Jeano kini sedang mendekam dikamar, setelah tadi menghabiskan dua potong ayam goreng utuh kesukaannya.
Entahlah, dia juga agak bingung dengan nafsu makannya belakangan ini, setelah bangun tidur tadi pagi dia merasa pegal dan kelaparan.
Seperti telah tertidur lebih dari 12 jam."Bosan, tidak ada ponsel, tidak ada internet, hanya ada ps" gerutunya kesal
Dia terus berguling-guling dikasur luas miliknya.
Btw? Kenapa dia tak pernah melihat bundanya belakangan ini? Apa pekerjaan kantor sangat menumpuk? Well, yang ia tau bundanya memang penggila kerja, tapi bundanya kan asisten Alard, jika pria itu hampir tiap saat ada di mansion, lalu untuk apa bundanya dikantor?
"Apa pria itu memaksa bunda mengerjakan semua pekerjaannya? " pikir polos Jeano.
Dia terus berfikir random, sampai matanya menangkap sesuatu yang aneh dikaca pintu geser menuju balkon.
"Apa itu? Di jendela juga ada"
Penasaran, anak itu berjalan dengan kaki telanjang menuju pintu geser balkon.
Mulutnya membola saat melihat butiran salju turun dari atas langit."ANJING INDONESIA ADA SALJU
COK! " hebohnyaJeano keluar dari kamar, dia kini berada di balkon, untuk memastikan bahwa apa yang didepannya ini benar-benar salju.
"Keren banget anjir, baru kali ini gue liat ujan salju selama 15 tahun diindo" mata anak itu berbinar cerah.
Dia berjongkok, memainkan salju di hadapannya, membentuknya menjadi boneka kecil.
"Ini namanya Tarno, biar beda, kalau olaf udah sering soalnya" oceh nya entah pada siapa.
Anak itu terus bermain riang, tanpa peduli hidungnya yang sudah memerah karna udara terlampau dingin diluar.
"Hatchuh" Jeano mengusap hidungnya yang gatal, namun tak juga mampu menyurutkan niatnya untuk bermain salju.
Kapan lagi iya kan? Ada salju diindonesia, jika Jeano sedang memegang ponsel saat ini, dia pasti sudah mengabadikan momen ini, lalu memamerkannya pada keempat temannya.***
"Dad"
Alard yang tadi berkutat dengan beberapa berkas dimeja kerjanya langsung mengalihkan pandangan kearah pintu, disana berdiri Elnathan, ah sepertinya anak itu baru sampai di Mansion.
"Baru sampai? "
El hanya mengangguk singkat.
"Dimana Baby dad? Aku tadi ke kamarnya, tapi tak menemukan Jeano"
"Hah? "
Alard spontan langsung bangun, tidak ada Jeano? Bukankah dia meninggalkan anak itu tadi setelah tertidur?
Dengan terburu-buru kepala keluarga Xander itu berjalan kearah kamar anak bungsunya, benar, Jeano tak ada dikamar.
"BIMA! " Teriakan Alard membuat semua guard siaga.
Tak lama Bima masuk kedalam kamar dengan terburu-buru.
"Ada apa tuan? "
"Dimana putraku?! Aku memerintahkan mu untuk menjaganya sialan! " maki Alard.
Semua Guard yang berada diluar ruangan sontak menunduk takut.
"Saya berjaga didepan pintu kamar tuan muda dari tadi, dia tak meninggalkan kamar"