Malam pertama mereka tidak seperti orang-orang. Mereka tidur hingga pagi baru berkumpul lagi di depan halaman hotel.
"Mama sudah menyiapkan bulan madu ke hawai buat kalian," ucap Vansa mendesak.
"Nanti saja, Carlos banyak pekerjaan," sahut Carlos.
"Kamu bosnya! Libur dong baru tadi malam menikah masa mau kerja lagi!" protes Vansa gemas.
"Carlos ada janji meeting online jam sebelas siang," tutur Carlos.
"Kerja terus, nanti mama suruh Cakra hancurin perusahaan kamu baru tahu rasa!" sembur Vansa.
Ocean mengusap punggung mertuanya ini supaya lebih sabarc, dia tidak masalah liburannya gagal ke Hawai, toh dia juga saat ini sedang lelah.
"Mama maafkan kamu untuk hari ini. Ingat kamu harus perlakukan Osean dengan sangat baik. Awas aja kalau sampai kamu buat nangis," ucap Vansa.
"Ya, Ma," balas Carlos.
Ocean baru sadar jika semua mobil yang terparkir rata-rata berwarna hitam semuanya kecuali satu mobil berwarna merah menyala, ternyata keluarga suaminya ini pecinta warna-warna hitam, mungkin untuk meninggalkan kesan misterius.
Dia duduk dengan nyaman di dalam mobil sedangkan Carlos sudah membuka tabletnya dan mulai membaca email yang dikirimkan oleh karyawannya. Osean serasa tidak memiliki kegiatan yang lain selain memandangi jalanan.
Dalam beberapa hari, dia sudah resmi menjadi bagian dari keluarga Carlos.
"Kamu tidak boleh mengatakan kepada siapapun. Di mana tempat tinggal kamu. Jika ada yang bertanya, jawab saja di perumahan Green Leaf," ujar Carlos tanpa mengalihkan pandangannya dari tablet.
"Kenapa?" tanya Osean penasaran.
"Cukup lakukan saja," jawab Carlos.
Tanpa dikatakan pun Osean tidak akan mengingat di mana dirinya tinggal. Mobil berhenti di depan rumah berwarna hitam. Osean mengerjapkan matanya.
"Ini rumah atau apa? Kelam banget!" komentar Osean.
"Jangan berani menyentuh semua barang di rumah ini," ujar Carlos.
"Pelit," cibir Osean.
"Nia!"
Pelayan rumahnya berlari tergopoh-gopoh dan menunduk. Satu orang yang dipanggil tapi Nia menyeret lima pelayan wanita.
"Krisna akan menjelaskan semuanya dan antar Osean ke kamarnya. Siapkan kopi juga dan antar ke ruang kerja saya," perintah Carlos lalu melenggang pergi.
Osean mengepalkan tangan, dia menghela napas, dirinya tak boleh marah apalagi baru menikah satu hari. Dia akan berusaha memahami sikap suaminya itu.
"Namaku Osean, istrinya," ucap Osean menyapa mereka.
"Istri?" tanya Nia terkejut.
Osean mengangguk. Nia berbicara lewat isyarat mata dengan Krisna.
"Lala, ajarkan Nyonya membuat kopi untuk Tuan," perintah Nia tegas.
Wanita muda seumuran Osean itu mengangguk cepat dan menunjukkan arah dapurnya. Sedangkan Nia dan Krisna kalang kabut naik ke lantai dua, menyembunyikan semua foto wanita yang sangat dicintai tuannya.
"Kenapa kau tak menghubungiku lebih dulu," decak Nia.
"Aku lupa," sahut Krisna.
"Nyonya baru kita tak boleh melihat foto-foto atau jejaknya atau Nyonya baru itu bisa melaporkannya kepada Nyonya besar," ucap Nia gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mischievous Wife
Roman d'amour"Carlos! Kamu mau nikah gak sih sebenernya? Mama capek lihat kamu sendiri terus!" "Aku mau ke Jepang ada kerjaan. Mama cari aja calon istrinya." Keputusan yang salah menyerahkan titah tersebut kepada Sang Mama tercinta. Kepulangannya dari Jepang men...