The Truth 2

619 90 9
                                    

Sasuke mengepalkan tangannya kuat-kuat saat netranya menangkap sosok Hinata yang berjalan melewatinya. Gadis itu benar-benar melupakannya. Ia bahkan tidak menoleh sedikitpun. Jangankan menoleh, melirik saja tidak.

Ingin rasanya Sasuke berbalik, mengejar Hinata, memeluknya erat, dan meminta maaf atas apa yang telah dia lakukan dan memintanya kembali. Namun ego Sasuke malah membuatnya melangkahkan kaki menjauhi Hinata. Benar-benar menjauhi karena ia memperlebar langkahnya.

Sampai di kelas pertamanya, Sasuke langsung duduk tanpa banyak bicara. Kelas Mrs. Anko, selalu menjadi kelas terbosannya.

Shikamaru yang memang sekelas dengannya menatap aneh pada primadona campus tersebut. Biasanya Sasuke akan melakukan tos ria dengan Gaara ataupun Ino. Tapi ini, mereka berdua pun hanya diam.

Shikamaru yang aslinya memang cuek pun memilih tidak peduli. Ia tetap mendengarkan penjelasan namun matanya tidak bisa lepas dari tatapan kosong Uchiha Sasuke.

'Ini menarik'

Sepulang dari kampus, entah bagaimana hujan tiba-tiba datang. Meskipun hanya gerimis, namun cukup untuk membuat pakaianmu basah. Hinata yang memang membawa payung langsung menerjang hujan sampai loby campus. Langkahnya terhenti karena seorang pria berdiri terdiam sembari menatap hujan yang kian deras. Sebenarnya Hinata bisa bersikap tidak peduli, namun itu bukanlah sifatnya.

"Senpai!"

Sebuah panggilan mengejutkan Shikamaru. Kepalanya menoleh, mendapati seorang gadis dengan rok putih dan kemeja baby blue dilapisi rompi rajut. Shikamaru ingat matanya. Dia adalah Hyuuga.

"Ingin menyebrang sampai halte depan?" tanya Hinata ramah, tersenyum sampai kedua matanya menyipit.

"Biar aku yang memegang payungnya," balas Shikamaru meraih payung hitam di tangan Hinata lalu melingkarkan tangannya sepanjang bahu kecil milik gadis itu.

Hinata tersentak namun kesadarannya segera kembali saat rangkulan tersebut mendorongnya berjalan. Melintasi gerbang campus, lalu berjalan sedikit sebelum menyebrangi jalan raya. Shikamaru tetap merangkul Hinata, melindungi gadis tersebut dari percikan air hujan.

Sasuke tidak bisa untuk tenang saat pemandangan panas tersebut tersaji di depannya. Rupanya Shikamaru tidak sepemalas yang ia kira. Tapi Uchiha tidak akan mengalah dengan mudah.

Menginjak pedal gas, Sasuke berlalu dari tempatnya dengan emosi yang mungkin saja sebentar lagi meledak kalau matanya terus mengawasi Hinata bersama koala pemalas itu.

"Terima kasih, payungnya!"

Hinata mengangguk, menerima payung hitamnya yang sudah dilipat oleh Shikamaru. Keduanya terdiam sembari menunggu bis umum. Hinata tidak bisa menahan senyum kikuknya saat dirinya ataupun Shikamaru ingin segera masuk bis, membuat keduanya bertabrakan di pintu masuk.

Lalu Shikamaru berdecak sembari tersenyum kecil dan mempersilakan Hinata masuk duluan. Keduanya duduk terpisah. Hinata harus kehilangan Shikamaru saat pria tersebut turun lima belas menit kemudian.

Esok harinya, Shikamaru terpaksa tidak mengikuti kelas pertamanya karena Sasuke langsung melayangkan bogem mentahnya ke rahang Shikamaru. Tentu saja pria pemalas itu terhuyung dan terjatuh. Belum sempat tubuhnya benar-benar bangun, Sasuke sudah kembali menerjangnya. Terpaksa dirinya melawan.

Saat keduanya berhasil dipisahkan oleh rekan rekan kelas, Shikamaru menelisik permasalahan apa yang terjadi diantara ia dan Sasuke. Dan ya, Hyuuga Hinata terlintas di kepalanya.

'sialan, pukulannya tidak main-main '

Shikamaru bangkit dan membalas tatapan remeh Sasuke. Ayolah, mereka sebentar lagi akan disibukkan dengan skripsi. Apa perlu bertengkar karena masalah seperti ini.

Kenapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang