「 Beş 」

1.7K 179 8
                                    

Ini mereka lucuu bngtt😭 btw maaf guys lebih dari dua hari aku tidak up wkwk Jangan lupa vote dan komen juseyoo, btw happy 1k viewss!!🎉🎉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini mereka lucuu bngtt😭 btw maaf guys lebih dari dua hari aku tidak up wkwk
Jangan lupa vote dan komen juseyoo, btw happy 1k viewss!!🎉🎉

•••

"Lo salah denger. Bukan, gue bukan mate lu!" ucap Jeongwoo dengan nada cukup kuat membuat beberapa orang yang memang masih berada di sana terkejut dan menoleh ke arahnya.

Melihat banyak pasang mata menatap ke arahnya membuat Jeongwoo merasa tidak nyaman dan berniat kabur, namun tangan Haruto dengan sigap menahan bahunya yang sayangnya itu bahu sebelah kiri di mana tanda mate milik Jeongwoo yang terluka akibat penolakannya sendiri.

"ARGHH! BANGSAT LEPASIN TANGAN LU!" Teriak Jeongwoo kesal, Haruto sontak melepaskan tangannya, lelaki itu menatap khawatir pada Jeongwoo dan berniat bertanya apa yang terjadi pada lelaki manis itu namun Jeongwoo keburu pergi dari hadapannya dengan motornya.

Haruto kini berbalik menatap Junghwan, dia akan mengejar Jeongwoo nanti setelah mendapat penjelasan dari Junghwan.

"Mau kemana lu Hwan?! Jangan kabur, gue butuh penjelasan lu." Ucap Haruto dengan nada tajam ketika melihat Junghwan yang akan pergi dari tempat itu.

"Apa yang mau di jelasin? Soal Jeongwoo? Iya dia emang mate lu! Dan tanda mate-nya dia ada tepat di bahu sebelah kirinya, apa yang lu lakuin sama sahabat gue Haruto? Gue tahu lu nggak suka sama Jeongwoo sampai sampai kalian setiap hari ribut bahkan lu sering gangguin dia. Tapi jangan bawa bawa masalah mate segala lah sampai sampai lu ngelakuin tahap pertama me-reject pasangan lu sendiri!" ucap Junghwan meledak ledak, yang Junghwan tahu reaksi dari marahnya Jeongwoo tadi bukan hanya karena Haruto adalah mate-nya, melainkan karena luka yang dia dapatkan di bahu kirinya. Terbukti dari raut wajah kesakitan yang berusaha Jeongwoo sembunyikan.

Haruto terdiam mendengar itu, dari baru sadar sekarang jika luka yang di dapatnya itu pasti karena ulah Jeongwoo. Tapi kenapa Jeongwoo bisa se-benci itu kepadanya sampai mau me-reject ikatan di antara mereka. Sebesar apa sejujurnya kesalahan Haruto pada pemuda manis itu?

"Kenapa lu diem?! Lu sebenernya udah tahu kan kalau Jeongwoo itu mate lu makanya lu reject dia. Percuma Har akting pura pura lu yang nggak tahu soal Jeongwoo mate itu itu nggak akan mempan di gue! Gue udah tahu semuanya. Lu ... Lu itu bener bener alpha bajingan!" Ucap Junghwan setelahnya lelaki itu langsung pergi dari hadapan Haruto.

Haruto tersadar setelah melihat Junghwan yang pergi begitu saja setelah mengatainya, tapi Haruto tidak perduli dengan pendapat lelaki bernama lengkap Park Junghwan itu. Dia akan mengejar Jeongwoo sekarang.

Jujur Haruto senang saat mengetahui jika Jeongwoo sungguhan adalah mate-nya namun di sisi lain dia sedih karena Jeongwoo menolaknya begitu saja tanpa alasan yang jelas.

•••

Doyoung mengernyit ketika melihat Jeongwoo yang baru datang dari luar, pakaian anaknya itu terlihat seperti pakaian yang sehabis main.

"Habis dari mana kamu Jongu? Mama bilang kamu di kamar tadi?"

Pertanyaan itu membuat Jeongwoo sontak menghentikan langkahnya, dengan gerakan perlahan dia menoleh ke arah samping tepatnya sang papa berada. Jujur dia tadi tidak melihat keberadaan papa nya yang sedang duduk di ruang tamu dengan laptop kerjanya itu karena dia masih emosi dengan pertemuannya tadi bersama Haruto.

"E-eh papa, malam ini papa lembur ya? Tumben sekali papa lembur di ruang tamu," Jeongwoo basa basi dengan cengiran khasnya.

Alis Doyoung terangkat sebelah, "Papa tanya sama kamu Jongu, habis dari mana kamu? Bukannya kamu di kamar tidur sejak sore tadi?"

Jeongwoo menelan ludahnya kasar, dia tidak mungkin jujur jika habis dari tempat balapan. Bisa bisa motornya kembali di sita seperti beberapa saat lalu.

"Jeongwoo! Mana donat pesanan mama?! Kamu lama banget belinya?!" Tiba tiba suara Yedam terdengar dari arah tangga.

Jeongwoo dan Doyoung sontak menoleh ke arah pemuda manis di tangga itu, Jeongwoo menatap bingung ke arah mamanya namun saat mendapati sinyal dari sang mama dia paham jika mamanya saat ini sedang membantunya.

"Eh ... Itu ma, toko donatnya sudah tutup, jadi aku langsung pulang karena mama bilang tidak mau donat lain jika bukan donat dari toko mamanya Junghwan." Jawab Jeongwoo dengan lancarnya, beruntung dia ini sering membuat sandiwara jadi mudah baginya untuk melakukan hal ini di tambah mamanya juga mendukungnya tadi.

"Oh beli donat, kenapa kamu nggak bilang sama papa tadi? Malah pas papa tanya kamu kaya orang gugup gitu, buat papa curiga aja," ucap Doyoung yang sepertinya percaya dengan sandiwara Jeongwoo.

"Hehe ya papa tadi ngagetin Jeongwoo sih, udah ya pa Jongu mau ke kamar dulu. Udah ngantuk banget," ucap Jeongwoo yang di angguki oleh Doyoung.

Ketika Jeongwoo tepat berada di tangga yang sama dengan mamanya, pemuda manis itu berbicara dengan nada berbisik.

"Terimakasih ma,"

"Iya, hitung hitung sebagai permintaan maaf mama karena sudah nampar kamu. Sana masuk kamar," Jeongwoo hanya mengangguk patuh mendengar itu.

•••

Setelah kepergian putranya, Yedam berniat pergi ke dapur untuk membuatkan suaminya ini kopi dan juga cemilan untuknya sendiri agar bisa menemani sang suami yang lembur namun tiba tiba saja bel rumah mereka di bunyikan cukup keras dan berulang ulang kali membuat niat Yedam urung untuk ke dapur dan jadilah dia yang pergi ke depan pintu rumahnya untuk melihat siapa yang bertamu semalam ini.

"Loh?! Haruto?" Yedam terkejut ketika mendapati anak dari pasangan Asahi dan Jaehyuk berada di depan rumahnya malam malam gini.

Haruto tersenyum canggung ketika yang membuka pintu adalah Yedam, "Tante ... Maaf ganggu malam malam, boleh Haruto ketemu Jeongwoo? Banyak hal yang mau Haruto omongin sama Jeongwoo."

Yedam tersenyum kecil mendengar itu, "Kamu sudah tahu ya kalau Jeongwoo itu adalah mate kamu?"

"Iya dan aku juga butuh penjelasan dari Jeongwoo kenapa dia sampai melakukan reject padaku!" Ucap Haruto yang membuat Yedam terkejut.

"Kamu bilang apa tadi nak? Reject? Jeongwoo melakukan itu padamu?" Tanya Yedam lagi

"Iya, Tante bisa lihat ini." Haruto membuka kancing kemeja atasnya, memperlihatkan tanda mate yang juga di milik oleh Jeongwoo dengan luka bakar yang mulai hilang, ini berkat ramuan yang di berikan Mashiho padanya.

Doyoung yang merasa istrinya terlalu lama untuk sekadar membuka kan pintu pun akhirnya menyusul. Dia menatap tajam pada Haruto yang dengan seenak jidatnya membuka pakaian di depan sang istri. Mode alpha posesifnya muncul.

"Ngapain kamu sama istri saya?!" Ucap Doyoung yang tiba tiba berada di depan Yedam menghalangi mata pemuda manis itu agar tidak mendapat pemandangan tubuh Haruto.

"Saya cuma mau ngasih lihat tanda reject yang sudah dilakukan anak om sama saya," jawab Haruto dengan raut wajah bingung karena Doyoung menatapnya tajam sekali.

Doyoung menghela napas lega mendengar itu, dia merilekskan wajahnya seketika.

"Dia mate nya Jongu Damie?"

"Iya, pa kita harus segera mengambil tindakan agar Jongu tidak melakukan reject untuk kedua kalinya. Kita harus membicarakan ini dengan kedua orang tua Haruto juga," ucap Yedam dengan nada yang terdengar khawatir.

"Baiklah, Haruto sebaiknya kamu pulang sekarang. Ini sudah malam, kamu bisa bertanya pada Jongu besok,"

Haruto kecewa karena tidak mendapat jawaban hari itu juga, namun dia memilih untuk menurut.

🦋T🐺B🐺C🦋

Saatus「 Hajeongwoo 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang