The Truth

823 94 10
                                    

🔹▫️🔹

Sasuke berdecak kesal kala pikirannya tidak bisa berhenti memikirkan range rover putih milik si Akasuna Sasori. Laki-laki semester terakhir itu menantangnya dan mengatakan akan memberikan range rover itu secara cuma-cuma. Tentu dengan syarat. Dan tidak berlakulah kata cuma-cuma itu.

Berpacaran dengan Hyuuga Hinata.

Kalimat itu terus berputar ditelinganya dan berdengung seperti kumbang musim semi. Dan Sasuke benci itu. Apalagi sedari dulu Sasuke mengincar mobil milik temannya itu.

Tapi Hyuuga Hinata? Sasuke bahkan tidak mengenal gadis yang berada di  fakultas terfavorit di campus tersebut. Kedokteran gigi, dan Sasuke harus berpacaran dengan salah satu mahasiswi paling rajin seantero campus. Ucapkan selamat tinggal pada menitipkan absen.

Dan disinilah Sasuke sekarang. Berdiri canggung hanya berdua dengan si Hyuuga Hinata, mahasiswi semester tiga fakultas kedokteran gigi.
Gadis itu terdiam dengan wajah meronanya sedari tadi, membuat Sasuke menebak kalau gadis pendiam itu diam-diam juga menyukainya. Baguslah, ini akan semakin mudah.

"Hyuuga, aku tidak akan berbicara panjang," Sasuke mengambil jeda sesaat sebelum melanjutkan kalimatnya. Kedua matanya menatap wajah adik tingkatnya itu dengan seksama, berusaha membangun rasa seolah-olah ia begitu menyayangi si gadis.

"Jadilah kekasihku," ucap Sasuke final.

Dan seperti dugaan pria jangkung itu sebelumnya. Wajah Hinata memerah dan spontan menunduk, menghindari tatapan intens si pangeran kampus. Ingin Sasuke berdecih muak, tapi itu akan membahayakan range rover incarannya kalau kalau Hinata menolak.

Dan Sasuke melihat dengan mata kepalanya sendiri, helaian segelap malam itu bergerak naik turun. Hinata mengangguk. Astaga, bayangkan wajah si Akasuna itu yang sebentar lagi akan kehilangan range rovernya. Sasuke menyeringai. Lalu menggandeng tangan berkeringat Hinata ke mobilnya. Ia akan pamer kekasih setelah ini.

Dan disinilah mereka berdua berakhir. Sebenarnya Hinata tidak terlalu nyaman berada di lingkaran kakak tingkatnya, tapi dengan sang kekasih di sampingnya itu sudah cukup.

"Jadi kau berhasil ya, Sasuke-kun?" tanya Ino dengan mengaduk jus melon miliknya.

"Tentu saja, aku sudah lama mengincarnya dan kesempatan datang begitu saja," balas Sasuke yang membuat Hinata langsung merona malu.

Sakura, Ino, Sasori, Naruto, Kiba dan Gaara langsung tertawa keras begitu melihat wajah memerah kekasih Sasuke. Mereka sadar bukan itu yang dimaksud bungsu Uchiha tersebut.

"Baiklah, karena Sasuke tidak menjomblo lagi. Aku traktir makan makan karena aku adalah sahabatnya. Nah, Hinata, jangan sungkan," ucap Naruto panjang sembari menaik-turunkan alisnya.

"Ah, terima kasih, Namikaze-senpai," balas Hinata tersenyum malu.

"Eits, panggil Naruto-kun saja."

Setelah acara penyambutan kekasihnya yang diwarnai dengan sedikit sentilan-sentilan kecil, Sasuke memutuskan mengantarkan Hinata pulang.

"Jangan, Sasuke-kun harus berputar arah. Ini masih sore kok, aku baik-baik saja," tolak gadis itu dengan halus.

Sasuke ingin sekali mengiyakan dan tidak berusaha membetah-betahkan dirinya dengan Hyuuga kikuk di depannya saat ini. Namun Sasori malah mengatakan batas waktunya adalah sampai libur musim dingin. Itu artinya ia akan menghabiskan sisa semester ini dengan si kikuk Hyuuga. Yang benar saja. Ingin Sasuke marah tapi Sasori malah mengingatkannya soal range rover. Aaaarrggghhh, mobil sialan. Apalagi dengan tambahan taruhan motor sport milik Naruto. Membuat Sasuke yang seorang Uchiha pun tidak bisa menolaknya.

Kenapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang