haruto dengan tatapan bingung.
"Biar saja. Ayo Jess biar ku antar kamu pulang," ucap Haruto dengan nada datar, berlalu begitu saja dari hadapan Junghwan dengan menggandeng tangan milik Jesslyn.
Junghwan menatap tidak percaya pada kepergian Haruto bersama gadis satu fakultas dengannya itu.
"Dia melakukan cheating pada Jeongwoo?" Gumam Junghwan pelan, namun setelah dia sadar dengan apa yang di ucapkannya sontak saja lelaki manis itu berlari meninggalkan kantin untuk menyusul Jeongwoo.
•••
Jeongwoo langsung pulang begitu saja ke rumahnya setelah melihat kejadian di kantin tadi. Dia mengurung diri di dalam kamar karena moodnya berubah menjadi buruk secara tiba tiba.
"Ada apa denganku sejujurnya?? Kenapa aku tidak suka melihat Haruto bersama dengan gadis itu? Aku ini masih normal kan?" Monolog Jeongwoo yang entah berbicara pada siapa karena dalam kamar itu hanya ada dirinya seorang.
Tok tok tok
Ketukan pintu di kamarnya terdengar, membuat Jeongwoo yang tadinya tengah melamun memikirkan keanehan pada dirinya itu pun seketika tersadar. Dengan senyum miringnya lelaki dengan status alpha itu menatap pintu kamar bercat kan putih.
"Sudah ku duga, dia pasti tidak akan tahan mendiami ku. Itu pasti dia datang untuk menjelaskan semuanya," dengan percaya dirinya Jeongwoo berkata seperti itu dan lelaki manis pemilik mata serigala itu bukannya membukakan pintu justru malah menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya sendiri.
"Jewu! Oh tuhan, syukurlah kamu tidak kenapa kenapa. Aku pikir kamu tadi pergi dari kantin begitu saja setelah melihat Haruto bersama dengan gadis itu kamu akan melakukan hal nekat. Syukurlah kamu tidak kenapa kenapa,"
"JUNGHWAN? Kamu ngapain di sini?!" Jeongwoo bertanya dengan raut wajah terkejut.
Kepercayaan dirinya yang tadi sangat tinggi seketika menyusut detik itu juga saat yang datang bukanlah Haruto, melainkan sahabatnya.
"Aku khawatir sama kamu, dan ... Kenapa kamar kamu ini penuh feromon kamu yang menyengat? Kamu akan mengalami Rut Jeo?" Junghwan malah salah fokus dengan bau feromon Jeongwoo yang menguar dengan sangat kuat di kamarnya ini.
Dia bahkan lupa menanyakan tentang perilaku Watanabe yang terasa aneh tadi di kantin.
"Tanggal berapa sekarang?" Jeongwoo malah balik bertanya pada Junghwan.
"Tanggal 11, kenapa memang?"Dan Jeongwoo dibuat melotot setelah tahu jika sekarang adalah tanggal 11 yang artinya besok dia akan mengalami masa Rut untuk alpha nya.
"K-kamu besok Rut nya Woo?" Tanya Junghwan dengan hati hati saat melihat raut wajah Jeongwoo yang berubah terkejut.
"Iya, sebaiknya lu pulang aja Hwan. Gua mau sendirian di kamar ini, enggak baik buat Beta kaya lu lama lama di satu ruangan sama alpha kaya gua." ujar Jeongwoo seraya memalingkan wajahnya.
Junghwan yang melihat itu merasa tidak tega, "Tapi ... Gimana sama lu Woo? Terakhir kali lu Rut pas sebelum tahu siapa mate lu, lu bahkan sampai ngelukain diri lu sendiri buat nahan rasa sakitnya. Gua ... Gua panggilin Haruto aja ya Woo? Biar dia bisa nemenin lu dan lu enggak sampai ngalamin sakit yang parah kaya sebelumnya."
"Enggak, gua enggak mau. Gua masih normal Hwan. Jangan lakuin itu, mending lu pergi sekarang." usir Jeongwoo kembali membuat Junghwan menghela napas lalu perlahan dia keluar dari kamar milik Jeongwoo.
•••
Junghwan tidak tenang, dia terus memikirkan keadaan Jeongwoo yang besok akan mengalami Rut. Sebagai sahabat dia jelas tahu jika pemuda bermarga Park itu bahkan hampir membuat tangannya luka parah karena dia gigit untuk meredakan rasa sakit dari Rut yang dialaminya.
Dan jika menuruti kemauan pemuda Park itu untuk tidak menelpon Haruto adalah sebuah tindakan terbodoh yang akan dia sesali di masa depan. Jadi daripada dia menyesal lebih baik dia mencoba dan kena omelan Jeongwoo saja, yang penting sahabatnya itu mengalami Rut tanpa mencelakai dirinya sendiri.
Jadilah Junghwan mencari nomer telepon milik Haruto untuk memberitahu pria itu. Tidak sulit mendapatkannya karena pemuda itu terkenal karena ke ramahan-nya jadi cukup banyak orang yang memiliki nomernya.
Sambungan telepon pun terhubung, Junghwan langsung buru buru berkata.
"Watanabe, datang ke rumah Jeongwoo sekarang juga jika kamu memang menyayangi mate mu itu. Besok dia akan mengalami Rut dan aku sangat berharap jika kamu bisa menemaninya!" ucap Junghwan.
Haruto di sebrang telepon sana merasa bingung saat mendapati telepon yang memintanya untuk mendatangi Jeongwoo.
"Siapa? Bagaimana kamu bisa dapat nomer saya?"
Junghwan berdecak kesal mendengar pertanyaan Haruto.
"Tidak penting aku siapa, segera ke rumah Jeongwoo sekarang juga karena mungkin dia tengah mengalami masa pre-rut dan kamu sebagai alpha juga pasti tahu masa Rut adalah masa menyakitkan untuk alpha yang belum mendapatkan mate, dan sebaliknya untuk alpha yang sudah mendapatkan mate maka tidak akan terasa menyakitkan." ucap Junghwan panjang lebar dan setelahnya tidak terdengar jawaban apapun dari sebrang telepon sana.
"Halo? Watanabe kamu masih mendengar ku kan? Aku mohon datang dan temani Jeongwoo melewati masa rut-nya. Dia mate kamu kan?" Junghwan kali ini memohon, untuk sahabat nya Jeongwoo dia rela memohon padahal Haruto sebenarnya bisa dengan senang hati menemani Alpha-nya itu jika saja Jeongwoo tidak keras kepala dan terus terusan mengatakan jika pemuda itu masih straight.
"Dia tidak akan mau aku temani. Dan aku sudah berjanji untuk tidak menampakkan diriku di hadapannya. Dan maaf aku tidak bisa memenuhi permintaan kamu."
🦋T🐺B🦋C🐺
KAMU SEDANG MEMBACA
Saatus「 Hajeongwoo 」
FanfictionJeongwoo dan Haruto itu adalah musuh, dan status keduanya yang sama sama alpha membuat mereka sering memperebutkan posisi alpha terkuat namun takdir mempermainkan keduanya dengan hadirnya sebuah ikatan bernama Mate. "Dari sekian banyak Omega, kenapa...