9. break up

292 19 2
                                    

* * * * * *

Malam ini Eunchae sedang berada di meja belajar nya sambil merenung dikamar nya sejak dari tadi, dia sedang memikirkan apa yang terjadi disekolah nya tadi pagi.

Dia takut jika Niki akan marah pada nya karena Eunchae tidak menampakkan diri nya dihadapan Niki, pasti dia sangat khawatir. Tapi mau gimana lagi? Dia juga sudah sepakat dengan perjanjian yang diberikan Rei tadi pagi.

Tentu saja Eunchae akan menjalankan perjanjian nya, jika tidak pasti dia sudah habis ditangan mereka. Dia akan membuat alasan untuk menghindar dari Niki.

Ohiya, soal jungwon. Tadi pagi jungwon benar-benar mengantar Eunchae hingga kerumahnya. Walaupun sedikit canggung saat dijalan, tapi itu tidak masalah bagi mereka berdua.

Jungwon, dia lelaki yang manis bagi Eunchae, dan jika Jungwon tersenyum, dia benar-benar lucu dia juga memiliki lesung pipi. Pasti banyak yang suka dengan Jungwon, tentu saja. Dia orang nya ganteng, lucu, pintar, seorang ketua OSIS sekaligus ketua kelas dan ayah nya yang seorang kepala sekolah di sekolahan nya. Pasti hidup nya sangat bahagia.

Dia lebih lucu dari pada Niki yang tegas, dan dia tidak pernah mengeluarkan kelucuan nya sama sekali, seperti nya hidup nya dipenuhi oleh keseriusan.

Dia melihat kearah ponsel nya melihat kan beberapa pesan dan panggilan dari Niki, Eunchae tidak ingin menjawab pesan Niki, entah mengapa bahwa dia tidak cocok dengan seorang yang bernama Niki. Rei, kurasa Rei cocok dengan Niki.

"Andai saja aku punya pacar yang setia, atau Abang yang selalu mendengar keluh kesah aku" gumam nya yang menatap ke arah kosong kamarnya.

Dia sudah mengganti kata 'kakak menjadi kata Abang'. Karena saat dia sedang  berada di taman rumah sakit dia melihat seorang gadis kecil dan seorang kakak laki-lakinya, dan Eunchae mendengar kalo gadis itu memanggil Kakak nya itu dengan sebutan Abang. Eunchae pun mulai mengikuti kata yang diucapkan oleh gadis kecil itu.

Tok tok tok

Eunchae mengalihkan pandangannya ke arah luar kamar.

Terdengar suara bunyi pintu dari luar rumah, Eunchae pun sedikit berdecak kesal karena saat ada seseorang datang kerumahnya, karena sekarang sudah menunjukkan pukul 01:00, siapa yang datang diwaktu tengah malam begini? Eunchae pun bangkit dari kursinya dan berjalan kedepan untuk membuka pintu.

Saat Eunchae membuka pintu seseorang yang ada didepan rumah nya itu ambruk, Eunchae yang terkena ambrukkan itu pun meringis pelan. Karena tangan orang itu mengenai perutnya yang masih sakit.

"Bang Ruto? Lo Kenapa?" Tanya Eunchae yang panik saat melihat haruto yang lemas dan terdapat luka biru dan merah dibagian muka dan tangan nya. Haruto tidak menjawab dia hanya diam saja.

Eunchae pun langsung membawa haruto ke arah sofa yang terdapat di kamar nya dengan hati-hati, dia meletakkan haruto dengan hati-hati. Karena bisa saja dia yang terjatuh dan menimpa haruto.

"Bentar ya bang, Eunchae ambil obat dulu dibelakang" Eunchae pun pergi meninggalkan haruto yang tergeletak lemas disofa, entah apa yang terjadi pada haruto. Tiba-tiba saja datang kerumah orang sambil membawa luka yang terdapat di tubuhnya.

Tak berselang lama Eunchae pun datang dengan obat dan air dingin nya, dia pun duduk disamping haruto dan mengobati luka yang ada di muka nya.

Eunchae dengan hati-hati dia mengobati luka yang ada dimuka Haruto, karena bisa saja Haruto marah gara-gara perih.

"Bang kok lo bisa kek gini?"

Haruto yang mendengar suara, langsung menatap ke arah Eunchae yang sedang mengobati nya "ada orang yang gebukin gue dijalan"

Cinta Chaemura || Eunchae × NikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang